SMPN 1 Sampit ajarkan peserta didik bangga berkebaya

id SMPN 1 Sampit ajarkan peserta didik bangga berkebaya, kalteng, Sampit, kotim, Kotawaringin Timur

SMPN 1 Sampit ajarkan peserta didik bangga berkebaya

SMPN 1 Sampit berupaya menanamkan rasa cinta peserta didik terhadap kebaya sebagai salah satu budaya Indonesia, Rabu (24/7/2024). ANTARA/HO-Normansyah

Sampit (ANTARA) - SMPN 1 Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah berupaya ikut andil dalam upaya melestarikan kebudayaan bangsa, salah satunya dengan mengajak peserta didik bangga mengenakan kebaya.

“Menanamkan rasa cinta terhadap kebudayaan perlu dilakukan sejak ini. Maka dari itu, kami berharap dapat menginspirasi anak-anak untuk mencintai kebaya sebagai salah satu kebudayaan kita,” kata Wakil Kepala SMPN 1 Sampit Yuli Karyati di Sampit, Kamis.

Ia menuturkan, pelajar merupakan generasi penerus bangsa yang tidak hanya diharapkan mampu membuat negara ini berdaya saing di kancah global saja, namun juga dapat melestarikan budayanya.

Budaya merupakan bagian dari jati diri bangsa, sehingga warisan ini diharapkan dijaga para generasi muda. Satu dari sekian budaya Indonesia yang penting untuk dilestarikan adalah kebaya.

Kebaya merupakan pakaian tradisional Indonesia yang memiliki berbagai nilai filosofis yang mengingatkan pada masa perjuangan wanita Indonesia.

Hal ini tak lepas dari peran RA Kartini, salah satu sosok pejuang kemerdekaan dan kedudukan kaum perempuan, yang semasa hidupnya sering mengenakan busana kebaya.

Kebaya juga telah ditetapkan sebagai busana nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 1972 tentang Jenis-Jenis Pakaian Sipil dan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2010 tentang Keprotokolan.

Salah satu cara SMPN 1 Sampit agar peserta didik, khususnya kalangan perempuan, bangga mengenakan kebaya adalah dengan menggelar fashion show busana kebaya.

Baca juga: Bawaslu Kotim tingkatkan kapasitas panwascam hadapi pemutakhiran data pemilih

“Kegiatan ini juga sebagai bentuk dukungan kami, karena pemerintah mencanangkan kebaya agar masuk dalam UNESCO dan ditetapkan sebagai warisan budaya dunia tak benda,” ucapnya.

Kegiatan ini juga dalam rangka untuk memperingati Hari Kebaya Nasional pertama yang jatuh pada 24 Juli 2024. Karena baru pertama kali, perlombaan digelar secara sederhana di halaman sekolah.

Namun, pihaknya tak menduga antusiasme peserta didik perempuan untuk mengikuti lomba kebaya cukup besar. Target awal hanya 100 peserta, tetapi yang mengikuti lomba lebih dari 200 orang.

“Anak-anak berusaha keras untuk menampilkan yang terbaik. Melihat antusias mereka ini menandakan bahwa mereka mencintai kebaya dan kita patut berbangga dengan itu,” tuturnya.

Salah seorang pelajar SMPN 1 Sampit, Mega Melati mengaku senang dengan adanya lomba kebaya yang digelar sekolahnya.

“Saya senang sekali ada lomba kebaya di sekolah ini. semoga ini bisa menginspirasi teman-teman agar mau mengenal dan mencintai budaya kita, termasuk kebaya,” ucapnya.

Ia secara pribadi mengaku menyukai kebaya, sebab menurutnya busana tersebut mampu melambangkan kesederhanaan, keanggunan, kelembutan dan keteguhan para perempuan.

Hal tersebut menjadikan perempuan Indonesia istimewa di mata dunia.

Baca juga: Optimalkan pelayanan kesehatan, Pemkab Kotim canangkan Posyandu ILP

Baca juga: Gerakan pangan murah untuk kendalikan inflasi di Sampit

Baca juga: Pemkab Kotim sosialisasikan perubahan Perda Pajak dan Retribusi Daerah