Pangkalan Bun (ANTARA) - Dinas Pertanian Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah, menyatakan pentingnya untuk segera dibentuk Asosiasi Petani Hortikultura di wilayah setempat.
"Hal itu, sebagai sarana komunikasi antar petani dan stake holder terkait untuk menjaga kestabilan harga produk hortikultura di Kabupaten Kobar," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kobar Kris Budi Hastuti di Pangkalan Bun, Jumat.
Kris mengatakan, terutama komoditas cabai dan bawang merah, termasuk komoditas hortikultura yang harganya sering bergejolak sehingga berkontribusi terhadap kenaikan laju inflasi daerah.
Dia menjelaskan, terkait harga cabai yang saat ini mahal, diperoleh informasi pemicunya adalah terganggunya produksi cabai akibat serangan penyakit, khususnya Jamur Antraknose (pathek) terutama menyerang pertanaman cabai yang sudah tua.
Baca juga: Sekda definitif diharapkan tingkatkan kinerja Pemkab Kobar
"Sehingga dengan adanya jamur tersebut suplai cabai baik cabai besar, cabai rawit maupun cabai keriting ke pasar ataupun konsumen menurun," jelasnya.
Kris mengungkapkan, pihaknya belum lama ini juga telah melaksanakan Rapat Koordinasi Gerbang Tabbe Cabai dan Bawang Merah Tahun Anggaran 2024.
"Tujuan dilaksanakannya pertemuan tersebut adalah untuk Evaluasi Kegiatan Pengembangan Budidaya Cabai dan Bamer tahun anggaran 2023, baik yang bersumber APBD maupun APBN, sekaligus sosialisasi kegiatan tahun anggaran 2024," ungkapnya.
Lanjutnya, dalam pertemuan tersebut, diperkenalkan pembuatan Fungisida JADAM Sulfur oleh Ir. Yahminto sebagai alternatif pengendalian berbagai OPT yang sering menyerang pertanaman cabai dan bawang merah.
Baca juga: Loka POM temukan 10.624 pcs kosmetik tanpa izin edar di Kobar
Baca juga: Disperindagkop kenalkan produk lokal Kobar di pameran INACRAFT 2024
Baca juga: Anggota Damkar Kobar ikuti kompetisi NFSC 2024 di Surabaya