Kesbangpol Kotim sebut penguatan bela negara kunci lawan radikalisme

id Pemkab Kotim, bela negara, kalteng, Sampit, kotim, Kotawaringin Timur

Kesbangpol Kotim sebut penguatan bela negara kunci lawan radikalisme

Wakil Bupati Irawati memimpin upacara peringatan Hari Bela Negara di halaman Kantor Bupati Kotim, Jumat (19/12/2025). ANTARA/Devita Maulina

Sampit (ANTARA) - Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah menyebut rasa bela negara yang kuat merupakan kunci melawan radikalisme, sehingga hal ini perlu ditanamkan sejak dini kepada generasi muda.

“Untuk itu, agar bela negara ini bisa berjalan dengan baik, maka kami akan mendatangi sekolah-sekolah, SMP dan SMA, untuk mensosialisasikan terkait bahaya radikalisme supaya jangan sampai ada yang terpapar,” kata Kepala Badan Kesbangpol Kotim Rihel di Sampit, Jumat.

Hal ini ia sampaikan usai upacara peringatan Hari Bela Negara dengan tema Teguhkan Bela Negara Untuk Indonesia Maju di halaman Kantor Bupati Kotim. Kegiatan ini melibatkan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan instansi vertikal di wilayah setempat.

Rihel menyebut, momentum peringatan Hari Bela Negara menjadi pengingat penting bagi seluruh lapisan masyarakat untuk meneguhkan kembali kesetiaan terhadap Pancasila dan UUD 1945.

Penguatan nilai bela negara adalah benteng utama dalam menangkal ancaman radikalisme di era digital. Pesatnya kemajuan teknologi ibarat pedang bermata dua yang membawa dampak positif maupun negatif.

Ia menyoroti bagaimana kemajuan teknologi saat ini menjadi celah masuknya paham radikal yang dapat merusak keamanan dan ketertiban negara yang dapat berdampak ke banyak sektor, termasuk perekonomian.

“Karena kemajuan teknologi ini membuat akses informasi maupun komunikasi semakin mudah, termasuk juga paham-paham yang berkaitan dengan radikalisme. Kalau hal ini tidak diantisipasi sedemikian rupa maka lambat laun keamanan dan ketertiban negara kita akan hancur,” tuturnya.

Menurut Rihel, Hari Bela Negara bukan sekadar peringatan sejarah atas Agresi Militer Belanda, melainkan panggilan untuk menjaga keutuhan bangsa dari ancaman modern

Menyikapi tantangan tersebut, Kesbangpol Kotim secara masif akan melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah. Langkah ini diambil untuk memastikan para pelajar memiliki imunitas terhadap paparan ideologi yang menyimpang.

Baca juga: Dinas Perikanan Kotim dampingi warga tingkatkan produksi perikanan

Rihel mengakui bahwa mengawasi aktivitas digital generasi muda bukanlah perkara mudah. Oleh karena itu, langkah preventif melalui edukasi menjadi prioritas utama pemerintah daerah.

“Kita tidak tahu dengan kecanggihan teknologi sekarang apakah ada anak sekolah yang sudah terpapar atau tidak, karena sulit untuk memantaunya secara penuh. Karena itu melalui sosialisasi ini juga kami akan melakukan deteksi dini,” imbuhnya.

Melalui semangat Hari Bela Negara, Kesbangpol Kotim berharap seluruh elemen masyarakat dapat bersatu menjaga suasana kondusif daerah demi keberlangsungan pembangunan dan kesejahteraan bersama.

Selain upaya dari pemerintah, Rihel menekankan pentingnya sinergi antara orang tua dan masyarakat luas. Ia menyadari bahwa orang tua memiliki keterbatasan dalam mengawasi anak selama 24 jam penuh, sehingga kewaspadaan lingkungan menjadi sangat krusial.

Ia juga mengajak masyarakat untuk tidak ragu melapor jika menemukan indikasi atau aktivitas mencurigakan yang mengarah pada paham radikal di lingkungan mereka.

“Peran serta masyarakat sangat kami harapkan. Jika ada hal-hal tertentu, segera sampaikan kepada aparat pemerintah agar bisa kami selidiki. Kami menjamin kerahasiaan identitas pelapor akan dilindungi sepenuhnya,” pungkas Rihel.

Sementara itu, dalam upacara peringatan Hari Bela Negara kali ini Wakil Bupati Kotim Irawati bertindak sebagai inspektur upacara yang membacakan amanat dari Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto.

Dalam amanat tersebut, Presiden menekankan bahwa bela negara bukan hanya tugas militer, melainkan kewajiban setiap warga negara di tengah tantangan global yang semakin kompleks.

Disamping itu, Presiden mengajak solidaritas kepada wilayah yang terdampak bencana, khususnya Aceh dan Sumatera. Membantu sesama yang sedang tertimpa musibah adalah salah satu wujud nyata bela negara di masa kini.

“Bela negara adalah tentang kebersamaan, disiplin dan ketangguhan. Semangat ini diharapkan menjadi kekuatan kolektif untuk membawa Indonesia menjadi negara yang berdaulat, mandiri dan maju,” demikian Irawati.

Baca juga: BMKG Kotim minta nelayan waspadai gelombang tinggi

Baca juga: BBPOM intensifkan sidak pangan di Sampit jelang Nataru

Baca juga: Legislator Kotim sebut Satgas Anti Premanisme langkah nyata berantas pungli SPBU


Pewarta :
Uploader : Admin 2
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.