Pemkab Kotim perkuat sinergi lintas sektor dalam penanggulangan penyakit

id pemkab kotim, penanggulangan penyakit, penyakit menular, wabup irawati, sampit, kotawaringin timur

Pemkab Kotim perkuat sinergi lintas sektor dalam penanggulangan penyakit

Wakil Bupati Kotim Irawati menandatangani komitmen bersama lintas sektor dalam penanggulangan penyakit menular dan penyakit tidak menular, Rabu (17/9/2025). (ANTARA/Devita Maulina)

Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah menggelar pertemuan koordinasi lintas sektor guna memperkuat sinergi dalam penanggulangan penyakit.

“Melalui kegiatan ini diharap dapat berkontribusi positif dalam pembangunan berwawasan kesehatan dan kabupaten sehat,” kata Wakil Bupati Kotim Irawati di Sampit, Rabu.

Kegiatan ini dilaksanakan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotim melibatkan seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) termasuk camat, kepala desa, lurah, organisasi profesi dan media. Bertempat di Aquarius Boutique Hotel Sampit.

Irawati menjelaskan, kesehatan masyarakat merupakan fondasi pembangunan daerah bahkan bangsa. Namun, yang masih menjadi tantangan besar, antara lain penyakit menular seperti tuberkulosis dan HIV/AIDS, penyakit tidak menular seperti hipertensi dan diabetes, serta masalah kesehatan jiwa yang seringkali masih dianggap tabu untuk dibicarakan.

Hal itu dikarenakan beberapa penyakit tersebut berkaitan erat dengan masalah ekonomi, pergaulan bebas, gaya hidup, tekanan hidup, stigma atau diskriminasi dan rendahnya kesadaran individu untuk hidup sehat.

“Karena itu, penanggulangannya tidak bisa hanya ditangani sektor kesehatan saja, tetapi dibutuhkan kepekaan dan keterlibatan semua pihak,” ucapnya.

Baca juga: KONI Kotim dukung Futsal Fasara Cup V untuk pembinaan olahraga

Kepala Dinkes Kotim Umar Kaderi menyampaikan, kegiatan ini sangat penting untuk bersama-sama menentukan strategi kolaboratif, komprehensif, terukur dan berkelanjutan dalam upaya penanggulangan penyakit dan upaya kesehatan jiwa.

“Kami menyadari, masalah kesehatan merupakan bagian hilir, sementara peran sektor lain merupakan bagian hulu yang dapat mencegah masalah kesehatan, termasuk pencegahan penyakit dan masalah kejiwaan,” sebutnya.

Ia menerangkan, pencegahan dan pengendalian penyakit merupakan rangkaian upaya terpadu untuk melindungi masyarakat dari ancaman kesehatan potensial, baik penyakit menular maupun tidak menular, termasuk masalah kesehatan jiwa.

Dengan tujuan mencegah timbulnya penyakit, mendeteksi secara dini, mengurangi penularan, dan mengelola dampak penyakit agar tidak meluas serta meningkatkan kesehatan masyarakat.

Kebijakan pemerintah pusat terkait kesehatan pada beberapa dekade terakhir adalah eliminasi atau pengurangan sampai angka terendah pada beberapa penyakit, diantaranya penyakit HIV/AIDS, tuberkulosis dan malaria.

“Alhamdulillah, Kotim telah mampu mengeliminasi penyakit malaria pada 2018, sehingga saat ini bisa fokus pada HIV/AIDS dan tuberkulosis untuk eliminasi paling lambat tahun 2030,” bebernya.

Umar juga menyampaikan data penyakit menular dan penyakit tidak menular yang terjadi di Kotim dua tahun terakhir, termasuk penyakit malaria yang walaupun Kotim sudah dinyatakan bebas malaria tetapi masih ada beberapa kasus yang terdeteksi.

Berdasarkan data Dinkes Kotim ditemukan kasus malaria pada 2024 sebanyak 5 kasus dan pada 2025 sebanyak 1 kasus, tetapi semuanya adalah kasus impor.

Kemudian, kasus tuberkulosis pada 2024 berjumlah 744 kasus dengan angka kesembuhan 89% dan 2025 sampai Agustus sudah ditemukan 506 kasus, sedangkan HIV/AIDS pada 2024 ditemukan 66 kasus orang dengan HIV (ODHIV) baru.

Lalu, semester satu tahun 2025 terdapat 51 ODHIV baru, sehingga otal odhiv yang ditangani atau diobati sampai dengan saat ini sebanyak 394 orang.

Kasus diare 2024 ditemukan sebanyak 1.594 kasus pada balita dan kasus seluruhnya 4.677 kasus pada semua usia. Adapun untuk tahun ini, tepatnya hingga Juni 2025 ditemukan sebanyak 965 kasus pada balita dan kasus seluruhnya 2.780 kasus.

Artinya ada peningkatan kasus diare di awal tahun ini. selanjutnya untuk orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang ditangani pada 2024 sebanyak 548 orang, sedangkan sampai dengan saat ini ODGJ yang ditangani sebanyak 599 kasus.

Untuk kasus pasung pada 2024 sebanyak lima orang, satu orang lepas pasung, satu orang meninggal. Adapun, pada 2025 ini ada tambahan dua orang yang dipasung, sehingga menjadi lima orang.

Berikutnya, untuk penyakit tidak menular terdapat hipertensi sebanyak 60.958 orang, diabetes melitus (kencing manis) sebanyak 5.092 orang, penyakit jantung koroner 465 orang, kanker payudara 15 orang, kanker servik 10 orang, kanker paru sebanyak 4 orang.

Penderita penyakit ginjal kronis yang cuci darah (hemodialisa) di RSUD dr Murjani Sampit sebanyak 61 kasus, di luar yang harus cuci darah di rumah sakit lain. Sedangkan yang meninggal dari 2019 hingga Agustus 2025 sebanyak 116 orang.

Kotim juga masih mempunyai kendala dalam penanggulangan penyakit lainnya, terutama dalam eliminasi penyakit filariasis atau kaki gajah, eliminasi penyakit kusta, penanggulangan demam berdarah, penyakit campak, dan capaian imunisasi.

“Semua hal tersebut sangat terkait erat dengan lingkungan, kesadaran dan partisipasi masyarakat,” jelasnya.

Baca juga: DPRD Kotim dukung Harhubnas sebagai momentum peningkatan transportasi

Baca juga: Usia 80 tahun, PMI Kotim bertekad terus berkembang

Baca juga: Bupati Kotim apresiasi dukungan insan perhubungan terhadap pembangunan daerah


Pewarta :
Editor : Muhammad Arif Hidayat
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.