Artikel - "Tampurung Kalui" Antara Mitos Dan Realita

id Tampurung Kalui, Antara Mitos Dan Realita, Barito Utara, Setia Budi

Artikel - "Tampurung Kalui" Antara Mitos Dan Realita

Hamparan Tampurung kalui di Sungai Barito di Muara Teweh. (FOTO ANTARA Kalteng/Kasriadi)

Muara Teweh (ANTARA) - Tumbuhan termasuk jenis rerumputan "Tampurung Kalui" yang masuk golongan rumput teki (Cyperus rotundus) biasa tumbuh subur di pedalaman daerah aliran Sungai Barito baik Kabupaten Barito Utara, Murung Raya dan Barito Selatan, Kalimantan Tengah merupakan tanda alam yang digunakan warga secara turun temurun.

"Tampurung Kalui biasanya tumbuh setelah air Sungai Barito surut pada waktu beberapa pekan. Kalau memasuki musim kemarau, tumbuhan itu tumbuh di tanah di bataran sungai yang dikenal masyarakat dengan sebutan `pantai`," kata Hartoyo seorang warga Muara Teweh Kabupaten Barito Utara, Rabu.

Pantai ini bukan berarti kawasan pasir di laut tapi merupakan tanah yang kelihatan setelah air Sungai Barito surut. Saat itulah Tampurung Kalui tumbuh. Tampurung artinya rumput dan Kalui berarti ikan (iwak kalui) atau sejenis ikan gurami yang populasinya cukup banyak di Sungai Barito setelah air pasang atau naik.

Tumbuhan itu setinggi 30 sentimeter dengan mempunyai batang sebagai tempat buah yang lebih tinggi dari daun atau pelepah yang tumbuh secara berkelompok seperti tananam rumput biasa, namun lebih tinggi.

Biasanya buah tampurung kalui yang berbentuk panjang kecil yang masih mentah berwarna hijau namun setelah tua akan berwarna coklat tumbuh banyak di sepanjang Sungai Barito maupun anak sungainya di wilayah Barito Utara seperti Sungai Montallat, Sungai Teweh dan Sungai Lahei.

"Nah kalau buah tampurung kalui sudah berwarna coklat berarti matang. Itu tandanya akan tidak lama lagi akan memasuki musim hujan," kata dia.

Saat ini tampurung kalui sudah berbuah, namun belum masak secara keseluruhan dan diperkirakan sekitar 1,5 bulan lagi matang.

Melalui tampurung kalui inilah warga suku Dayak di pedalaman Sungai Barito sejak dulu mempercayai sebagai tanda atau petunjuk alam untuk mengetahui musim kemarau dan musim hujan.

Kepercayaan ini bukan suatu kebetulan karena selama ini pertumbuhan atau perkembangan tampurung kalui itu tidak pernah berbeda dengan prakiraan musim yang lebih ilmiah dan modern.

"Ini boleh percaya atau tidak melalui tanda tempurung kalui ini orang tua kami dulu bisa mengetahui musim baik kemarau maupun penghujan tidak pernah meleset (salah)," kata warga lainnya, Irwansyah.

Setelah musim hujan kemudian tampurung kalui ikut tenggelam dan air Sungai Barito mulai dalam atau naik maka tumbuhan tersebut menjadi tempat ikan bertelur.

"Jadi kalau melihat buah tampurung kalui yang saat ini masih mentah dan sekitar satu bulan lebih akan matang maka musim hujan diperkirakan paling lambat akhir Oktober atau awal November 2015 nanti," ucapnya.



Tanda alam

Sementara Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Barito Utara, Setia Budi mengakui keberadaan rumput tampurung kalui bagi masyarakat yang tinggal di sepanjang Sungai Barito sebagai tanda alam untuk mengetahui musim kemarau dan hujan.

"Kami akui tumbuhan tempurung kalui dijadikan petunjuk alam bagi masyarakat di sepanjang pedalaman Sungai Barito," kata dia.

Dalam ilmu pengetahuan tampurung kalui masuk dalam family `cyperaceace` yakni jenis rumput teki atau teki ladang yang merupakan gulma pertanian yang biasa ditemukan di lahan terbuka.

Apabila orang menyebut "teki", biasanya yang dimaksud adalah jenis ini, walaupun ada banyak jenis Cyperus lainnya yang berpenampilan mirip.

"Tampurung kalui di daerah ini juga dimanfaatkan warga untuk pekan ternak seperti sapi dan kambing," kata dia.

Tanaman ini tumbuh liar di tempat terbuka atau sedikit terlindung dari sinar matahari, seperti di tanah kosong, tegalan, lapangan rumput, pinggir jalan, atau di lahan pertanian, dan tumbuh sebagai gulma yang susah diberantas.

Rumput teki merupakan rumput semu menahun yang mempunyai batang rumputnya berbentuk segitiga (truangularis) dan tajam Daunnya berjumlah 4-10 helai yang terkumpul pada pangkal batang.

Akar dengan pelepah daunnya tertutup tanah, helaian daun berbentuk pita bersilang sejajar, permukaan atas berwarna hijau mengilat dengan panjang daun 10-30 cm dan lebar 3-6 cm, memiliki allelophat yang mampu membunuh tumbuhan lainnya

"Teki menyebar di seluruh penjuru dunia, tumbuh baik bila tersedia air cukup, toleran terhadap genangan, mampu bertahan pada kondisi kekeringan," ujar Budi.



Musim Hujan

Kepala Kelompok Tenaga Teknis pada Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Muara Teweh Sunardi mengatakan pada prakiraan musim hujan di wilayah Barito Utara dan Murung Raya pada November 2015.

Pada Oktober prakiraan curah hujannya untuk wilayah Barito Utara masih rendah sedangkan Murung Raya yang merupakan kabupaten paling utara Kalimantan Tengah ini intensitas hujannya menengah.

"Jadi tingkat curah hujan pada bulan depan (Oktober) untuk daerah ini masih rendah, sedangkan Murung Raya lebih banyak dan musim hujannya di dua kabupaten tersebut pada November nanti," kata Sunardi.

Jika hujan di wilayah hulu atau pedalaman Kabupaten Murung Raya dengan curah hujan lebih tinggi dibanding Kabupaten Barito Utara, maka tingkat kedalaman atau air Sungai Barito sangat cepat naik atau pasang.

Apalagi air Sungai Barito sangat tergantung curah hujan di kawasan utara sehingga kalau hujannya sangat tinggi dan waktu lama, maka berpengaruh terhadap kota atau kabupaten yang di hilir atau wilayah selatan seperti Barito Utara dan Barito Selatan, kata dia.