Ragam instrumen dari 11 pelaku industri musik Tanah Air itu dipamerkan di Paviliun Indonesia, yang dikoordinasikan oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Indonesia bersama KJRI Frankfurt.
Di antaranya adalah alat musik produksi Kuassa, Kyre Drums, Genta, X9 Pro Audio, Sui Generis Straps, Premiere Wood Manufacturing, Indonesian Bamboo Community, Sawoe, Seruni Audio, Blueberry dan Sasando Shop.
Untuk menarik perhatian pengunjung dan peserta pameran, grup Sasando dan band Purwatjaraka tampil dengan menggunakan alat musik buatan lokal tersebut. Penampilan itu pun mendapat sambutan baik dari pengunjung, bahkan beberapa dari mereka ikut tampil bersama memainkan lagu internasional.
Konsul Muda KJRI Frankfurt am Main, Dimas Wisudawan kepada Antara, Jumat, mengatakan penampilan musisi Indonesia dengan memainkan instrumen salah satunya sasando electric, adalah untuk mendemonstrasikan "kekuatan" dan menawarkan alat musik buatan lokal di panggung Eropa.
Selain menampilkan sejumlah pertunjukan, Bekraf dan KJRI Frankfurt juga menggelar pertemuan bisnis yang dihadiri pelaku usaha dan para pecinta musik dari Jerman.
Sementara itu, Konjen RI Frankfurt Toferry P. Soetikno, dalam sambutannya di acara pameran itu, menggarisbawahi tentang pentingnya peran musik dalam kehidupan sehari-hari.
"Musik sebagai bahasa universal yang mempersatukan kita dan menjembatani perbedaan dalam segala hal," katanya.
Menurut dia, Indonesia memiliki potensi besar sebagai penghasil alat-alat musik, baik modern maupun tradisional. Dan, pameran seperti Musikmesse 2019 menjadi forum branding, pemasaran dan penjualan bagi produk-produk unggulan Indonesia di mancanegara.
Musikmesse 2019 yang dilaksanakan 2-5 April tersebut diikuti sekitar 1.600 peserta dan diharapkan menarik kunjungan 90.000 orang.