TP PKK ingin hidupkan kembali dasa wisma di Kalteng

id pemerintah provinsi kalimantan tengah,pemprov kalteng,Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga,tp pkk,yulistra ivo azhar sugianto sabran

TP PKK ingin hidupkan kembali dasa wisma di Kalteng

Ketua TP PKK Kalteng Yulistra Ivo Azhar Sugianto Sabran (kiri) saat memberikan penghargaan pada sejumlah cabang lomba yang telah digelar, Palangka Raya, Selasa, (9/4/2019). (Foto Antara Kalteng/Muhammad Arif Hidayat)

Palangka Raya (ANTARA) - Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kalimantan Tengah mendorong seluruh pengurus yang ada di kabupaten/kota untuk menghidupkan kembali dasa wisma.

"Keberadaan dasa wisma penting bagi TP PKK, sebagai ujung tombak yang memiliki peran strategis menyukseskan setiap program yang telah dibuat," kata Ketua TP PKK Kalteng Yulistra Ivo Azhar Sugianto Sabran di Palangka Raya, Selasa.

Dasa wisma adalah kelompok ibu-ibu yang berasal dari 10 kepala keluarga dan bertetangga untuk mempermudah jalannya suatu program. Kegiatan mereka umumnya diarahkan pada peningkatan kesehatan keluarga.

Ivo menjelaskan, salah satu yang menjadi fokus pihaknya kedepan, yaitu membantu pemerintah daerah menyelesaikan permasalahan stunting di Kalteng. Sebab saat ini Kalteng masuk dalam empat provinsi dengan kasus stunting terburuk di tingkat nasional.

"Penyelesaian kasus stunting tidak akan bisa dilakukan oleh Dinas Kesehatan saja, namun perlu kerja sama dari sejumlah pihak termasuk TP PKK," terangnya saat membuka rapat konsultasi TP PKK se-Kalteng.

Namun keterlibatan TP PKK di bidang kesehatan tidak hanya sebatas penyelesaian kasus stunting, tetapi juga mencakup permasalahan lain seperti penerapan gaya hidup sehat maupun pola asuh anak.

Menurutnya TP PKK di tiap kabupaten/kota harus mampu meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kesehatan. Sebab dari evaluasi yang pihaknya lakukan selama ini, masih banyak masyarakat yang keliru dalam menyikapi suatu kondisi kesehatan.

"Saya secara rutin bersama Gubernur Kalteng melakukan kunjungan ke rumah sakit yang ada di daerah. Disana saya seringkali menemukan bayi yang sakit akibat minimnya pemahaman orang tuanya tentang kesehatan," jelas Ivo.

Makanya kedepan, pihaknya juga ingin mendorong pos pelayanan keluarga berencana atau posyandu diaktifkan kembali di setiap lingkungan sesuai ketentuan yang berlaku. Agar tidak ada lagi bayi maupun anak-anak yang terbaring sakit, akibat pemenuhan gizi yang kurang tepat dari orang tuanya.