Sampit (Antara Kalteng)- Kerajinan tangan patung ukiran jelawat yang terbuat dari tempurung atau batok kelapa, makin populer di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah sebagai suvenir.
"Ini tujuan saya kembali mempopulerkan ikan jelawat sebagai ikon Kotawaringin Timur karena banyak dampak positif yang bisa diambil dari sana, salah satunya kerajinan tangan dengan mengusung ikan jelawat sebagai maskot," kata Supian Hadi di Sampit, Minggu.
Pemerintah daerah terus memperkenalkan ikan jelawat terus diperkenalkan sebagai ikon daerah ini. Seperti saat Musabaqah Tilawatil Quran XXVII Tingkat Provinsi Kalteng yang berlangsung pada 8-18 Mei, ukiran patung ikan jelawat dijadikan suvenir bagi kafilah dan tamu yang hadir.
Untuk membuat ukiran yang bahan bakunya dari tempurung kelapa, pemerintah daerah bekerjasama dengan Lembaga Pemasyarakat Kelas IIB Sampit. Pembuatan suvenir ikan jelawat itu dilakukan oleh para warga binaan setempat.
Ini menjadi peluang usaha yang cukup menjanjikan, apalagi bahan bakunya sangat murah dan mudah didapatkan di Kotim. Seperti diketahui, sejumlah daerah seperti Kecamatan Mentaya Hilir Selatan dan sekitarnya merupakan daerah penghasil kelapa.
Bahan bakunya kita melimpah, jika harus membeli pun paling Rp 1000, tapi kalau sudah jadi ukiran patung jelawat, harganya di luar daerah mulai dari Rp 50 ribu, Rp 75 ribu hingga Rp 100 ribu. Ini tentu sangat menguntungkan masyarakat kita, kata Supian.
Kerajinan ukiran patung jelawat dari batol kelapa hanya satu dari banyak potensi yang masih bisa dikembangkan dengan mempopulerkan patung jelawat sebagai ikon Kotim sehingga makin dikenal masyarakat.
Kini juga banyak pedagang makanan yang terus mengembangkan ikan jelawat sebagai menu utama usaha kuliner mereka. Ide-ide kreatif ini juga bisa terus dikembangkan masyarakat sebagai potensi peluang usaha.
Pemerintah daerah sedang membangun ikon Kota Sampit dengan mengusung patung jelawat sebagai maskot. Bangunan itu sedang dibangun di pinggir sungai Mentaya yang nantinya diharapkan menjadi tempat bersantai dan sarana rekreasi keluarga.
"Kalau di Singapura ada patung singa, maka kalau di Sampit kita punya patung jelawat. Ini bagian dari persiapan kita menjadikan Sampit sebagai kota tujuan wisata mulai 2015 mendatang dengan harapan dampaknya bisa meningkatkan perekonomian masyarakat kita," ujar Supian.
(T.KR-NJI/B/M019/M019)