Palangka Raya (ANTARA) - Pergelaran Festival Anak Sabangau (FAS) 2025 yang dilaksanakan Yayasan Borneo Nature Indonesia (YBNI) menjadi ajang edukasi bagi anak-anak tentang manfaat dan pentingnya peran setiap indivudi dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata, Disbudparpora Kota Palangka Raya Cecilia Kristina Myra Minggu menyambut baik Festival Anak Sabangau yang dipusatkan di Objek Wisata Air Hitam, Kereng Bangkirai, kawasan Sungai Sabangau.
"Festival Anak Sabangau yang dilaksanakan BNF Indonesia sangat baik sebagai upaya meningkatkan kepedulian anak dalam pengelolaan lingkungan," katanya disela pembukaan FAS 2025.
Melalui acara ini, pihaknya berharap nilai-nilai positif dalam keterlibatan untuk menjaga lingkungan dapat tertanam pada anak. Sehingga nantinya, akan semakin tumbuh kesadaran pentingnya mengelola dan melestarikan lingkungan.
"Harapannya, ke depan kegiatan ini akan terus terlaksana karena kami juga memiliki keterbatasan dalam menjangkau dan mengedukasi anak," katanya.
CEO YBNI Anton Nurcahyo mengatakan, kegiatan yang mengusung tema “Kalawa Bara Himba” ini terinspirasi dari peristiwa kebakaran lahan gambut seluas 196.986 hektare serta lahan non-gambut seluas 133.876 hektare dan menjadi kebakaran terparah 10 tahun lalu.
“Ini menjadi pengingat betapa rentannya ekosistem hutan serta pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga dan melindungi hutan," katanya.

Anton menerangkan, alasan tersebut yang menjadi inspirasi YBNI melalui FAS terus menggelorakan semangat pelestarian lingkungan sekaligus mengenang kembali peristiwa bencana kebakaran itu melalui cara yang bersifat edukatif dan Inspiratif.
Dia menambahkan, Festival Anak Sabangau juga sebagai bentuk tanggung jawab BNF dalam mengelola dan melestarikan lingkungan secara berkelanjutan. Upaya pengelolaan dan pelestarian lingkungan ini harus ada yang meneruskan nantinya.
"Maka, tanggung jawab pengelolaan lingkungan menjadi tanggung jawab kita dan semangat itu harus kita teruskan kepada anak-anak kita, selaku generasi penerus masa depan," katanya.
Koordinator Edukasi BNF Indonesia, Agus Damanik menerangkan, tema “Kalawa Bara Himba” mengandung filosofi mendalam yang merekonstruksikan makna “Cahaya”, dimana cahaya api kebakaran menjadi cahaya harapan yang terpancar dari semangat anak-anak, pemuda serta pemudi dari seluruh peserta edukasi.
Cahaya tersebut menjadi simbol harapan, pengetahuan, dan keberlanjutan yang tumbuh dari generasi muda Sabangau untuk masa depan hutan yang lebih lestari.
"Sementara pada hari ini ada sekitar 60 anak binaan kami yang terlibat dalam FAS 2025. FAS sendiri telah dilaksanakan sejak 2016 ini," kata Agus.
Pada acara itu, para peserta menampilkan sejumlah aktivitas seperti tarian giring-giring, temu wicara, pameran foto dokumentasi, pojok bermain anak, membuat kriya, menari manasai, pembubuhan cap tangan dan penampilan drama anak bertema lingkungan.
Baca juga: DPRD apresiasi BNN Palangka Raya perkuat deteksi dini, cegah pelajar terlibat narkoba
Baca juga: DPRD minta SPPG taati kebijakan pemerintah dalam pengelolaan limbah MBG
Baca juga: DPRD Palangka Raya sebut pelaku usaha lokal jadi motor kemajuan pariwisata
