Sampit (ANTARA) - Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah menyambangi Bandara Haji Asan Sampit untuk berkoordinasi terkait beberapa hal sehubungan dengan aktivitas penerbangan setempat.
"Kunjungan ke Bandara Haji Asan Sampit untuk berkoordinasi sekaligus sangat berharap aktivitas penerbangan bisa berjalan lancar," kata Ketua Komisi VI DPRD Kotim Muhammad Kurniawan Anwar di Sampit, Selasa.
Dalam kunjungan KomisI VI DPRD Kotim itu pun disambut hangat oleh pihak Bandara Haji Asan Sampit, serta turut hadir perwakilan dari dua maskapai yang beroperasi di bandara setempat, yakni Maskapai Nam Air dan Maskapai Wings Air.
Adapun hal pertama yang dibahas dalam pertemuan tersebut ialah terkait rencana perpanjangan landasan pacu atau runway bandara. Berdasarkan keterangan pihak bandara, saat ini lahan untuk perpanjangan runway sudah klir dan telah dihibahkan oleh Pemkab Kotim kepada Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Hibah lahan tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepakatan antara Bupati Kotim Halikinnor dan Direktur Jenderal Perhubungan Kemenhub Maria Kristi Endah Murni pada 10 Juni 2024 lalu.
Akan tetapi, untuk bisa merealisasikan perpanjangan runway sebelumnya perlu dilakukan pemindahan gedung pertolongan kecelakaan penerbangan dan pemadam kebakaran (PKP-PK) yang saat ini masih dalam tahap usulan.
Posisi gedung PKP-PK saat ini berpotensi mengganggu manuver pesawat, apabila nanti bandara tersebut bisa didarati pesawat berbadan besar. Sedangkan, tujuan utama pengembangan landasan pacu adalah agar pesawat dengan kapasitas yang lebih besar bisa mendarat di Kotim.
"Agar pekerjaan berjalan cepat permohonan pemindahan gedung PKP-PK juga harus dipercepat, karena ketika pesawat besar masuk bandara, area apron atau parkir pesawat harus tersedia dan lokasi yang mau dimanfaatkan adalah di lokasi gedung PKP-PK tersebut," ujar Kurniawan Anwar.
Kemudian, pihaknya juga berkoordinasi dengan Maskapai Wings Air anak perusahaan dari Lion Air Group, terkait aktivitas penerbangan untuk rute Sampit-Surabaya yang diistirahatkan karena pesawat yang biasa digunakan sedang perawatan mesin atau maintenance.
Baca juga: Raperda RPJPD Kotim 2025-2045 disahkan
Pihaknya tidak bisa memaksakan pesawat untuk tetap beroperasi, mengingat perawatan mesin penting untuk menjamin keselamatan penerbangan. Namun, ia berharap ketika pesawat tersebut beroperasi kembali maka aktivitas penerbangan harus rutin dan tidak sering menunda penerbangan.
"Kami juga berharap harga tiket bisa lebih terjangkau. Dan solusi agar harga tiket bisa ditekan adalah dengan pesawat besar boeing 737-800 atau airbus 320, sehingga harga tiket bisa di tekan," kata Kurniawan Anwar.
Dirinya menyebut, DPRD Kotim juga menerima informasi dari pihak Maskapai Nam Air bahwa jadwal penerbangan rute Sampit-Jakarta untuk Agustus telah tersedia dan akan melakukan penerbangan setiap hari.
"Terkait hal itu, kami tekankan jangan sampai pesawat tidak jad terbang atau batal karena akan mengganggu aktivitas pengguna jasa penerbangan," imbuhnya.
Komisi IV DPRD Kotim juga desak pemerintah daerah untuk fokus dan selalu bersinergi dg pihak Bandara Haji Asan Sampit dan Kemenhub agar ketika ada kendala-kendala di lapangan dapat cepat diatasi.
"Kami dari DPRD dan Komisi IV akan terus memantau perkembangan Bandara Haji Asan Sampit. Kami ingin mengembalikan masa terbaik bandara satu-satunya di Kotim tersebut sebagai kebanggaan warga Kotim dan sekitarnya," demikian Kurniawan.
Baca juga: Teknokratik RPJMD Kotim 2025-2029 ditargetkan rampung akhir Juli
Baca juga: Pemkab Kotim evaluasi capaian pembangunan 2024
Baca juga: Sebanyak 20 SD Baamang ikuti gebyar merdeka pameran hasil karya