Sampit (ANTARA) - Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah menyampaikan apresiasi tinggi atas upaya Perum Bulog yang terus maksimal dalam menyerap gabah hasil panen petani lokal.
“Kami sangat mengapresiasi perhatian Bulog dalam menyerap gabah hasil panen petani Kotim. Langkah Bulog ini sangat membantu agar hasil panen petani dapat tersalurkan dengan baik,” kata Ketua Komisi II DPRD Kotim Akhyannor di Sampit, Jumat.
Apresiasi ini lebih khusus ia sampaikan kepada Kepala Perum Bulog Kantor Cabang Kotim Muhammad Azwar Fuad dan Kepala Perum Bulog Kantor Wilayah Kalimantan Tengah Budi Sultika saat pertemuan Komisi II DPRD Kotim bersama Bulog Kotim dan Bulog Kalteng.
Dalam kunjungan itu, pihaknya juga membahas persoalan gudang penyimpanan Bulog di Kotim yang dinilai terlalu kecil untuk menampung gabah petani.
Terlebih Bulog Kotim saat ini menaungi tiga kabupaten sekaligus, yakni Kotim, Seruyan, dan Katingan, dengan gudang berstatus sewa.
Kondisi itu menyebabkan hasil panen petani Kotim tidak seluruhnya dapat terserap, terutama ketika panen di daerah lain lebih dulu berlangsung dan kuota serapan gabah sudah penuh.
“Harapan kami ke depan, Bulog bisa berdiri sendiri di masing-masing kabupaten. Jadi serapan di Kotim fokus untuk petani Kotim, begitu juga Seruyan dan Katingan. Dengan begitu tidak ada lagi hambatan karena kuota habis duluan,” ucapnya.
Baca juga: DPRD Kotim ajak teladani semangat pahlawan dalam jalankan tugas
Politisi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) ini juga mengungkapkan, dari pertemuan dengan Kepala Perum Bulog Wilayah Kalimantan Tengah lalu, bahwa Bulog Pusat siap membangun gudang penyimpanan asalkan pemerintah daerah dapat menyediakan hibah lahan.
Berkaitan dengan hal tersebut, menurutnya Desa Lampuyang, Kecamatan Teluk Sampit merupakan lokasi yang cocok untuk pembangunan gudang Bulog. Hal ini dikarenakan wilayah itu merupakan sentra pertanian serta dekat dengan fasilitas pengeringan (dryer) terbaru.
“Menindaklanjuti hal itu, kami langsung berkoordinasi dengan Pemerintah Desa Lempuyang. Hasil koordinasi kemarin, mereka menyatakan siap menghibahkan lahan seluas 1 hektare. Kini tinggal pemerintah daerah yang harus lebih aktif menindaklanjuti usulan tersebut,” bebernya.
Akhyannor juga mendorong agar pemerintah daerah menambah hibah lahan hingga 2–3 hektare, sehingga kapasitas penyimpanan lebih besar dan tidak lagi bergantung pada gudang sewaan.
Ia menambahkan, persoalan serupa juga dialami Bulog Kotawaringin Barat (Kobar) yang menaungi Lamandau dan Sukamara.
Oleh karena itu itu, ia menekankan pentingnya peran pemerintah daerah agar setiap kabupaten memiliki gudang Bulog sendiri sehingga penyerapan gabah petani tidak lagi terhambat.
“Kalau ada lahan hibah, Bulog Pusat bisa segera menambah gudang di Kotim. Selama ini mereka hanya sewa, jadi terbatas menampung gabah petani. Kalau berdiri sendiri, serapan bisa lebih lancar dan maksimal,” demikian Akhyannor.
Baca juga: Kenaikan harga makanan dan minuman picu inflasi di Sampit
Baca juga: DPRD Kotim usulkan pembangunan tempat multifungsi
Baca juga: Pengurus IKWI Kotim mulai bertugas
