Muara Teweh (Antara Kalteng) - Delapan pos dan patroli terpadu pengendalaian kebakaran lahan dan hutan di empat kabupaten wilayah kerja Manggala Agni Daerah Operasi IV Muara Teweh Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah berakhir.
"Hari ini tugas tim patroli terpadu pencegahan kebakaran lahan dan hutan dengan personil dari Manggala Agni, TNI, Polri, masyarakat, LSM dan instansi terkait masing-masing kabupaten sejak September hingga berakhir 30 Nopember 2016, setelah kondisi cuaca telah memasuki musim hujan," kata Kepala Manggala Agni Daerah Operasi IV Muara Teweh Aswaludin di Muara Teweh, Rabu.
Delapan posko itu antara lain di Kabupaten Barito Selatan meliputi Desa Pararapak Kecamatan Dusun Selatan, Bangkuang Kecamatan Karau Kuala dan Ruhing Raya Kecamatan Gunung Bintang Awai, kemudian di Barito Timur ada di Desa Bambulung Kecamatan Pematang Karau.
Selain itu di Kabupaten Barito Utara di Desa Kandui Kecamatan Gunung Timang dan Pendreh Kecamatan Teweh Tengah untuk Kabupaten Murung Raya di Desa Bahitom Kecamatan Murung dan Muara Laung Kecamatan Laung Tuhup.
"Target capaian kerja fase ini adalah pada sosialisasi pencegahan, inventarisir permasalahan terkait Karlahut baik di tingkat desa, inventarisir alternatif pemberdayaan masyarakat dalam penuuhan tentang pembukaan lahan tanpa bakar (PLTB)," katanya
Di samping itu, kata dia, menjaga irama kerja bersama para pihak (TNI/Polri) dengan menjaga sinergi bersama masyarakat dalam pembentukan satuan tugas desa (Satgas Desa).
Para personil tim terpadu juga melaksanakan tugasnya diantaranya melakukan pengendalian dan pemadaman kebakaran lahan dan hutan serta mengecek titik api (hotspot) di masing-masing kabupaten tersebut.
"Dalam patroli terpadu ini tim mencari dan masukan dari mayarakat yang berada di wilayah posko karlahut," kata dia.
Aswaludin menjelaskan dalam sosialisasi dan penyuluhan PLTB itu diketahui kendala yang dialami masyarakat yakni tidak ada biaya untuk melaksanakan PLTB karena biayanya besar, bila tidak dibakar maka tanah untuk perkebunan tidak subur.
Masyarakat meminta supaya pemerintah lebih memperhatikan kesejahteraan rakyat kecil, karena sebagian masyarakat bergantung pada hasil perkebunan atau pertanian untuk memenuhi kebutuhan keluarga, disamping itu pengadaan pupuk gratis pada masyarakat untuk menyuburkan tanah.
"Warga juga meminta solusi yang lebih baik dari pemerintah, bagaimana nasib masyarakat yang membyka lahan tapi tidak boleh dibakar, sedangkan lahan itu bakal jadi perkebunan untuk mata pencaharian masyarakat guna menghidupi kebutuhan keluarganya," jelas Aswaludin.
Berita Terkait
Mendagri imbau seluruh gubernur dukung pelaksanaan PON 2024
Rabu, 15 Mei 2024 7:00 Wib
Bangun koalisi besar, Agi sudah mendaftar pada sembilan parpol
Rabu, 15 Mei 2024 6:16 Wib
Kepala daerah diimbau berikan hadiah atlet berprestasi di PON
Selasa, 14 Mei 2024 20:57 Wib
Kemenag Barito Utara targetkan penerbitan sertifikasi halal 100 lembar
Selasa, 14 Mei 2024 16:50 Wib
Ketua DPRD Barut minta JCH jaga kesehatan selama menjalani ibadah haji
Selasa, 14 Mei 2024 5:58 Wib
Legislator harapkan Barito Utara bisa mengulang juara umum FBIM
Selasa, 14 Mei 2024 5:46 Wib
Pemkab Barito Utara fasilitasi penetapan dan penegasan batas desa
Senin, 13 Mei 2024 19:21 Wib
Pj Sekda Barito Utara lepas 143 jamaah calon haji
Senin, 13 Mei 2024 16:44 Wib