Sampit (ANTARA) - Bupati Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Halikinnor meminta masyarakat ikut menjaga fasilitas penerangan yang juga menjadi salah satu ikon Kota Sampit, yakni Terowongan Nur Mentaya.
“Terowongan Nur Mentaya ini merupakan kebanggaan kita di Kabupaten Kotawaringin Timur, yang telah dikenal secara nasional, maka dari itu saya minta masyarakat juga ikut menjaganya,” kata Halikinnor di Sampit, Minggu.
Terhitung satu tahun berlalu sejak Terowongan Nur Mentaya yang berlokasi di Jalan Tjilik Riwut, Sampit, tersebut resmi beroperasi, tepatnya pada 10 Desember 2022 lalu.
Selama setahun terakhir proyek yang menghabiskan anggaran hingga Rp14,8 miliar itu beberapa kali mengalami kerusakan, mulai dari ornamen yang copot, hilang, patah, hingga lampunya yang padam.
Seperti yang terjadi Jumat (8/12) lalu, beberapa lampu di Terowongan Nur Mentaya padam disinyalir akibat tersambar petir. Pemerintah daerah melalui Dinas Perhubungan setempat pun segera melakukan perbaikan, sehingga lampu yang padam tersebut menyala kembali.
Namun, bukan berarti kerusakan akibat ulah manusia tidak pernah terjadi. Meski tak disebutkan secara jelas, Halikinnor hanya meminta masyarakat untuk turut menjaga aset daerah tersebut dari tangan jahil oknum tak bertanggung jawab.
Baca juga: KPU Kotim kampanyekan pemilu damai melalui jalan sehat
“Saya sudah menginstruksikan Dinas Perhubungan untuk memperbaiki lampu yang mati karena disambar petir. Kalau itu kan karena faktor alam yang memang tidak bisa kita prediksi, tapi jangan sampai ada masyarakat yang merusaknya. Jagalah, karena itu kebanggaan daerah kita,” pintanya.
Terowongan Nur Mentaya sebagai salah satu ikon kebanggaan Kotawaringin Timur telah membuat nama daerah ini semakin dikenal masyarakat luas.
Banyak wisatawan yang datang dari luar daerah sekedar untuk melihat kemegahan 172 tiang lampu hias yang berjejer di kawasan sepanjang 3 kilometer, tepatnya dari Bundaran Adipura Jalan Samekto sampai Stadion 29 November Jalan Tjilik Riwut.
Keberadaan Terowongan Nur Mentaya juga membuka pintu rezeki bagi banyak pelaku UMKM, khususnya di bidang kuliner. Kini kawasan tersebut telah disulap menjadi pusat kuliner malam yang menambah daya tarik Kota Sampit.
Dengan demikian, sudah seharusnya ikon tersebut dijaga bersama-sama, bukan hanya oleh pemerintah daerah tapi juga masyarakat. Supaya eksistensi Terowongan Nur Mentaya bisa bertahan lama dari generasi ke generasi.
Baca juga: Polres Kotim patroli skala besar antisipasi penjarahan TBS Kelapa Sawit
Baca juga: Ketua DPRD Kotim sarankan setiap OPD sediakan ruang UMKM di kantor
Baca juga: Ketua DPRD Kotim sarankan setiap OPD sediakan ruang UMKM di kantor