Ini tanggapan petani Seruyan terkait polemik impor beras

id Ini tanggapan petani Seruyan terkait polemik impor beras,Pertanian,Padi,Beras impor,Petani

Ini tanggapan petani Seruyan terkait polemik impor beras

Rusdi salah seorang petani di Desa Persil Raya, Kecamatan Seruyan Hilir, Kabupaten Seruyan saat menunjukkan gabah hasil dari lahan pertaniannya (Foto Antara Kalteng / Muhammad Arif Hidayat)

Kuala Pembuang (Muhammad Arif Hidayat) - Polemik kebijakan impor beras tidak hanya menjadi perhatian di tingkat pusat, tetapi juga direspons masyarakat di daerah seperti petani di Kabupaten Seruyan Kalimantan Tengah.

"Impor beras bukanlah sebuah solusi yang dapat dibenarkan dengan alasan apapun. Seharusnya pemerintah dapat memilih solusi lainnya, melalui berbagai macam program yang pro terhadap pertanian, seperti memberikan bantuan alat mesin pertanian, benih padi unggul ataupun pembasmi hama," kata Rusdi salah seorang petani di Desa Persil Raya Kecamatan Seruyan Hilir, Kamis.

Menurutnya, jika benar pemerintah pro petani dan peduli terhadap majunya sektor pertanian, maka cara yang diambil adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia para petani di daerah. Hal itu dapat dilakukan melalui ragam pelatihan hingga kegiatan studi banding ke daerah yang lebih maju agar produksi pertanian di daerah terus meningkat.

Seiring berjalannya waktu, semangat masyarakat Seruyan menggeluti pertanian terus meningkat. Hal itu dapat dilihat dari semakin banyaknya warga yang memilih untuk bertani daripada pekerjaan lainnya.

Banyak warga di lingkungan sekitar Rusdi yang sebelumnya bukan petani, kemudian alih profesi menjadi petani setelah melihat hasil yang didapat warga lainnya dari bertani cukup menjanjikan. Meskipun mereka tidak memiliki lahan untuk digarap, tidak sedikit yang memilih untuk sewa lahan terlebih dulu.

Melihat kemauan dan semangat bertani dari masyarakat tersebut, pemerintah pusat diminta sadar dan dapat membuka mata untuk melihat langsung kondisi di daerah. Kebijakan impor beras dinilai sangat merugikan para petani, terlebih bagi daerah yang surplus beras.

Tiga hari lalu, tepatnya 24 September merupakan Peringatan Hari Tani Nasional. momentum ini diharapkan mampu menjadi pemacu semangat semua pihak untuk kembali meningkatkan gairah pertanian di Indonesia.

Rusdi sendiri memiliki lahan sebanyak 10 hektare yang rutin digarap menjadi lahan pertanian. Hasilnya pun cukup banyak, yaitu sekitar 4 ton gabah per hektare. Sayangnya dalam setahun ia hanya bertani sebanyak satu kali, yaitu pada musim tanam Oktober-Maret karena berbagai kendala.

Musim tanam Oktober-Maret merupakan waktu yang paling tepat, karena biasanya curah hujan cukup tinggi. Sementara pada musim tanam lainnya seringkali mengalami kegagalan, akibat curah hujan yang rendah dan berakibat pada kekeringan lahan karena sulitnya sumber air.

Kendala- kendala seperti inilah yang harusnya lebih diperhatikan pemerintah, bersama- sama dengan petani menyelesaikan permasalahan yang ditemukan di lapangan dan berupaya meningkatkan produktivitas pertanian. Bukan malah sebaliknya yaitu dengan mengambil kebijakan impor beras.

Sementara itu, Abdullah petani lainnya di desa itu mengatakan, dia mulai bertani dalam beberapa tahun terakhir. Saat ini pun lahan yang diunakannya masih menyewa lahan milik orang lain.

"Saya sampai berani untuk sewa lahan karena saya yakin pertanian di Seruyan masih sangat potensial untuk dikembangkan. Bahkan selama ini kendati hasilnya belum benar-benar maksimal, namun masih mampu memenuhi kebutuhan keluarga sehari- hari," ujarnya menjelaskan.

Keinginan petani ini selaras dengan upaya Pemerintah Kabupaten Seruyan yang ingin kembali menghidupkan sektor pertanian di daerahnya. Seperti rencana penanaman serentak pada bulan Oktober-Nobember mendatang, di sebanyak 2.000 hektar lahan potensial.

Ini sebagai langkah awal agar kedepan Seruyan mampu menjadi salah satu daerah lumbung padi di Kalimantan Tengah. Selain itu juga akan dibuat regulasi tentang penataan lahan, sehingga lahan yang potensial untuk pertanian dilarang untuk dialihfungsikan ke sektor lainnya.