Yogyakarta (Antaranews Kalteng) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi berharap keputusan penerapan metode "Higher Order Thinking Skills" (HOTS) atau kemampuan penalaran tingkat tinggi dalam ujian nasional SMP pada 23-26 April 2018 tidak diributkan.
"Mudah-mudahan nanti tidak jadi ribut lah," kata Menteri Muhadjir seusai membuka Pekan Pendidikan Jogja di Museum Benteng Vredeburg, Yogyakarta, Sabtu sore.
Ia berharap metode HOTS yang akan diterapkan untuk seluruh soal ujian nasional (UN) SMP tidak dibayangkan akan sama tingkat kesulitannya dengan yang diterapkan untuk soal-soal HOTS SMA.
Menurut dia, soal "HOTS" untuk siswa SMP akan disesuaikan dengan level yang berbeda. "Tentu saja kalau (pendekatan HOTS) SMP ya tidak sesulit SMA," kata dia.
Muhadjir juga menegaskan bahwa kisi-kisi soal dengan pendekatan HOTS untuk UN SMP maupun UNBK SMA sebelumnya telah disosialisasikan dan diajarkan kepada siswa. "Makanya yang meributkan kan juga tidak banyak karena sebetulnya sudah disosialisasikan," kata dia.
Mulai tahun ini, Kemdikbud memberlakukan soal yang membutuhkan daya nalar tingkat tinggi. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas UN tersebut dengan memasukkan soal HOTS.
Soal seperti itu akan menjadi standar pelaksanaan UN hingga 2025, sehingga mampu mendeteksi kemampuan siswa.
Sebelumnya, pemberlakuan soal dengan daya nalar tinggi tersebut, menuai protes dari peserta UN tingkat SMA. Mereka beramai-ramai menyerbu akun Instagram Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy (@muhadjir_effendy) dan juga akun instagram @pustekkom_kemdikbud untuk melayangkan protes.