Jakarta (ANTARA News) - Ratusan anggota Pewarta Foto Indonesia (PFI) se
Indonesia melakukan aksi demonstrasi mengecam tindak penganiayaan oleh
polisi kepada wartawan saat melakukan peliputan aksi demonstrasi di
Makassar.
"Karena kekerasan pada wartawan tidak dapat dibenarkan apalagi salah
satu korban adalah pewarta foto, maka hari ini seluruh anggota kami
turun ke jalan," kata Sekertaris Jendral PFI Pusat Fransiskus Simbolon
di Jakarta, Jumat.
Hal tersebut dia katakan, dilakukan atas himbauan PFI Pusat melalui
Ketua Umum Jerry Adiguna melalui surat kepada ketua-ketua PFI daerah.
"Kami menyerukan kepada seluruh insan jurnalistik untuk melakukan aksi
solidaritas menentang aksi kekerasan terhadap jurnalis serta mengenakan
pita hitam hingga kasus kekerasan di Makasar menemukan penyelesaian,
sebagai lambang duka telah matinya kebebasan pers di Indonesia," kata
Jerry dalam surat tertulisnya.
Fransiskus juga mengatakan, pihaknya akan mendesak pihak kepolisian
untuk mengusut tuntas kasus tersebut serta menangkap oknum-oknum yang
bertanggung jawab melakukan penyerangan kepada wartawan di Makassar.
"Kita minta Kapolri menindak tegas mereka yang mencederai kebebasan pers
di Indonesia, apalagi sampai ada aparat yang berteriak bunuh wartawan,"
katanya.
PFI Pusat, kata Fransiskus, hari ini melakukan aksi demonstrasi di Bundaran Hotel Indonesia yang diikuti seluruh anggotanya.
Di tempat terpisah, Ketua PFI Makassar, Ocha Alim mengatakan, hari ini
pihaknya melakukan aksi demonstrasi di Fly Over di bawah tol reformasi.
"Ini sekarang aksi sedang berjalan," katanya ketika dihubungi dari Jakarta.
Sama halnya dengan di Jogja, puluhan anggota PFI bersama dengan elemen-elemen wartawan seluruh Jogja juga melakukan aksi serupa.
"Polisi harus hentikan aksi kekerasan terhadap wartawan, kita bekerja
untuk kemanusiaan. Wartawan dan polisi sebenarnya kan mitra," kata Ketua
PFI Jogja Pamungkas WS.
Selain di Jakarta, Makassar, dan Jogja, aksi demonstrasi yang diikuti
oleh pewarta foto juga terjadi di sejumlah wilayah seperti Palu, Medan,
Blitar, Nusa Tenggara Barat serta sejumlah wilayah lain di seluruh
Indonesia.
Aksi ini, katanya, baru merupakan langkah awal dari PFI sebagai bentuk
perlawanan terhadap aparat yang bertindak sewenang-wenang.
"Kami tidak akan berhenti hingga kasus ini tuntas," katanya.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah wartawan di Makassar mendapatkan tindak
kekerasan dari polisi saat meliput aksi penolakan kenaikan BBM oleh
mahasiswa.
Dalam peristiwa tersebut, wartawan dipukul, ditendang hingga mengalami
luka-luka, bahkan ada beberapa dari mereka dirampas memory cardnya.
Korban dari jurnalis dalam peristiwa tersebut diantaranya Iqbal (fotografer Tempo), Waldi (Metro TV), dan Ikrar (Celebes TV).
Menurut keterangan sejumlah saksi mata, dalam kejadian tersebut polisi
yang menganiaya wartawan bahkan sempat berteriak "bunuh wartawan".
Berita Terkait
Pewarta foto ANTARA raih penghargaan APFI 2024
Sabtu, 4 Mei 2024 6:41 Wib
Begini cara simpan foto Lebaran di berbagai layanan 'cloud'
Jumat, 12 April 2024 18:38 Wib
Cara berbagi foto Lebaran tanpa menggunakan internet
Selasa, 9 April 2024 15:43 Wib
Threads lakukan uji coba fitur simpan 'draft' dan ambil foto dari aplikasi
Minggu, 25 Februari 2024 19:02 Wib
WhatsApp uji coba batasi 'screenshot' foto profil untuk lindungi pengguna
Kamis, 22 Februari 2024 11:04 Wib
ANTARA bekali fotografer mahasiswa dari sejumlah kampus
Minggu, 18 Februari 2024 22:24 Wib
Hoaks! Beredar foto caleg gagal berakhir di Rumah Sakit Jiwa
Minggu, 18 Februari 2024 8:40 Wib
Komeng ungkap kisah di balik foto nyeleneh-nya di surat suara
Kamis, 15 Februari 2024 14:00 Wib