Singapura (ANTARA News) - Ribuan orang berbaris di jalan-jalan
Singapura, Rabu, ketika kereta bersenjata pengusung jenazah membawa peti
mati Lee Kuan Yew, bapak pendiri Singapura modern, ke Gedung Parlemen
untuk diperlihatkan kepada publik.
Lee wafat dalam usia 19 tahun Senin dini hari lalu.
Kidung
"Lee Kuan Yew" disampaikan gerombolan manusia begitu kereta jenazah itu
memasuki Gedung Parlemen di jantung distrik bisnis negara kota itu di
mana jasadnya akan dibaringkan sampai Sabtu di sana. Keesokannya,
Minggu, pemakaman akan dilangsungkan.
Peti jenazah yang dibungkus
bendera nasional Singapura dibawa dari Istana di mana kantor Perdana
Menteri Singapura berada dan keluarga Lee menggelar upacara pribasi
dalam dua hari terakhir. Para pemusik memainkan "Auld Lang Syne" begitu
prosesi mulai.
Lee, perdana menteri pertama Singapura,
dipuja-puji karena telah mengubah negara kota itu dari hanya pangkalan
kolonial Inggris menjadi salah satu negara termakmur di dunia,
berdasarkan pendapatan per kapita, ditambah perannya yang kuat meresepi
negaranya dan menjauhkan diri dari perselisihan.
"Banyak orang
yang menilai beliau sedikit keras. Namun untuk memimpin, Anda mesti
sedikit keras," kata Mariam Mohammed (52) yang turut dalam antrean di
luar Gedung Parlemen bersama keluarganya.
Antrean orang yang
tengah menunggu masuk mengular sampai sekitar 2 km, menyeberangi sebuah
jembatan di dekat Sungai Singapura dan masuk ke area Boat Quay.
Seorang
penjual bunga yang dekat pemberhentian subway menawarkan bunga gratis
kepada orang-orang yang tengah berjalan menyaksikan jenazah sang mantan
pemimpin.
"Ini adalah peluang terakhir," kata Mohammed. "Saya
ingin bertemu dengan beliau secara pribadi demi mengucapkan terima kasih
secara pribadi. Namun saya harap beliau mengetahui kami berterimakasih
atas apa yang sudah beliau lakukan."
Prosesi lima jam dari Istana ke Gedung Parlemen itu diselaraskan dengan perhatian rakyat Singapura terhadap detail.
Informasi
mengenai penutupan jalan dijabarkan melalui media sosial dan laman
Otoritas Transportasi Darat, dengan kekacauan minimal dalam lalu lintas
di luar area prosesi.
Tentara mengenakan seragam putih dan pita
hitam pada lengganya mengatur gerombolan manusia demi mempertahankan
mereka berada dalam antrean dan membagikan minuman botol. Toilet-toilet
portabel juga siap sedia.
Ratusan orang keluar dari kantor-kantor
mereka guna menyaksikan tayangan langsung televisi mengenai prosesi itu
di layar raksasa yang diletakkan di sebuah lapangan di pusat distrik
bisnis.
"Saya kira ini penting bagi anak saya untuk memahami
sejarah negeri ini, sejarah seseorang yang memulai negara ini, dan
mengantarkannya sampai seperti sekarang," kata Nadim van der Ros,
seorang pengusaha berusia 37 tahun dan suami dari seorang penyanyi
terkenal.
Dia dan putranya yang masih berusia dua setengah tahun berada di antrean di luar Gedung Parlemen selama satu jam.
"Kami akan membicarakan soal ini manakala dia sudah dewasa nanti dan bisa memahaminya," sambung dia seperti dikutip Reuters.
Berita Terkait
Empat warga Gumas ikut operasi katarak gratis susulan difasilitasi PMI
Minggu, 28 April 2024 11:39 Wib
Pemkab Bartim siap koordinasikan hasil mediasi warga Desa Ketab dan PT MUTU ke Barsel
Sabtu, 27 April 2024 20:48 Wib
Lurah di Palangka Raya diminta lebih peka dengan kondisi warga
Jumat, 26 April 2024 8:24 Wib
Warga Kotim dilarikan ke rumah sakit usai diduga diserang buaya
Kamis, 25 April 2024 20:58 Wib
Ketua DPRD ingatkan warga Palangka Raya waspadai pencurian ban mobil
Kamis, 25 April 2024 17:47 Wib
Wabup Kotim kunjungi warga telantar di rumah singgah
Selasa, 23 April 2024 21:06 Wib
Warga binaan perempuan di Palangka Raya ditingkatkan kemampuan melukis
Senin, 22 April 2024 22:09 Wib
Polisi imbau warga hindari kawasan Monas sampai Merdeka Barat pagi ini
Senin, 22 April 2024 7:50 Wib