Palangka Raya (ANTARA) -
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) berkolaborasi bersama Institut Pertanian Bogor (IPB) mengembangkan budi daya kepiting bakau (scylla serrata) dengan metode sylvofishery pada ekosistem mangrove.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Kalteng Darliansjah di Palangka Raya, Senin, menjelaskan, sebagai implementasi, pihaknya bersama tim dari IPB menggelar pelatihan dan pendampingan budidaya kepiting bakau dengan metode sylvofishery pada ekosistem mangrove di Desa Teluk Bogam Kecamatan Kumai Kabupaten Kotawaringin Barat.
"Kegiatan pelatihan budi daya kepiting bakau bertujuan memberdayakan masyarakat pesisir Kalimantan Tengah khususnya di Kotawaringin Barat melalui budi daya kepiting dengan system sylvofishery," terangnya.
Sylvofishery merupakan salah satu konsep dalam pengelolaan sumber daya pesisir yang mengintegrasikan konservasi mangrove dengan budidaya air payau.
Darliansjah mengatakan kegiatan ini sebagai dukungan terhadap komitmen Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di kawasan pesisir yang bekerja pada sektor kelautan dan perikanan.
"Harapan kami melalui kerja sama ini, masyarakat pesisir Kalimantan Tengah memiliki kemampuan untuk melakukan budi daya kepiting bakau dengan sistem sylvofishery, agar nantinya meningkatkan pendapatan sekaligus kesadaran terhadap potensi ekosistem mangrove," terangnya.
Kegiatan yang dimulai sejak 21 Juni 2024 ini diawali dengan pelatihan yang dilanjutkan dengan pendampingan budi daya kepiting bakau metode sylvofishery.
Kegiatan pelatihan dan pendampingan dilakukan melalui pemberian teori dan praktik langsung di lapangan, yaitu pembuatan pagar kepiting.
Dalam penyelenggaraan tersebut, Tim Dislutkan didampingi Tim Pemberdayaan Masyarakat dari FPIK IPB melibatkan masyarakat yang dibina, yaitu kelompok budi daya kepiting bakau Alam Indah Lestari Desa Teluk Bogam.
Kelompok ini diberikan bantuan berupa alat tangkap bubu sebanyak 10 buah untuk masing-masing anggota kelompok dan alat tangkap jaring untuk dipakai per kelompok.
Bubu digunakan menangkap kepiting, sementara jaring digunakan menangkap ikan sebagai makanan atau umpan kepiting yang dibudi daya.
Kepala Desa Teluk Bogam M. Yusran mengatakan, warganya sangat antusias dengan adanya kegiatan ini dan berterima kasih kepada jajaran Pemprov Kalteng.
"Teluk Bogam memang banyak terdapat kepiting bakau dan pesisir pantainya juga memiliki hutan mangrove yang cukup baik, sehingga cocok untuk budidaya kepiting sistem sylvofishery," ucapnya.
Ketua Tim Pemberdayaan Masyarakat FPIK IPB Sulistiono mengatakan salah satu model perikanan kepiting yang cukup baik adalah model sylvofishery.