Ini alasan Pemkab Barut ingin kembangkan wisata sejarah Tongka

id Sejarah tongka,barut,pemkab barut,situs sejarah Desa Tongka,Iskandar Zulkarnain

Ini alasan Pemkab Barut ingin kembangkan wisata sejarah Tongka

Logo Pemkab Barito Utara. (Ist)

... diyakini warga sebagai peninggalan nenek moyang Suku Dayak di antaranya benteng di kawasan Bungut Inai
Muara Teweh (Antaranews Kalteng) - Pemerintah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah akan mengembangkan situs sejarah Desa Tongka sebagai kawasan wisata sejarah.

"Situs sejarah perlawanan rakyat setempat melawan penjajah Belanda tempo dulu ini berada di kawasa hutan adat setempat akan kami gali untuk menjadi kawasan wisata sejarah," kata Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Barito Utara Arbaidi melalui Pelaksana Tugas Kabid Kebudayaan Iskandar Zulkarnain di Muara Teweh, Senin.

Ia menjelaskan kawasan hutan di Desa Tongka, Kecamatan Gunung Timang yang berada di pedalaman Sungai Montallat (Anak Sungai Barito) terdapat situs yang diyakini warga sebagai peninggalan nenek moyang Suku Dayak di antaranya benteng di kawasan Bungut Inai.

Baca juga: KPHP Barito Tengah gali potensi wisata alam di Desa Tongka

Selain itu, ditemukan Liang Tanyir Nyeloi, tempat ditemukan beberapa tengkorak manusia yang diletakkan di atas batu atau mirip dengan pemakaman di Tanah Toraja.

Di Liang Daong ditemukan orang menjadi batu dan peninggalan nenek moyang Suku Dayak yang disebut Batu Gadur.

"Warga setempat mengharapkan situs bersejarah benteng dan liang ini menjadi tempat wisata. Usulan masyarakat ini kita tampung. Rencana kita ke depan tempat itu akan kita jadikan tempat wisata mengakomodir usulan masyarakat," katanya.

Baca juga: Situs sejarah di Desa Tongka Gunung Timang potensi jadi objek wisata

Kepala Kantor Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Barito Tengah Unit VI dan VIII Kabupaten Barito Utara Bahrudinsyah mengatakan situs sejarah sebagai potensi wisata di wilayah Desa Tongka berada di kawasan hutan adat masyarakat setempat.

"Sisa lokasi benteng Belanda itu kini hanya tinggal tonggak kayu ulin atau sisa tiang kayu ulin yang berjejer di wilayah Bungut Inai. Memang kita juga pernah mendengar ada peperangan besar di dalam sungai di wilayah desa ini. Tapi kita belum pernah menemukan bekasnya dan sekarang kita sudah tahu tempatnya," katanya.

Dia menjelaskan dengan ditemukan beberapa peninggalan situs maka bisa dipastikan Desa Tongka, di mana dari dahulu telah dialiri anak sungai telah terdapat kehidupan. Hal itu nampak dari adanya sisa peninggalan masa lalu.

Selain situs sejarah, Desa Tongka juga kaya akan potensi wisata alam berupa hutan seperti meranti dan kayu ulin dengan ukuran berdiameter besar serta bunga anggrek dari berbagai jenis.

Kawasan hutan lebat itu terjaga dengan baik oleh masyarakat adat sehingga bisa dikembangkan sebagai kawasan wisata alam.

"Oleh karena itu sangat wajar bila masyarakat ingin hutan di wilayah tersebut menjadi hutan adat, sebab di sana juga tumbuh pohon ulin yang diyakini berumur ratusan tahun dan situs sejarah," kata dia.