Jakarta (ANTARA
News) - Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) bidang
Pendidikan Musliar Kasim mengimbau peserta ujian nasional (UN) tingkat
Sekolah Menengah Pertama (SMP) sederajat jangan percaya bocoran kunci
jawaban.
"Jangan percaya dengan kunci jawaban. Kalau mau sukses hadapi UN,
cukup dikerjakan saja," ujarnya usai melakukan inspeksi mendadak ke
beberapa SMP di Jakarta, Minggu.
Dia mengemukakan, isu bocoran soal merupakan ulah dari oknum yang tidak menginginkan UN berlangsung sukses.
"Kami menjaga agar UN ini kredibel," katanya.
UN diperlukan sebagai alat ukur kelulusan, pemetaan, intervensi, dan masuk pendidikan selanjutnya hingga perguruan tinggi.
Meskipun demikian, ia mengakui, UN juga bukan satu-satunya alat
ukur. UN hanya menentukan 60 persen kelulusan, sedangkan 40 persen
lainnya ditentukan nilai sekolah.
Pada tahun lalu, ia mengemukakan, tingkat kelulusan UN SMP sederajat mencapai 99 persen.
"UN diperlukan untuk mengukur kompetensi anak," ujarnya.
Ia pun menambahkan, setiap kelas terdapat 20 peserta dan 20 variasi
soal UN, sehingga kemungkinan peserta UN berbuat kecurangan sangat
kecil.
UN SMP sederajat akan dilangsungkan pada Senin (5/5) hingga Kamis
(8/5). Jumlah peserta UN SMP sederajat secara nasional mencapai
3.902.938 pelajar. Sedangkan yang peserta yang ikut Paket B sebanyak
227.743.
Mata pelajaran yang diujikan adalah Bahasa Indonesia, Matematika,
Bahasa Inggris, Ilmu Pengetahuan Alam, dan Ilmu Pengetahuan Sosial.
Wamendikbud: Jangan Percaya Bocoran Kunci UN
Kami menjaga agar UN ini kredibel."