Pulang Pisau (ANTARA) - Manager PT Nagabhuana Aneka Piranti yang beroperasi di Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Joko Yulianto mengakui bahwa minimnya permintaan ekspor plywood selama dua tahun terakhir, membuat operasional perusahaan menjadi vakum dan terpaksa merumahkan ratusan karyawannya.
"Sudah dua tahun terakhir kita tidak ada order permintaan ekspor, praktis untuk produksi perusahaan tidak ada," kata Joko Yulianto di Pulang Pisau, Rabu.
Tidak adanya produksi yang dihasilkan akibat tidak ada permintaan ekspor ini, terang dia, membuat perusahaan ini hanya memperoleh pendapatan dengan mengambil jasa dari mesin-mesin pengolahan kayu yang digunakan oleh pihak luar. Jumlah karyawan yang pada tahun 2020-2021 sebelumnya mencapai 1.500 saat ini hanya berjumlah sekitar 80 karyawan untuk masih dipekerjakan menjaga aset-aset perusahaan.
Dirinya mengakui, minimnya order ekspor ini juga dipengaruhi oleh krisis global. Negara yang menjadi tujuan ekspor sebelumnya adalah Amerika Serikat. Namun setelah terjadi bencana Covid-19, permintaan terus menurun drastis ditambah kondisi perang di beberapa negara saat ini kemungkinan juga menjadi salah satu penyebab.
Tidak ada permintaan ekspor plywood ini juga membuat bahan baku sengon tidak bisa diolah perusahaan. Bahkan dari 400 hektare kebun sengon yang dimiliki perusahaan diantaranya telah dijual kepada pihak luar, sehingga kondisi saat ini sangat sulit bagi perusahaan untuk bisa membeli tanaman sengon milik masyarakat.
Terkait dengan produksi kayu yang masih diolah PT Nagabhuana Aneka Piranti dengan bahan baku non kayu sengon, dirinya mengungkapkan bahwa kayu olahan untuk veneer tersebut dilakukan oleh pihak ketiga karena perusahaan hanya menyediakan jasa dari mesin-mesin yang digunakan saja dengan bahan baku kayu kruing yang berasal dari Kabupaten Katingan dan Kabupaten Kapuas.
Baca juga: Kajari Pulang Pisau maksimalkan program jaksa jaga desa
Untuk itu, menurut dirinya, ada presepsi yang salah dari masyarakat, PT Nagabhuana Aneka Piranti telah mengantongi izin usaha industri dari Kementerian Kehutanan yang menghasilkan tiga produksi yaitu plywood, veener, dan kayu gergajian.
"Satu tahun ada target yang dicapai perusahaan seperti plywood mencapai 360 ribu M3, veneer 100 ribu M3, dan kayu gergajiaan 200 ribu M3," kata Joko Yulianto.
Dia pun memastikan semua dokumen kayu aman karena setiap kayu yang didatangkan melalui pencatatan dan pelaporan secara elektronik dalam pelaksanaan Penatausahaan Hasil Hutan (PUHH) untuk menjamin hasil hutan berasal dari sumber dan perizinan yang sah.
"Selain itu melalui Sistem Verifikasi dan Legalitas Kayu (SVLK) untuk memastikan kayu berasal dari asal-usul yang jelas," demikian Joko Yulianto.
Baca juga: Pemkab Pulang Pisau pertegas tanggung jawab sosial investor
Baca juga: Kadinkes: Dokter di Pulang Pisau wajib paham menatalaksana kasus stunting
Baca juga: Pj Bupati Pulang Pisau: Anak berkebutuhan khusus miliki hak sama
Berita Terkait
PLN berambisi menuju Net Zero Emissions pada 2060
Kamis, 19 September 2024 17:21 Wib
Pantau operasional perkebunan, PT Astra Agro luncurkan drone monitoring system
Kamis, 19 September 2024 16:43 Wib
PT Riung Mitra Lestari dukung Gerakan Nasional Lingkaran BPJS Ketenagakerjaan
Selasa, 17 September 2024 16:14 Wib
PT SLK dukung kemajuan pendidikan di Kalteng secara berkelanjutan
Jumat, 13 September 2024 14:47 Wib
Experience Off-Road School STSJ Yamaha, diharap lahirkan trainer off road Banua berkualitas
Kamis, 12 September 2024 14:08 Wib
Kebakaran Pos Bloc tak ganggu operasional PT Pos
Selasa, 10 September 2024 20:09 Wib
Posyandu binaan PT GSIP-AMR buka kelas balita kembangkan sensorik & motorik
Jumat, 6 September 2024 15:51 Wib
PT Unggul Lestari terima Penghargaan Kecelakaan Nihil dari Menaker RI
Kamis, 5 September 2024 14:29 Wib