Disdik Kotim dorong peningkatan kompetensi guru berbasis Smart School

id Disdik Kotim, kalteng, Sampit, kotim, Kotawaringin Timur, smart school, edie sucipto

Disdik Kotim dorong peningkatan kompetensi guru berbasis Smart School

Disdik Kotim gelar kegiatan Peningkatan Kompetensi Guru Berbasis Smart School, Selasa (25/11/2025). ANTARA/HO-Disdik Kotim

Sampit (ANTARA) - Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah terus mendorong peningkatan kompetensi guru seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, salah satunya melalui Peningkatan Kompetensi Guru Berbasis Smart School.

“Guru profesional tidak hanya hadir untuk mengajar, tetapi juga membimbing, melatih dan mengevaluasi setiap proses pembelajaran. Oleh karena itu guru juga harus bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman, terlebih di era digital seperti sekarang,” kata Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan Disdik Kotim Edie Sucipto di Sampit, Selasa.

Smart School dalam hal ini merujuk pada pendidikan yang memanfaatkan teknologi digital secara menyeluruh untuk mendukung proses belajar-mengajar, manajemen sekolah dan komunikasi dengan seluruh pemangku kepentingan.

Program ini menekankan pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning) serta pemanfaatan teknologi informasi, termasuk kecerdasan buatan (AI) dalam proses belajar mengajar.

Edie menyampaikan bahwa peran guru kini meluas. Guru profesional tidak hanya mengajar, tetapi juga bertanggung jawab penuh dalam membimbing, melatih dan mengevaluasi seluruh proses belajar.

Evaluasi yang dimaksud bukan sekadar ujian semester, tetapi juga asesmen formatif yang dilakukan setiap kali kegiatan belajar berlangsung.

“Mindset kita harus berubah. Guru harus membimbing, melatih, sampai evaluasi. Evaluasi bukan cuma ulangan semester, tetapi asesmen formatif setiap kegiatan belajar. Ada tanggung jawab besar kepada peserta didik,” tegasnya.

Edie juga menyoroti regulasi baru, yakni Permendikbud Nomor 13 Tahun 2025, yakni Perubahan atas Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024 tentang Kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah.

Dalam peraturan tersebut mewajibkan penerapan deep learning. Meskipun struktur kurikulum tetap, cara penyampaian materi harus lebih mendalam dan fokus pada penguatan pemahaman siswa. Maka dari itu, guru harus meninggalkan pola mengajar seadanya.

Baca juga: Mahasiswa hukum di Kotim ikuti kuliah umum oleh Jamwas Kejagung

Ia menegaskan, guru harus mampu memposisikan diri sebagai pendidik profesional sesuai amanat Undang-Undang.

“IT sekarang sudah mengelilingi kehidupan kita. Tapi secanggih apapun IT, kalau SDM-nya tidak siap, tidak akan bermakna. Karena itu pemberdayaan SDM harus ditingkatkan. Bagaimana memanfaatkan IT tepat sasaran agar berdampak pada kemajuan pendidikan,” ujarnya.

Selama dua hari kegiatan, bidang GTK berkolaborasi dengan bidang keuangan untuk menyajikan materi pembelajaran mendalam serta penguatan IT bagi guru.

Peserta yang hadir merupakan perwakilan dari MGMP masing-masing. Harapannya, ilmu yang diterima tidak berhenti hanya pada peserta pelatihan, tetapi terus disebarluaskan kepada guru lainnya.

“Ilmu yang diterima peserta pelatihan harus disebarluaskan. Kami ingin komunitas belajar aktif kembali, karena pendidikan tidak akan sukses kalau tidak diurus bersama,” pungkasnya.

Sementara itu, pemateri dari SMKN 1 Sampit Sahrizal Pahlevi membawakan materi praktik khusus tentang pemanfaatan AI dalam pembelajaran.

Sesi ini tidak hanya berisi teori, tetapi juga praktik langsung, termasuk kesempatan bagi guru untuk mengikuti ujian Google Academy guna memperoleh sertifikat indikator AI.

Sahrizal meyakinkan bahwa AI adalah alat bantu (augmentasi), bukan ancaman bagi profesi guru. AI dapat mempermudah berbagai tugas, mulai dari administrasi, penyusunan bahan ajar, hingga evaluasi pembelajaran.

Melalui kegiatan ini, justru para guru diharapkan siap menghadapi era digital, menguasai teknologi dan mampu menyelenggarakan pembelajaran berkualitas tinggi yang relevan dengan tuntutan zaman.

“AI bukan menggantikan pekerjaan, tetapi memudahkan. Kalau kita berpikir tidak bisa, kita akan terus ketinggalan. Sudah saatnya guru melek teknologi,” demikian Sahrizal.

Baca juga: Komisi I DPRD Kotim dorong percepatan penuntasan kendala kelistrikan

Baca juga: PLN sebut 12 desa di Kotim ditargetkan terjangkau listrik Maret 2026

Baca juga: Warga desa di Kotim antusias ikut pelayanan KB gratis


Pewarta :
Uploader : Admin 2
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.