Pemkab Barito Utara berupaya tingkatkan produksi cabai besar dan rawit
Muara Teweh (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, berupaya meningkatkan produksi dan usaha tani komoditas cabai besar dan rawit sebagai penyedia pangan dan membuka lapangan kerja bagi para pemuda dan masyarakat pedesaan.
"Sektor pertanian khususnya sub sektor tanaman hortikultura memegang peranan penting dan strategis dalam membangun perekonomian di daerah ini," kata Penjabat Bupati Barito Utara Muhlis pada tanam bersama cabai besar dan rawit dengan kelompok tani Rindu Alam Dusun Bayas, Kecamatan Teweh Tengah, Rabu.
Menurut dia jumlah bibit yang ditanam pada kegiatan tanam bersama yaitu untuk cabai besar sebanyak 5.000 bibit dan cabai rawit sebanyak 1.500 bibit yang ditanam pada luas lahan kurang dari 1 hektare dengan potensi produksi cabai besar sebanyak 10 ton per hektare dan potensi produksi cabai rawit sebesar 5-7 ton/hektare.
Dalam rapat tim pengendali inflasi daerah, katanya, beberapa komoditas hortikultura juga berkontribusi dalam pembentukan (IPH) indeks perkembangan harga salah satunya komoditas cabai.
"Saya mengharapkan kepada seluruh instansi terkait dan para insan pertanian agar berperan aktif untuk terus mengawal program pembangunan pertanian supaya bisa berjalan sesuai dengan apa yang kita harapkan yaitu swasembada pangan serta dapat mengendalikan inflasi," kata Muhlis.
Kepala Dinas Pertanian Barito Utara Sugeng mengatakan tanam bersama ini juga merupakan dukungan dan upaya peningkatan produksi di mana berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2023 konsumsi cabai rawit penduduk Barito Utara untuk satu orang sebesar 0,04 kilogram/minggu atau 2,08 kg/tahun sehingga kebutuhan konsumsi cabai kabupaten ini tahun lalu sebesar 334,05 ton.
Untuk produksi cabai rawit yang ada di Barito Utara adalah sebesar 90,402 ton sehingga terjadi kekurangan atau defisit sebesar 243,603 ton/tahun, sehingga harus ada upaya yang dilakukan baik oleh Dinas Pertanian dalam membangun sektor pertanian khususnya komoditas hortikultura.
"Tahun 2024 dilakukan peningkatan program sarana prasarana fisik antara lain adalah jalan usaha tani, irigasi tanah air dangkal, embung penampung air dan pengadaan alsintan, pengadaan benih hortikultura dan pengadaan pupuk nonsubsidi," ujar Sugeng.
"Sektor pertanian khususnya sub sektor tanaman hortikultura memegang peranan penting dan strategis dalam membangun perekonomian di daerah ini," kata Penjabat Bupati Barito Utara Muhlis pada tanam bersama cabai besar dan rawit dengan kelompok tani Rindu Alam Dusun Bayas, Kecamatan Teweh Tengah, Rabu.
Menurut dia jumlah bibit yang ditanam pada kegiatan tanam bersama yaitu untuk cabai besar sebanyak 5.000 bibit dan cabai rawit sebanyak 1.500 bibit yang ditanam pada luas lahan kurang dari 1 hektare dengan potensi produksi cabai besar sebanyak 10 ton per hektare dan potensi produksi cabai rawit sebesar 5-7 ton/hektare.
Dalam rapat tim pengendali inflasi daerah, katanya, beberapa komoditas hortikultura juga berkontribusi dalam pembentukan (IPH) indeks perkembangan harga salah satunya komoditas cabai.
"Saya mengharapkan kepada seluruh instansi terkait dan para insan pertanian agar berperan aktif untuk terus mengawal program pembangunan pertanian supaya bisa berjalan sesuai dengan apa yang kita harapkan yaitu swasembada pangan serta dapat mengendalikan inflasi," kata Muhlis.
Kepala Dinas Pertanian Barito Utara Sugeng mengatakan tanam bersama ini juga merupakan dukungan dan upaya peningkatan produksi di mana berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2023 konsumsi cabai rawit penduduk Barito Utara untuk satu orang sebesar 0,04 kilogram/minggu atau 2,08 kg/tahun sehingga kebutuhan konsumsi cabai kabupaten ini tahun lalu sebesar 334,05 ton.
Untuk produksi cabai rawit yang ada di Barito Utara adalah sebesar 90,402 ton sehingga terjadi kekurangan atau defisit sebesar 243,603 ton/tahun, sehingga harus ada upaya yang dilakukan baik oleh Dinas Pertanian dalam membangun sektor pertanian khususnya komoditas hortikultura.
"Tahun 2024 dilakukan peningkatan program sarana prasarana fisik antara lain adalah jalan usaha tani, irigasi tanah air dangkal, embung penampung air dan pengadaan alsintan, pengadaan benih hortikultura dan pengadaan pupuk nonsubsidi," ujar Sugeng.