Waduh Urusan Cinta Bikin Siswi SMP Adu Jotos, Videonya Sampai Viral di Medsos

id Sekolah Gumas, Pendidikan Gumas, Sekolah Berkarakter

Waduh Urusan Cinta Bikin Siswi SMP Adu Jotos, Videonya Sampai Viral di Medsos

Potongan rekaman video perkelahian siswi SMP Kabupaten Gunung Mas yang baru-baru ini viral di medsos (Istimewa)

Kuala Kurun (Antara Kalteng) - Rekaman video perkelahian antara dua siswi Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Mihing Raya di Kampuri, Kabupaten Gunung Mas (Gumas), beberapa waktu terakhir menjadi viral di media sosial (medsos).

Terlihat dalam video amatir itu, terjadi saling jambak dan adu jotos antara kedua siswi diserta dengan caci-maki menggunakan bahasa khas daerahnya. Namun tidak berselang lama kemudian, rekan-rekannya melerai perkelahian siswi tersebut.

Mantan Kepala sekolah (Kasek) SMPN-1 Mihing Raya, Riduan, di Kuala Kurun, Jumat, membenarkan apabila yang terlibat perkelahian itu, adalah mantan anak didiknya dengan nama panggilan Popi dan Mia. Kejadian itu terjadi pada Tahun 2015 yang lalu, di luar jam pelajaran sekolah alias sudah pulang sekolah.

"Saya kaget, rekaman yang sudah cukup lama tiba-tiba mendadak viral di medsos. Kemarin saja, sudah enam ribu lebih yang komentar," ungkap Riduan didampingi Kepala Sekolah SMPN-1 Mihing Raya saat ini, Kombres, saat memberikan keterangan di ruang Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Gumas.

Selain itu, lanjutnya, kedua siswi yang terlibat adu jotos itu sudah tidak bersekolah di SMPN-1 Mihing Raya lagi. Sepengetahuannya, siswi-siswi tersebut selama dalam pantauan sekolah juga tidak pernah berkelakuan yang negatif, pihaknya juga tidak mengetahui siapa yang merekam kejadian tersebut dan yang mengupload.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Gumas, Agung didampingi Kasi Peserta didik Cendrawan mengaku sangat menyayangkan kejadian itu. Menindaklanjuti masalah tersebut pihaknya memanggil Kasek lama dan Baru SMPN 1 Mihing Raya untuk mendapatkan keterangan yang sebenarnya.

"Sudah jelas permasalahannya. Kejadian di luar jam sekolah, dan penyebabnya adalah asmara. Tugas kami terutama guru adalah memanusiakan peserta didik. Artinya, untuk juga mencerdaskan karakter anak didik tidak mudah harus penuh dengan kesabaran," jelasnya.

Pihaknya meminta kepada setiap tenaga pendidik agar dapat mengontrol tingkah laku siswa-siswinya. Pelajaran yang diberikan bukan hanya materi umum, tapi juga akhlak dan tingkah laku, sehingga menciptakan sumber daya manusia yang berkarakter.

"Minimal setiap lima menit gunakan waktunya untuk penguasaan kelas bagi para guru, dan saat pulang sekolah, guru-guru juga harus memberikan nasihat dulu serta menjalin kerjasama yang baik dengan orang tua peserta didik," demikian Agung.