Dinsos Kotim evakuasi ODGJ terlilit kawat

id Dinsos Kotim, pemkab kotim, kalteng, Sampit, kotim, Kotawaringin Timur, odgj, sosial

Dinsos Kotim evakuasi ODGJ terlilit kawat

Seorang ODGJ di Kota Sampit dievakuasi dan dibawa ke RSUD dr Murjani Sampit untuk mendapat penanganan medis, Senin (15/9/2025). ANTARA/HO-Dokumentasi Pribadi

Sampit (ANTARA) - Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah mengevakuasi Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang sempat membuat ngeri sekaligus kasihan warga karena kondisi tangan yang terlilit kawat hingga mengalami infeksi dan pembengkakan parah.

“Untuk penanganan saudara Nurdin (nama ODGJ) ini pertama akan kami masukkan ke poli jiwa untuk obati dulu luka-lukanya, kemudian setelah 12 hari akan kami rujuk ke RSJ Kalawa Atei atau Panti JAM di Palangka Raya,” kata Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinsos Kotim Mahmudi di Sampit, Senin.

Sebelumnya, Minggu (14/9) sempat beredar di media sosial unggah warga mengenai ODGJ dengan tangan yang terlihat bengkak parah dan disebut mengeluarkan bau busuk yang membuat warga tidak nyaman sekaligus kasihan.

Si pengunggah pun meminta pemerintah daerah untuk segera memberikan pertolongan kepada ODGJ tersebut. Disebutkan pula, bahwa ODGJ itu sudah lama berkeliaran di sekitar wilayah Kecamatan Baamang.

Menindaklanjuti unggahan itu, Dinsos Kotim dibantu oleh petugas Satpol PP, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan dan Dinas Kesehatan melakukan evakuasi terhadap Nurdin di salah satu rumah kosong di Jalan Walter Condrat, Kecamatan Baamang.

“ODGJ ini memang sudah lama, makanya kemarin pas ramai di media sosial itu langsung kami cocokkan dengan data kami dan ternyata sama,” imbuh Mahmudi.

Ia melanjutkan, saat ditemukan kondisi Nurdin tersebut sangat memprihatinkan. Selain tangan kanan yang mengalami infeksi dan pembengkakan, juga terdapat rantai besi yang berukuran cukup besar di lehernya.

Nurdin tersebut tampak lusuh dan kotor dengan hanya mengenakan celana pendek selutut berwarna hitam, serta badan yang kurus kering.

Baca juga: Tiga kebakaran lahan dalam sehari di Kotim

Sebelum dievakuasi, petugas memberikan makanan dan rokok kepada Nurdin agar mau dibujuk dan dibawa ke RSUD dr Murjani agar bisa mendapat penanganan medis.

Rencana selanjutnya, Nurdin itu akan dirujuk ke RSJ Kalawa Atei atau Panti JAM di Palangka Raya untuk mendapat penanganan lebih lanjut terkait masalah kejiwaannya.

“Kalau berdasarkan data kami, sebenarnya Nurdin ini memiliki keluarga, tepatnya kakak. Namun, keterangan warga sekitar tidak ada yang mempedulikannya makanya Nurdin ini tinggal sendirian di rumah kosong,” lanjutnya.

Mahmudi juga membeberkan, berdasarkan data Kartu Keluarga (KK) Nurdin diketahui merupakan warga asli Kecamatan Baamang, kelahiran 1983. Nurdin memiliki seorang ibu dan kakak laki-laki.

Nurdin sudah pernah dievakuasi sekitar 2023 lalu. Saat itu, Nurdin mengalami luka karena jarinya terjebak pada cincin bearing motor dan harus dibantu petugas Disdamkarmat untuk melepaskan dan mengobati lukanya.

Setelah evakuasi pertama itu, Nurdin dikembalikan ke keluarga dan pihak keluarga menerima, tetapi diduga karena kewalahan untuk mengawasi akhirnya Nurdin dibiarkan berkeliaran lagi.

Hasil penelusuran pihaknya, rumah kosong yang ditinggali Nurdin selama dua tahun terakhir merupakan milik orang lain yang tidak ada jalinan kekerabatan dengan Nurdin. Rumah tersebut memang oleh pemiliknya tidak ditempati.

“Nurdin ini mengalami gangguan kejiwaan sudah lama, dari sebelum 2023. Ada yang bilang dia sempat terpapar obat-obatan terlarang sebelum mengalami gangguan jiwa,” bebernya.

Ia menambahkan, untuk penanganan ODGJ seperti ini memang perlu perhatian ekstra dari pihak keluarga untuk memastikan yang bersangkutan meminum obat secara rutin, sebab jika tidak maka gangguan saraf akan kembali terjadi yang berdampak pada kejiwaan.

Maka dari itu, saat evakuasi pertama pihaknya telah mendaftarkan Nurdin sebagai anggota BPJS Kesehatan agar bisa mendapat obat secara gratis. Namun, saat evakuasi kedua, pihaknya mendapati bahwa status keanggotaan BPJS Kesehatan Nurdin sudah tidak aktif.

Walaupun status keanggotaan BPJS Kesehatan Nurdin sudah kembali diaktifkan, namun ini tetap menjadi perhatian pihaknya. Karena biasanya, keaktifan BPJS Kesehatan menempel pada KK. Jika ada satu anggota tidak aktif berarti anggota lainnya di KK itu juga tidak aktif.

“Makanya kami bekerja sama dengan Panti JAM, tujuannya untuk memastikan ODGJ minum obat secara rutin, karena itu wajib dan di panti itu mereka akan diawasi betul-betul,” demikian Mahmudi.

Di sisi lain, salah seorang warga bernama Kardi menyebut Nurdin memang sudah lama berkeliaran di sekitar Jalan Walter Condrat, tetapi tidak pernah mengamuk atau mengganggu warga sekitar.

Adapun, kawat yang membelit tangan kanan Nurdin memang dilakukan secara sengaja oleh Nurdin sendiri. Warga sekitar sudah beberapa kali mencoba membujuk agar kawat itu dilepas, tapi Nurdin menolak.

“Walau ODGJ dia masih mengerti soal uang dan ketika diiming-imingi uang dia tetap tidak mau melepas kawat di tangannya, mungkin merasa keren. Syukurlah sekarang dia sudah dibantu oleh petugas. Semoga bisa mendapat pengobatan yang layak,” demikian Kardi.

Baca juga: BKSDA Sampit terima penyerahan bayi orang utan

Baca juga: Dekopinda Kotim minta pemda kawal tuntas realisasi plasma

Baca juga: Jadwal pengisian DRH PPPK paruh waktu Kotim diperpanjang


Pewarta :
Uploader : Admin 2
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.