Sampit (Antara Kalteng) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah sudah menerima tujuh orangutan yang diserahkan masyarakat Kabupaten Kotawaringin Timur sepanjang 2017 ini.
"Kami bersyukur dan berterima kasih karena kesadaran masyarakat untuk ikut menyelamatkan satwa liar, khususnya yang dilindungi, terus meningkat. Kalau ada yang melihat atau ingin menyerahkan satwa liar dilindungi, hubungi saja kami," kata Komandan Pos Jaga BKSDA Sampit Muriansyah, di Sampit, Rabu.
Pekan lalu, BKSDA Sampit kembali mengevakuasi seekor orangutan yang diserahkan warga Kecamatan Kotabesi. Orangutan itu berjenis kelamin jantan berumur sekitar enam tahun.
Orangutan itu ditemukan di hutan Desa Terantang, Kecamatan Seranau pada empat tahun lalu, dan dirawat oleh seorang warga bernama Taufik. Taufik sudah lama ingin menyerahkan ke BKSDA namun baru berkesempatan menghubungi BKSDA.
Taufik menyerahkan dengan sukarela kepada petugas BKSDA yang datang ke rumahnya mengevakuasi orangutan tersebut.
Penyerahan itu disaksikan petugas dari Polsek Kotabesi dan lembaga swadaya masyarakat yang peduli terhadap penanganan orangutan.
Muriansyah mengatakan, belakangan ini makin banyak satwa liar, khususnya orangutan yang masuk ke perkebunan dan permukiman warga.
Habitatnya rusak akibat pembukaan hutan untuk perkebunan dan pertambangan, bencana kebakaran lahan maupun pembalakan liar, sehingga membuat satwa dengan nama latin "Pongo pygmaeus" itu kelaparan dan mencari makan hingga ke perkampungan warga.
Populasi orangutan juga terancam oleh perburuan lantaran binatang yang organ tubuhnya hampir mirip dengan manusia itu, dianggap hama perusak tanaman. Tidak heran jika banyak anak orangutan yang ditemukan di hutan, padahal biasanya orangutan tidak akan meninggalkan anak hingga anaknya dewasa dan mampu mandiri.
"Semua orangutan yang diserahkan warga, kami antar ke kantor SKW II BKSDA di Pangkalan Bun. Selanjutnya orangutan dititipkan ke OFI atau OF UK (lembaga swadaya masyarakat penyelamatan orangutan, Red) untuk dilakukan rehabilitasi. Jika dinyatakan sudah mampu mandiri, baru dilepasliarkan ke hutan yang ekosistemnya masih bagus," kata Muriansyah.
Sepanjang 2016 lalu, BKSDA Sampit menerima tiga satwa dari warga Kabupaten Seruyan, yakni dua orangutan dan satu buaya muara, serta dari masyarakat Kotawaringin Timur sebanyak 22 ekor yang terdiri dari orangutan dengan jumlah terbanyak, disusul buaya muara, trenggiling, kukang, dan owa-owa.
Muriansyah mengimbau masyarakat tidak membunuh atau memelihara satwa dilindungi, khususnya orangutan.
Selain bisa dipidana penjara lima tahun dan denda Rp100 juta, memelihara orangutan berisiko terjangkit berbagai penyakit yang bisa ditularkan satwa itu, seperti tuberkulosis atau TBC, hepatitis, herpes dan penyakit lainnya.
Berita Terkait
Indonesia runner up, China juara Piala Thomas 2024
Minggu, 5 Mei 2024 23:29 Wib
BI anggap angka inflasi Kalteng selama April masih wajar
Minggu, 5 Mei 2024 19:06 Wib
KPU Kalteng: Paslon perseorangan wajib memiliki minimal 193.512 dukungan
Minggu, 5 Mei 2024 17:20 Wib
Pemkab Mura terus upayakan kemandirian pangan sektor perikanan
Minggu, 5 Mei 2024 17:11 Wib
Disdik telusuri video pornografi diduga pelajar Kotim
Minggu, 5 Mei 2024 16:53 Wib
PT Globalindo Alam Perkasa bergerak cepat membantu korban banjir di Kotim
Minggu, 5 Mei 2024 15:24 Wib
Gubernur optimis atlet Kalteng raih prestasi di PON
Minggu, 5 Mei 2024 14:22 Wib
Tanah Siang juara umum Festival Budaya Tira Tangka Balang 2024
Minggu, 5 Mei 2024 13:12 Wib