DLH Seruyan kembangkan pembuatan 'paving block' dari sampah plastik

id DLH Seruyan, Priyo Widagdo,paving block sampah plastik

DLH Seruyan kembangkan pembuatan 'paving block' dari sampah plastik

Ilustrasi - Sampah plastik (FOTO ANTARA/Kiki Cahyadi)

Kuala Pembuang (Antaranews Kalteng) - Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah mencoba mengembangkan pengolahan sampah plastik menjadi "paving block".

"Salah satu yang coba kita kembangkan adalah pembuatan paving block dari sampah plastik," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Seruyan, Priyo Widagdo di Kuala Pembuang, Rabu.

Ia mengatakan, pembuatan paving dari semua jenis sampah plastik dilakukan dengan cara membakar sampah plastik hingga menjadi meleleh. Setelah itu, plastik meleleh yang masih panas dicampur dengan abu sekam, lalu diaduk hingga rata, kemudian adonan campuran plastik itu dimasukkan ke dalam cetakan.

"Meski telah berhasil melakukan uji coba, paving plastik yang dihasilkan dari pengolahan secara sederhana kualitasnya masih kurang bagus atau rapuh akibat pembakaran plastik yang tidak tepat," katanya.

Oleh karena itu, untuk menyempurnakan cara pembuatan paving tersebut, DLH berencana melakukan studi banding ke daerah lain yang telah berhasil mengembangkannya lebih dulu serta mengadakan peralatan untuk pembuatan paving plastik.

"Kita akan berupaya agar bagaimana nanti pengolahan paving plastik ini bisa berhasil. Apabila sudah berhasil, maka bisa kita manfaatkan untuk daerah perkantoran dan masyarakat," katanya.

Pria yang sebelumnya menjabat Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Seruyan ini menegaskan, upaya mengembangkan pengolahan paving dari plastik ini dilakukan untuk mengurangi sampah plastik yang jumlahnya semakin meningkat.

Pada 2015 lalu jumlah sampah yang dihasilkan masyarakat Seruyan, khususnya di Kuala Pembuang mencapai dua ton per hari. Kemudian pada 2017 jumlah sampah meningkat menjadi enam ton per hari, dan sebagian besar sampah tersebut adalah sampah plastik.

"Karena itu perlu ada inovasi agar sampah dapat dikurangi dengan mengolahnya kembali menjadi barang bermanfaat," katanya.