Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah menyatakan komitmen penuhnya dalam mendukung pengusulan Mandau agar diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Dunia oleh UNESCO.
“Kami tentu sangat mendukung agar Mandau bisa diakui sebagai WBTB Dunia oleh UNESCO, sebagai upaya untuk menjaga eksistensi dan nilai filosofis mandau sebagai lambang kekuatan, kearifan, dan identitas suku Dayak,” kata Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Kotim Masri di Sampit, Jumat.
Hal ini ia sampaikan saat membuka acara Pameran Warisan Budaya Mandau Penyang Pambelum di Museum Kayu Sampit yang digelar selama dua hari, yakni 10-11 Oktober 2025.
Kegiatan ini merupakan inisiatif dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIII Kalselteng yang berada di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, serta berkolaborasi dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kotim.
Masri pun menyampaikan apresiasi kepada Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIII Kalselteng atas inisiatif dan dedikasi dalam penyelenggaraan pameran ini sebagai bagian dari upaya melindungi dan memajukan warisan budaya bangsa.
“Kegiatan ini merupakan bagian dari sosialisasi dan publikasi warisan budaya melalui event kebudayaan yang edukatif dan menginspirasi, sekaligus bentuk upaya untuk pengusulan Mandau sebagai WBTB Dunia yang perlu kita dukung bersama-sama,” ujarnya.
Ia melanjutkan, rangkaian kegiatan dalam pameran ini meliputi berbagai aktivitas yang melibatkan masyarakat dan pelajar.
Mulai dari diskusi kearifan lokal tentang mandau, lomba mewarnai dan workshop seni, serta penampilan berbagai sanggar seni dan musik yang menampilkan kekayaan budaya Kotim.
Semua kegiatan ini diselenggarakan sebagai sarana pembelajaran dan pengenalan nilai luhur kepada generasi muda. Melalui pameran ini, mendorong semangat perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan warisan budaya sebagai bagian dari pembangunan karakter bangsa.
Baca juga: DPRD Kotim: Pameran Mandau Penyang Pambelum bentuk pelestarian budaya
Dalam hal ini, Pemkab Kotim akan terus memberikan dukungan dan ruang bagi pelaku seni dan budaya untuk terus berkarya dan berkontribusi bagi kemajuan daerah.
“Semoga pameran warisan budaya ini dapat memberikan manfaat, menumbuhkan rasa cinta tanah air, dan menjadi inspirasi dalam upaya pelestarian nilai-nilai lokal di tengah perubahan zaman,” demikian Masri.
Ketua Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIII Kalselteng, Riris Purbasari menyampaikan, Kalimantan Tengah menyimpan kekayaan budaya yang sangat luas mulai dari cagar budaya, tradisi lisan, adat, istiadat, seni, manuskrip, hingga praktik budaya kontemporer.
“Dalam menjaga dan memajukan kekayaan budaya ini, kami memiliki tanggung jawab strategis sebagai fasilitator pelindung dan pengembang nilai-nilai kebudayaan daerah,” ujarnya.
Ia menyebutkan, salah satu warisan budaya yang dikenal di Kalimantan adalah Mandau.
Mandau ini dikenal bukan hanya senjata tetapi juga simbol kehormatan keberanian dan identitas masyarakat dayak. Dalam setiap bilahnya tersimpan cerita perjuangan kearifan lokal dan keindahan seni ukir khas Kalimantan Tengah.
Oleh sebab itu pameran warisan budaya yang bertema Mandau Penyang Pambelum ini dirancang untuk melestarikan memperkenalkan dan menghidupkan kembali pemaknaan Mandau sebagai warisan budaya yang diwariskan turun-temurun.
Melalui rangkaian kegiatan pameran workshop, talk Show dan pentas budaya masyarakat diharapkan dapat memahami bahwa Mandau bukan sekedar benda tetapi jiwa dari kebudayaan Dayak yang layak untuk dijaga keberadaannya di tengah modernisasi.
“Kebetulan ada rencana strategis dari Pemerintah Republik Indonesia untuk melakukan pengusulan Mandau sebagai WBTB Dunia,” bebernya.
Namun, hal itu baru dalam tahap penyusunan pengajuan sehingga nantinya perlu dukungan dan bantuan dari semua pihak untuk bisa mewujudkan dan membawa Mandau itu sebagai warisan budaya tak benda peringkat dunia.
“Mudah-mudahan pameran ini sekaligus menjadi wadah bagi masyarakat untuk bersama-sama mendukung pengajuan Mandau sebagai Intangible Culture Heritage yang diakui oleh UNESCO. Dukungan kita semua tentu akan sangat berarti dalam proses tersebut,” demikian Riris.
Baca juga: Satu lagi jenazah ditemukan di perairan Ujung Pandaran
Baca juga: Diskominfo Kotim berkomitmen tingkatkan kualitas jaringan telekomunikasi
Baca juga: Pengisian jabatan kosong di Pemkab Kotim ditargetkan selesai Desember
