Mantap! Penyelundupan Rotan dari Sampit ke Malaysia Digagalkan

id Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Sampit, Hartono, penyelundupan rotan

Mantap! Penyelundupan Rotan dari Sampit ke Malaysia Digagalkan

Ilustrasi - Petani Rotan (istimewa)

Sampit (Antara Kalteng) - Sebuah kapal bermuatan 107 ton rotan yang bertolak dari Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalteng, ditangkap di perairan Pulau Pengikik Kepulauan Riau saat di perjalanan, diduga hendak menuju Malaysia.

"Penangkapan ini menunjukkan rotan dari Sampit memang marak diselundupkan. Sebelumnya Kantor Bea Cukai Pontianak menangkap kapal membawa 140 ton rotan asal Kumai, tapi rotannya diduga juga dari Sampit," kata Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Sampit, Hartono di Sampit, Jumat.

Kapal bermuatan rotan itu adalah KLM Serikat Motor yang dioperasikan satu nakhoda dan empat anak buah kapal. Hasil penelusuran Bea Cukai Sampit, kapal tersebut memuat rotan di sekitar dermaga Samuda Kecamatan Mentaya Hilir Selatan.

Kapal ini bertolak dari Sampit pada 14 Agustus tanpa mengantongi surat persetujuan berlayar dari Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) setempat. Modusnya yaitu pelayaran antarpulau, namun ternyata rotan-rotan terbaik itu akan diselundupkan ke Malaysia.

Untungnya, ada kecurigaan aparat terhadap kapal bermuatan rotan tersebut. Kapal yang sedang berpatroli pada 16 Agustus lalu berhasil mencegat dan menggiring kapal tersebut ke pelabuhan dan menahan satu orang bersama barang buktinya.

"KSOP memang tidak ada kewajiban mengonfirmasi apakah kapal itu sudah sampai ke tujuan awal atau menyimpang ke pelabuhan lain. Tapi setelah ini kami akan menyurati seluruh KSOP di Kalimantan Tengah untuk lebih teliti dalam mengeluarkan surat persetujuan berlayar. Periksa apakah benar antarpulau atau diselundupkan," kata Hartono.

Hartono menduga penyelundupan rotan ibarat fenomena "gunung es" karena ditengarai masih banyak yang belum terungkap. Pihaknya akan terus berupaya melakukan pencegahan dan penertiban.

Di sisi lain, Hartono menilai perlunya solusi untuk mendorong sektor rotan agar bangkit dari keterpurukan setelah diberlakukannya larangan eskpor rotan mentah pada akhir 2011. Jika sektor rotan dalam negeri membaik, dia yakin penyelundupan bisa terus ditekan.