Palangka Raya (Antara Kalteng) - DPRD Kalimantan Tengah mendukung pemerintah Kota Palangka Raya yang telah menerapkan kantong plastik berbayar dan harapannya dapat diikuti Kabupaten lain yang ada di provinsi terluas nomor dua di Indonesia ini.
Walau harga kantong plastik per buah Rp200 namun apabila terus menerus membeli setiap belanja di pasar tradisional ataupun mini market pasti akan membuat masyarakat untuk tidak menggunakannya dan kebersihan pun dapat terjaga, kata Anggota DPRD Kalteng Nataliasi di Palangka Raya, Rabu.
"Kalau sekarang ini masih ada sejumlah pihak yang menolak penerapan kantong plastik tersebut kan karena belum tidak terbiasa saja. Selama ini kan kantong plastik disediakan pedagang dan gratis. Saya yakin nanti masyarakat terbiasa untuk membawa tas atau sejenisnya kalau berbelanja," tambah dia.
Anggota Komisi A DPRD Kalteng ini menyebut masyarakat di provinsi berjuluk "Bumi Tambun Bungai" ini masih banyak hidup di pinggiran sungai, dan mayoritas di berbagai daerah masih terbiasa membuang sampah di sungai tersebut sehingga berdampak pada daerah yang tidak pernah terkena bencana banjir menjadi banjir.
Dia mengatakan, bukan hanya penggunaan kantong plastik yang perlu dikurangi namun penggunaan kertas, tisu sebaiknya perlu juga dilakukan. Sebab, banyaknya penggunaan kertas dan tisu berarti sama dengan banyak pohon yang harus di tebang untuk membuat benda tersebut.
"Bencana banjir bisa kita cegah dengan menggalah penghijauan. Kita memulainnya menanam pohon di sekitar halaman terlebih dahulu ya sekitar satu pohon saja terlebih dahulu, kalau memiliki lahan itu lebih bagus lagi," kata Nataliasi.
Legislator asal Partai Amanat Nasional (PAN) ini, penerapan kantong plastik berbayar ini juga diberlakukan bagi anak-anak di sekolah, sehingga dalam membeli jajan di sekolah dapat membawa tempat sendiri dari rumah dan hal ini membiasakan maupun peningkatkan kesadaran sejak dini menjaga lingkungan.
Kebijakan penerapan kantong plastik berbayar ini juga dapat memberikan keuntungan bagi para pengrajin tas berbahan purun ataupun rotan yang banyak digeluti masyarakat Kalteng. Sebab, masyarakat akan membeli tas para pengrajin lokal yang bisa dipergunakan sangat lama dan harganya relatif murah.
"Banyak manfaat sebenarnya penerapan kantong plastik berbayar tersebut. Kebutuhan kantong plastik menjadi berkurang, sampah plastik juga tidak lagi sebanyak sekarang, pengrajin lokal pembuat tas juga mendapat keuntungan karena permintaan akan otomatis. Jadi, kebijakan tersebut jangan hanya di Palangka Raya, tapi seluruh Kabupaten di Kalteng," demikian Nataliasi.
Berita Terkait
Classy Ride and Beauty With Filano hadir lagi di Banjarmasin
Selasa, 21 Mei 2024 4:55 Wib
Pemkab Sukamara raih Penghargaan Corporate Culture Award
Senin, 20 Mei 2024 23:09 Wib
Sistem KRIS perbaiki layanan kesehatan masyarakat
Senin, 20 Mei 2024 22:51 Wib
Usai klarifikasi LHKPN KPK, mantan Kepala Bea Cukai Purwakarta irit bicara
Senin, 20 Mei 2024 22:49 Wib
Polisi ungkap kasus peredaran ganja 23 kilogram di Sumbar
Senin, 20 Mei 2024 22:47 Wib
Polisi bongkar pabrik ekstasi dan pil koplo di Surabaya
Senin, 20 Mei 2024 22:45 Wib
Dua begal pengincar korban perempuan di Semarang diringkus
Senin, 20 Mei 2024 22:42 Wib
SYL titip pedangdut Nayunda Nabila jadi honorer di Kementan dan digaji Rp4,3 juta
Senin, 20 Mei 2024 22:40 Wib