Sampit (ANTARA) - Kabar gembira bagi masyarakat Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah karena menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026, ada dua program bantuan pangan yang digelar dalam rangka stabilitas harga pangan, yakni bantuan pangan Presiden dan pasar murah dari Gubernur Kalteng.
“Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengantisipasi lonjakan harga pangan jelang Nataru, sekaligus pengendalian inflasi, di mana Gubernur meminta agar kegiatan ini dilaksanakan lima hingga enam kali dalam setahun,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kotim Rody Kamislam di Sampit, Sabtu.
Kegiatan ini menciptakan dua lapis pertahanan untuk menjaga daya beli masyarakat dan menekan laju inflasi, khususnya dalam menghadapi momentum penting seperti Nataru.
Khusus untuk Pasar Murah dari Provinsi, Kotim mendapatkan alokasi total 23.000 paket. Nilai paket tersebut awalnya Rp150.000, yang disubsidi oleh Pemerintah Provinsi sebesar Rp135.000, sehingga masyarakat menebusnya hanya dengan Rp15.000.
“Namun, ada kabar baik bagi penerima, karena pada acara launching tadi Gubernur memerintahkan untuk paket murah tersebut digratiskan, ditanggung oleh Pemprov, sehingga harapannya bisa membantu masyarakat berpenghasilan rendah di seluruh kabupaten/kota di Kalteng,” tuturnya.
Mengenai stabilitas harga jelang Nataru, Rody memastikan pemantauan intensif terus dilakukan. Setiap awal pekan, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kotim selalu melakukan zoom meeting untuk memantau perkembangan harga-harga yang ada di Kotim, khususnya Kota Sampit.
Ia menambahkan harga pangan saat ini tergolong stabil, meski ada beberapa komoditas yang mengalami deflasi seperti ayam ras. Pemerintah juga memberikan atensi khusus pada kebutuhan pokok seperti beras, telur, ayam, cabai, dan bawang.
“Koordinasi berkaitan dengan arus transportasi terus kita pantau dan cuaca juga seperti apa kondisinya. Ini semua akan kita laporkan pimpinan, kita koordinasikan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak kita inginkan,” pungkasnya.
Pelaksanaan program bantuan pangan dari Presiden dan pasar murah dari Gubernur Kalteng ini tak lepas dari peran Badan Urusan Logistik (Bulog) sebagai penyedia komoditas yang diperlukan.
Baca juga: BPBD Kotim: Warga Satiruk diduga diterkam buaya
Kepala Perum Bulog Kantor Cabang Kotim, Muhammad Azwar Fuad, menyampaikan pihaknya telah menyiapkan sekitar 410 ton beras untuk pelaksanaan kedua program tersebut yang sebenarnya sudah berjalan secara paralel, hanya saja untuk seremonial peluncurannya baru dilaksanakan.
“Untuk bantuan pangan dari Presiden sebenarnya sudah paralel kami salurkan, progresnya saat ini kurang lebih sudah 45 persen. Selanjutnya, untuk pasar murah dari Gubernur ini sudah tahap kedua, sedangkan tahap satu sudah selesai,” bebernya.
Ia melanjutkan, untuk program bantuan pangan dari Presiden, Kotim mendapat alokasi 17.000 paket. Setiap KPM akan menerima alokasi selama 2 bulan, dengan jumlah bantuan yang diterima per bulannya adalah beras 10 kg dan minyak goreng 2 liter.
Kemudian, untuk pasar murah dari Gubernur Kalteng, Kotim mendapat alokasi sebanyak 23.000 paket yang berisi 5 kg beras, 2 liter minyak goreng dan 1 kilogram gula pasir.
Khususnya, untuk program bantuan pangan dari Presiden penerimanya diatur berdasarkan Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) dan untuk Kotim tercatat ada 17.024 Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
Sementara, untuk pasar murah tidak ada data sasaran secara khusus, namun diutamakan warga yang berpenghasilan rendah, sehingga dalam hal ini pemerintah kecamatan berperan penting dalam menentukan warganya yang dapat kesempatan berbelanja di pasar murah.
“Untuk bantuan pangan Presiden kemungkinan pertengahan Desember sudah selesai, karena sebagian kecamatan, terutama di wilayah hulu sudah kami salurkan, tinggal wilayah tengah ke hilir. Sedangkan, untuk program yang dari Gubernur sambil kami koordinasikan, tapi khususnya hari ini ada 500 paket yang disalurkan,” lanjutnya.
Fuad menambahkan, dengan banyaknya bantuan yang disalurkan, baik dari Presiden maupun Gubernur, secara otomatis akan mengurangi permintaan beras di pasaran, sehingga pada akhirnya akan membantu menstabilkan harga sembako, khususnya beras.
Baca juga: Kotim juara dua MTQH XXXIII Kalteng
Baca juga: BNNP Kalteng sarankan tes urine bagi calon siswa baru
Baca juga: Dinas SDABMBKPRKP Kotim optimistis proyek fisik selesai tepat waktu
