Sampit (ANTARA) - Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah Halikinnor menyebut anggota Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) merupakan aset yang sangat berharga dan diharapkan terus menjadi mitra strategis bagi pemerintah daerah.
“Pengalaman panjang, dedikasi, serta kearifan para anggota PWRI merupakan aset yang sangat berharga bagi pemerintah daerah. PWRI diharapkan dapat memberikan saran, masukan, dan teladan bagi ASN yang masih aktif di Bumi Habaring Hurung ini,” kata Halikinnor di Sampit, Rabu.
Hal ini ia sampaikan pada acara puncak perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-63 PWRI yang digelar di aula rumah jabatan bupati Kotim. Acara ini turut dihadiri oleh Ketua PWRI Kalteng, Pj Sekda Kotim dan unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD).
Acara yang mengusung tema Dengan Semangat Merah Putih, PWRI Tingkatkan Persatuan dan Kesatuan untuk Mewujudkan Kesejahteraan Lansia Menuju Indonesia Emas berlangsung cukup meriah dan penuh suka cita dari para pensiunan ASN.
Dalam kesempatan ini Halikinnor menyampaikan apresiasi terhadap peran PWRI. Ia menegaskan bahwa meskipun telah purna tugas, PWRI memiliki peran penting dalam menjaga semangat pengabdian.
Rangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan PWRI Kotim selama ini pun dinilai menunjukkan bahwa meskipun sudah purna tugas, PWRI masih berdaya guna bagi anggota maupun bagi masyarakat sekitarnya.
Orang nomor satu di Kotim ini pun mengajak para pensiunan untuk tetap aktif, bahagia dan produktif.
“Semoga di usia yang semakin matang ini, PWRI terus menjadi wadah yang solid, produktif, dan inspiratif bagi para pensiunan ASN untuk tetap berkontribusi nyata dalam pembangunan daerah,” pungkasnya.
Ketua PWRI Kotim, Sugian Noor menyampaikan bahwa PWRI merupakan wadah bagi pensiunan ASN yang akan tetap berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sejak resmi dibentuk pada Oktober 2024 lalu, organisasi yang dipimpinnya sangat aktif dan berupaya keras untuk tetap berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat.
“Usia boleh bertambah, namun semangat pengabdian dan cinta tanah air tidak pernah pudar. Justru usia yang semakin matang ini PWRI harus menjadi teladan bagi generasi muda dalam hal disiplin, kejujuran, dan semangat gotong royong,” ucap Sugian Noor.
Kantor PWRI Kotim disebut tidak pernah sepi dari kegiatan. Kegiatan rutin yang terjadwal antara lain, senam lansia setiap Jumat, Posyandu lansia, peringatan hari kelahiran anggota setiap bulan.
Baca juga: Bupati berharap kontingen Kotim ukir sejarah di Pesparani Kalteng
Lalu, paduan suara ibu-ibu setiap Selasa, kegiatan tafsir Qur'an setiap Rabu, tauhid fiqih setiap Senin dan khotmil Qur'an dua kali sebulan. Tak hanya itu, ia juga menyampaikan rencana program PWRI Kotim untuk tahun mendatang.
“Rencananya pada 2026 kami akan membentuk ranting-ranting PWRI tingkat kecamatan, untuk itu kami memohon dukungan, khususnya dari pemerintah daerah,” lanjutnya.
Sebelum melaksanakan perayaan puncak ini, Sugian Noor menyebutkan ada beberapa rangkaian acara yang telah digelar untuk menyemarakkan HUT ke-63 PWRI, antara lain senam lansia secara massal, jalan sehat, lomba memasak dan bakti sosial berupa pembagian makanan ke panti asuhan.
PWRI Kotim juga telah melaksanakan anjangsana ke PWRI Kalteng, sekaligus darmawisata untuk menjalin silaturahim antar anggota.
“Semua kegiatan bertujuan untuk menjalin silaturahim, meningkatkan keimanan, dan menjaga kesehatan agar para pensiunan tetap mandiri, berdaya guna dan tidak menjadi beban bagi orang lain,” tandasnya.
Ketua PWRI Kalimantan Tengah Sipet Hermanto menyampaikan apresiasi luar biasa terhadap PWRI Kotim yang tergolong sangat aktif.
Menurutnya hal ini merupakan suatu prestasi yang patut dibanggakan, karena menunjukkan semangat dari para pensiunan ASN untuk tetap berdaya guna meski usia tak lagi muda.
“Tentunya hal ini tak lepas dari dukungan pemerintah daerah, khususnya Bupati selaku pembina PWRI. Perhatian dari kepala daerah memang sangat kita butuhkan untuk keberlangsungan organisasi,” ucapnya.
Disamping itu, ia juga menyampaikan tiga arahan penting dari Ketua Umum PWRI Pusat yang perlu diketahui oleh seluruh bagian PWRI se-Indonesia.
Pertama, peningkatan pembinaan spiritual keagamaan: Pengurus dan anggota PWRI diminta untuk meningkatkan pembinaan spiritual keagamaan sebagai wujud syukur atas rahmat Sang Pencipta.
Kedua, pemutakhiran data anggota. Secara nasional, anggota PWRI berjumlah kurang lebih 3 juta orang, khususnya di Kalimantan Tengah ada sekitar 23.000 anggota.
PWRI pusat menginstruksikan untuk dilakukan pendataan ulang (pemutakhiran) anggota melalui kerjasama dengan pemerintah daerah dan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, khususnya yang berkaitan dengan ASN menjelang pensiun.
Ketiga, pengembangan sekolah lansia atau gantari. PWRI provinsi maupun kabupaten/kota diminta untuk mengembangkan dan menyelenggarakan sekolah lansia.
Oleh sebab itu, pengurus PWRI provinsi maupun kabupaten/kota diminta mengirimkan perwakilan untuk mengikuti Training of Trainers (ToT) di pusat.
“Saat ini, di Kalimantan Tengah yang ada sekolah lansia baru di PWRI Gunung Mas, kami berharap selanjutnya PWRI Kotim dapat segera menyusul,” demikian Sipet.
Baca juga: Harga tiket pesawat dari Sampit diskon 13 persen jelang Nataru
Baca juga: DPRD Kotim dukung penerapan sanksi adat bagi gembong narkoba
Baca juga: Pemkab Kotim upayakan percepatan penginputan data stunting
