Kuala Kapuas (ANTARA) - Bupati Kapuas, Kalimantan Tengah, Muhammad Wiyatno, mengaku prihatin sekaligus menyesalkan adanya kejadian dua korban kecelakaan lalu lintas yang diduga tidak mendapatkan pelayanan medis di Puskesmas Timpah, hingga videonya viral di media sosial.
“Apalagi ini sekelas puskesmas di kecamatan yang berada di pinggir jalan lintas,” tegas Bupati Wiyatno, di Kuala Kapuas, Jumat.
Usai mengetahui kejadian tersebut, Wiyatno langsung menginstruksikan Sekretaris Daerah beserta kepala dinas terkait untuk segera mengecek kondisi di lapangan.
“Ini sebenarnya tidak boleh terjadi. Masyarakat harus mendapat pelayanan terbaik, apalagi ini menyangkut kesehatan,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas, dr Tonun Irawaty Panjaitan, akan mengambil sikap tegas terhadap Kepala Puskesmas Timpah, apabila benar adanya.
“Rencananya besok saya mau ngecek ke sana,” kata Tonun Irawaty Panjaitan, saat dihubungi.
Kalau itu, sambungnya, memang benar seperti keterangan yang beredar di media sosial, sangat di sayangkan karena ini adalah pelayanan publik dan berhubungan dengan kemanusiaan.
“Dan kita akan ambil sikap tegas terhadap kepala Puskesmas yang menahkodai Puskesmss Timpah. Tetapi, kalau keterangan dari kepala puskesmas yang benar, kita akan bina untuk lebih bijak memanagemen pegawai,” katanya.
Berdasarkan keterangan kepala Puskesma Timpah, sebenarnya pada saat kejadian tersebut dua orang petugas Puskesmas yang jaga kebetulan keluar cari makan di pasar.
“Setelah itu pasien kecelakaan datang, setelah sampai di depan selasar rawat inap, dilihat oleh staf yang ada di rumah dinas sebelah gedung rawat inap, lalu dia membawa masuk pasien kecelakaan tersebut ke ruang IGD, kemudian baru datang petugas dua orang yang jaga itu,” demikian Tonun.
Sebelumnya, sebuah video yang memperlihatkan dua korban kecelakaan lalu lintas terbengkalai di Puskesmas Timpah, beredar di media sosial dan menimbulkan keprihatinan masyarakat.
Dalam rekaman yang viral tersebut, terlihat dua korban yang belum diketahui identitas berada di teras puskesmas, Jumat (3/10) sore sekira pukul 15.00 WIB. Salah satu korban terbaring di lantai dalam kondisi lemah, sementara korban lainnya hanya bisa duduk bersandar.
Ironisnya, saat tiba di fasilitas kesehatan itu, mereka tidak langsung mendapatkan pelayanan medis.
Alih-alih mendapat pertolongan, pintu puskesmas justru tertutup rapat dan diikat menggunakan seutas tali. Tidak tampak seorang pun tenaga medis di lokasi pada saat video direkam.
Aparat kepolisian yang mendampingi para korban masuk ke dalam puskesmas berinisiatif mengevakuasi keduanya ke dalam ruangan untuk mendapat penanganan lebih lanjut.
