Beijing (ANTARA News) - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro tetap
berpikir positif, meski ada desakan perombakan kabinet, khususnya
terkait kinerja menteri-menteri ekonomi.
"Saya menyikapi positif
saja, perkembangan yang ada. Kalau pun Presiden Jokowi melakukan
pertemuan dengan para pengamat, ekonom, itu wajar saja, untuk meminta
masukan terkait situasi ekonomi nasional dan lainnya," kata dia kepada
Antara di Beijing, Senin malam.
Bambang berada di Beijing untuk
menandatangani pendirian Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB) dan
rangkaian pertemuan bilateral.
Indonesia bersama 56 negara
pendiri AIIB pimpinan Tiongkok menandatangani pasal-pasal mengenai
asosiasi pendirian lembaga baru itu di Balai Agung Rakyat, Beijing.
Dia menilai jika kinerja menteri ekonomi dianggap belum maksimal harus dilihat secara luas, tidak sekadar pada satu alasan saja.
"Situasi
ekonomi kita memang melemah, rupiah tertekan, tapi itu kan tidak semata
karena situasi dalam negeri, ada situasi global yang tidak bisa kita
prediksi secara tepat, karena dinamikanya juga tinggi," kata Bambang.
Dia
menunjuk pertumbuhan ekonomi 4,7 persen masih realistis dan lebih
tinggi dibandingkan negara lain dalam situasi ekonomi global seperti
sekarang.
"Tiongkok sebagai kekuatan ekonomi kedua terbesar dua
saja, beberapa kali melakukan pemotongan tingkat suku bunga, karena
situasi global memang tidak mudah diprediksi," papar Bambang.
Ia menambahkan, belum lagi ada faktor Yunani yang sampai sekarang belum jelas.
"Itu
mempengaruhi situasi ekonomi dan finansial global, termasuk di
Indonesia. Jadi tidak semata, kinerja dilihat dari satu sisi, harus
dilihat lebih luas. Tapi kalau ada perombakan kabinet, ya saya tetap
positif saja," kata Bambang.
Adanya Perombakan Kabinet, Menkeu Mengaku Tetap Berfikir Positif
Situasi ekonomi kita memang melemah, rupiah tertekan, tapi itu kan tidak semata karena situasi dalam negeri, ada situasi global yang tidak bisa kita prediksi secara tepat