Beirut (ANTARA
News) - Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati Jumat mengumumkan
pengunduran diri pemerintah, menyebutkan adanya perbedaan mengenai
beberapa masalah, dan menyerukan pembentukan pemerintah persatuan
nasional.
"Saya mengumumkan pengunduran diri pemerintah, dan berharap bahwa
ini akan membuka jalan bagi blok-blok politik utama untuk mengambil
tanggung jawab dan bersama-sama membawa Lebanon keluar dari keadaan
yang tidak jelas," kata Mikati.
Pengunduran dirinya terjadi saat Lebanon di bawah tekanan
konflik yang melanda tetangga Suriah, yang telah memperburuk ketegangan
penduduk di Lebanon yang menganut multiagama.
Kekerasan antara penentang Presiden Suriah Bashar al-Assad dan rezim
telah tumpah ke Lebanon, dan Damaskus telah memperingatkan Beirut
terhadap kemungkinkan mengalirnya senjata melintasi perbatasan.
Keputusan Mikati, yang secara otomatis membubarkan pemerintah,
muncul setelah terjadi ketidaksepakatan mengenai dua masalah internal,
pembentukan satu badan pengawasan pemilihan umum dan perpanjangan masa
jabatan seorang kepala keamanan.
Pemerintah telah bertahan untuk menyepakati keanggotaan
komisi karena khawatir itu akan memastikan bahwa pemilihan umum yang
dijadwalkan Juni diadakan didasarkan pada hukum pemilu yang telah
berumur puluhan tahun.
Mikati, bersama dengan pemimpin masyarakat Druze Lebanon, Walid Jumblatt, mengatakan mendukung hukum yang ada.
Ini memberinya komunitas Sunni dan kekuatan yang tidak proporsional
Druze di parlemen, tetapi ditentang oleh orang-orang Kristen Lebanon,
yang mengatakan gagal untuk memberi bobot badan perwakilan mereka.
Upaya awal tahun ini untuk menyetujui undang-undang pemilihan umum
gagal, dan baik Mikati maupun Presiden Michel Sleiman telah menyerukan
persiapan pemilu untuk bergerak maju sehingga pemungutan suara dapat
diselenggarakan tepat waktu.
Pengunduran diri perdana menteri juga datang dari latar belakang
perdebatan tawaran memperpanjang masa jabatan kepala Pasukan Keamanan
internal Lebanon, dari Sunni, Jenderal Ashraf Rifi.
Sebagian besar pemerintah, termasuk gerakan Hizbullah dan sekutu
Kristen mereka, menentang memperpanjang masa jabatan Rifi, dan para
pengulas menyarankan Mikati agar mengundurkan diri atas masalah itu.
(AK)
PM Lebanon Mikati mundur
...ini akan membuka jalan bagi blok-blok politik utama untuk mengambil tanggung jawab dan bersama-sama membawa Lebanon keluar dari keadaan yang tidak jelas."