Banjir tidak halangi pemungutan suara di Kotim

id Banjir tidak halangi pemungutan suara di Kotim, kalteng, Sampit, kotim, Kotawaringin Timur, pilkada kotim

Banjir tidak halangi pemungutan suara di Kotim

Kondisi TPS 18 di Kota Sampit yang terendam banjir pada hari pemungutan suara, Rabu (27/11/2024). ANTARA/HO-Warga

Sampit (ANTARA) - Salah satu tempat pemungutan suara (TPS) di Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah terendam banjir, meski begitu proses pemungutan suara tetap berjalan dengan lancar.

“Banjirnya mulai dini hari tadi, sekitar pukul 03:00 WIB, jadi kami tidak cukup waktu untuk merelokasi TPS. Tapi, proses pemungutan suara tetap berjalan aman dan lancar, tanpa kendala yang berarti,” kata Ketua KPPS TPS 18 Sigit Sugito di Sampit, Rabu.

TPS yang terendam banjir itu tepatnya berada di Jalan Walter Condrat utara atau warga setempat menyebutnya Jalan Padat Karya 1, Kelurahan Baamang Hulu, Kecamatan Baamang. Terdapat 364 Daftar Pemilih Tetap (DPT) di TPS 18 tersebut.

Sigit menjelaskan, malam sebelum pemungutan suara wilayah tersebut diguyur hujan dengan intensitas cukup tinggi ditambah adanya air pasang dari sungai sekitarnya, sehingga air tidak segera surut dan menyebabkan genangan dengan kedalaman 10-15 sentimeter dari permukaan tanah.

Pihaknya tidak menduga akan terjadi banjir, sebab dua hari sebelumnya wilayah itu juga diguyur hujan intensitas cukup tinggi namun tidak banjir. Sedangkan, banjir yang terjadi tepat pada hari pemungutan suara tidak memberikan cukup waktu untuk merelokasi TPS.

“Memang ada imbauan dari KPU maupun Bawaslu untuk relokasi TPS kalau terjadi banjir, tapi waktunya tidak cukup. Untuk bongkar pasang tenda saja butuh waktu satu sampai dua jam,” jelasnya.

Walaupun tidak direlokasi sepenuhnya, petugas KPPS setempat memindahkan bilik suara ke lokasi yang lebih aman untuk menghindari kerusakan pada surat suara saat warga melakukan pencoblosan.

Sementara, untuk kotak suara dan perlengkapan TPS lainnya, seperti kotak suara tetap berada di posisi semula agar bisa dipantau oleh pengawas maupun masyarakat.

Baca juga: Warga binaan Sampit senang tetap bisa salurkan hak pilih

Sigit menambahkan, sebenarnya KPPS setempat sudah berupaya untuk mengantisipasi dampak hujan dengan memindahkan lokasi TPS yang biasa digunakan ke lokasi yang sekarang. 

Disebutkan, lokasi TPS yang biasa ketika hujan dampak tempias atau percikan airnya cukup besar dan berpotensi membasahi surat suara dan perlengkapan di TPS.

“Kalau lokasi TPS yang lama memang tidak banjir, tapi kalau tiba-tiba hujan bisa basah semua, makanya kami mencoba mencari tempat yang aman yang penting dari pengawas, saksi maupun masyarakat bisa melihat secara langsung dan tidak ada yang bermain,” ujarnya.

Terlepas dari kondisi banjir, pemungutan suara dimulai tepat waktu dan seluruh prosesnya berjalan lancar.

Sigit justru berharap dengan kondisi ini wilayah tempat tinggalnya bisa mendapat perhatian lebih dari pemerintah daerah kedepannya terkait upaya penanganan banjir.

“Dengan kondisi ini kami berharap pemerintah daerah bisa memperhatikan lingkungan kami, karena di sini sudah 20 tahun lebih belum ada perhatian untuk lingkungan secara maksimal,” pungkasnya.

Salah seorang warga, Isman yang menyalurkan hak pilihnya di TPS 18 menyatakan tidak terlalu merasa terganggu dengan banjir yang terjadi. Ia bersama ratusan warga lainnya tetap datang ke TPS untuk bisa ikut memilih kepala daerah.

“Kalau memang sudah situasinya banjir ya mau bagaimana lagi. Kalau saya pribadi tidak terlalu mempermasalahkan, yang penting lebih hati-hati ketika membawa surat suara agar tidak jatuh ke air,” demikian Isman.

Baca juga: Kotim jadi incaran pengusaha kuliner nasional

Baca juga: Kompak serukan Kotim harus tetap kondusif

Baca juga: Pemkab Kotim siap bangun gudang logistik KPU