"Kami baru saya melaksanakan edukasi serta praktik lapangan tentang penerapan PLTB dengan sasaran masyarakat dan pengelola produk teh karamunting tehnya PLTB," kata Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan DLH Kota Palangka Raya Yudo Asbela di Palangka Raya, Senin.
Dia mengatakan edukasi tersebut awal pelaksanaan PLTB pada akhir triwulan ketiga 2024 dan akan berlangsung pada akhir tahun pada masa anggaran 2024, khususnya pada rangkaian pelaksanaan program PLTB tahun ini.
"Dalam waktu dekat, kami berencana semakin melibatkan unsur masyarakat di setiap kelurahan di wilayah Kota Palangka Raya guna memperkuat implementasi program ini," katanya.
Dia mengatakan program PLTB sebagai solusi jangka panjang dalam mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Menurut dia, kolaborasi dengan masyarakat merupakan kunci keberhasilan program PLTB.
“Kami ingin setiap warga di seluruh kelurahan terlibat dalam program ini. Ini bukan hanya tentang menjaga lingkungan, tetapi juga menciptakan inovasi yang berdampak pada ekonomi masyarakat,” katanya.
Pihaknya berencana menggelar lebih banyak kegiatan pendampingan, edukasi, dan praktik lapangan bagi masyarakat di berbagai wilayah.
Dengan memperluas cakupan program, ia berharap, masyarakat dapat memanfaatkan limbah pembukaan lahan menjadi produk bernilai ekonomi, seperti Teh PLTB yang berasal dari daun karamunting.
“Kami optimistis, dengan keterlibatan seluruh lapisan masyarakat, program PLTB bisa menjadi solusi efektif dalam mengurangi karhutla dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata dia.
Penjabat Wali Kota Palangka Raya Hera Nugrahayu pada kesempatan sebelumnya menerangkan PLTB upaya alternatif bagi masyarakat yang ingin membuka lahan pertanian.
Baca juga: Pasar murah dinilai jadi solusi tepat bantu masyarakat
Dia mengatakan program PLTB dapat dilakukan secara manual maupun menggunakan teknologi. Cara itu lebih menguntungkan karena sisa-sisa pembersihan lahan dapat dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk.
Dengan demikian, pembukaan dan pengelolaan lahan tanpa bakar ini dapat diintegrasikan yang tujuannya untuk efisiensi dan optimalisasi.
"Pembukaan lahan yang dilakukan lebih ramah lingkungan dan tidak berpotensi menyebabkan kebakaran hutan dan lahan saat musim kemarau," katanya.
Dia berharap, melalui program PLTB itu, lahan tidur di Palangka Raya dapat dimanfaatkan secara optimal dan berimbang yang artinya pemanfaatan lahan harus bisa meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat serta tidak berdampak munculnya bencana karhutla.
Baca juga: DPKUKMP Palangka Raya gencar awasi distribusi elpiji subsidi di pangkalan
Baca juga: Satpol PP Palangka Raya diminta optimalkan pengawasan dan penegakan perda
Baca juga: Pj Ketua TP PKK Palangka Raya dikukuhkan sebagai Ketua Pembina Posyandu