Pedalaman Sungai Barito bisa dilayari kapal dan tongkang
Muara Teweh (Antaranews Kalteng) - Pedalaman Sungai Barito di Kabupaten Barito Utara dan Murung Raya sudah bisa dilayari kapal dan tongkang setelah debit air naik menyusul hujan beberapa hari terakhir.
"Sejak hari ini Sabtu sebanyak 12 kapal dan tongkang bermuatan ribuan ton batu bara mulai berlayar ke hilir, setelah dua pekan lebih terhenti karena surut," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dermaga Muara Teweh Dinas Perhubungan Pemkab Barito Utara Muhammad Nurdin melalui petugas pelabuhan Syamsu Rizal di Muara Teweh, Sabtu.
Naiknya debit air di Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito sepanjang 900 kilometer yang bermuara di Kalimantan Selatan itu karena hujan mulai turun sejak beberapa hari terakhir di wilayah Kabupaten Barito Utara dan Kabupaten Murung Raya yang terletak di wilayah hulu atau utara.
Sejumlah kapal tarik (tug boat) dan tongkang kosong milik perusahaan batu bara yang sempat tertahan di pinggiran Sungai Barito kawasan Bukau, Kecamatan Teweh Tengah dan tempat lainnya kini sebagian mulai berlayar ke hulu.
"Ketinggian air mulai naik, kini dapat dilayari tongkang berkapasitas muatan batu bara di atas 3.000 ton," katanya.
Dia mengatakan tongkang yang berlayar mengangkut batu bara juga ada di sejumlah kawasan di hilir yang sebelumnya sempat kandas karena sungai surut.
"Skala tinggi air (STA) di Muara Teweh pada Sabtu sore berada di angka 7,40 meter yang menunjukkan ketinggian air lebih aman untuk transportasi sungai, khususnya kapal bertonase besar," ujarnya.
Intensitas hujan di Barito Utara masih rendah, sedangkan tingginya debit air Sungai Barito karena curah hujan tinggi di wilayah hulu atau pedalaman Kabupaten Murung Raya.
"Air Sungai Barito naik biasanya hujan di wilayah utara atau hulu sangat tinggi dan lebat," kata dia.
"Sejak hari ini Sabtu sebanyak 12 kapal dan tongkang bermuatan ribuan ton batu bara mulai berlayar ke hilir, setelah dua pekan lebih terhenti karena surut," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dermaga Muara Teweh Dinas Perhubungan Pemkab Barito Utara Muhammad Nurdin melalui petugas pelabuhan Syamsu Rizal di Muara Teweh, Sabtu.
Naiknya debit air di Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito sepanjang 900 kilometer yang bermuara di Kalimantan Selatan itu karena hujan mulai turun sejak beberapa hari terakhir di wilayah Kabupaten Barito Utara dan Kabupaten Murung Raya yang terletak di wilayah hulu atau utara.
Sejumlah kapal tarik (tug boat) dan tongkang kosong milik perusahaan batu bara yang sempat tertahan di pinggiran Sungai Barito kawasan Bukau, Kecamatan Teweh Tengah dan tempat lainnya kini sebagian mulai berlayar ke hulu.
"Ketinggian air mulai naik, kini dapat dilayari tongkang berkapasitas muatan batu bara di atas 3.000 ton," katanya.
Dia mengatakan tongkang yang berlayar mengangkut batu bara juga ada di sejumlah kawasan di hilir yang sebelumnya sempat kandas karena sungai surut.
"Skala tinggi air (STA) di Muara Teweh pada Sabtu sore berada di angka 7,40 meter yang menunjukkan ketinggian air lebih aman untuk transportasi sungai, khususnya kapal bertonase besar," ujarnya.
Intensitas hujan di Barito Utara masih rendah, sedangkan tingginya debit air Sungai Barito karena curah hujan tinggi di wilayah hulu atau pedalaman Kabupaten Murung Raya.
"Air Sungai Barito naik biasanya hujan di wilayah utara atau hulu sangat tinggi dan lebat," kata dia.