Ekspor Kalteng selama Februari 2024 mencapai US$ 416,68 juta
Palangka Raya (ANTARA) - Badan Pusat Statistik mencatat keseluruhan ekspor Provinsi Kalimantan Tengah selama Februari 2024 merupakan komoditas non migas dengan nilai mencapai US$416,68 juta, atau mengalami peningkatan sebesar 6,16 persen dibanding Januari 2024 yang berkisar US$392,50 juta.
Total volume ekspor di provinsi ini pada Februari 2024 juga mengalami peningkatan sebesar 6,83 persen dibanding Januari 2024, kata Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro di Palangka Raya, Kamis.
"Nilai ekspor hasil tambang memiliki kontribusi paling besar mencapai 86,96 persen terhadap total nilai ekspor Kalimantan Tengah pada Februari 2024," ucapnya.
Jika dibandingkan dengan Januari 2024, lanjut dia, nilai ekspor hasil tambang mengalami peningkatan sebesar US$32,72 juta atau 9,93 persen. Dan untuk komoditas utama ekspor hasil tambang selama Februari 2024 diantaranya batu bara, bijih zirkonium, serta lignit.
Sementara itu, nilai ekspor hasil industri pengolahan Kalimantan Tengah pada Februari 2024 mencapai US$54,33 juta dan memberi kontribusi sebesar 13,04 persen terhadap total nilai ekspor.
"Kalau dibandingkan dengan bulan sebelumnya atau Januari 2021, ekspor hasil industri juga mengalami penurunan senilai US$5,61 juta (9,36 persen)," beber dia.
Adapun komoditas utama ekspor Kalteng selama Februari 2024 adalah batu bara pada kelompok bahan bakar mineral, minyak kelapa sawit di kelompok lemak dan minyak hewani/nabati, serta bijih zirkonium pada kelompok bijih, kerak, dan abu logam. Dibanding bulan sebelumnya, terjadi peningkatan dan penurunan nilai ekspor pada sejumlah kelompok komoditas.
Baca juga: Kenaikan harga hasil produksi lebih besar dari dibayar petani Kalteng
Kepala BPS Kalteng itu mengatakan, peningkatan terbesar terjadi pada kelompok bahan bakar mineral sebesar US$33,39 juta atau naik 10,64 persen dan kelompok timah hitam sebesar U$0,85 juta yang pada bulan Januari 2024 tidak ada. Sebaliknya, penurunan terbesar terjadi pada kelompok lemak dan minyak hewani/nabati sebesar US$4,83 juta (turun 10,53 persen).
Jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya (year on year), sejumlah golongan barang mengalami penurunan nilai ekspor yang cukup tinggi pada Februari 2024, kecuali kelompok lemak & minyak hewani/nabati; bijih, kerak, dan abu logam, ampas/sisa industri makanan, dan timah hitam, serta pakaian jadi bukan rajutan.
"Penurunan nilai ekspor year on year terbesar terjadi pada kelompok bahan bakar mineral senilai US$67,51 juta atau turun 16,28 persen. Sementara itu, kelompok lemak & minyak hewani/nabati mengalami peningkatan nilai ekspor terbesar, senilai US$7,14 juta atau naik 21,06 persen," demikian Eko Marsoro.
Baca juga: Daging ayam ras dan beras masih tetap menjadi penyumbang inflasi di Kalteng
Baca juga: Luas panen jagung pipilan di Kalteng mencapai 5,94 ribu hektare
Baca juga: Sampit alami inflasi tahunan 2,14 persen pada Februari 2024
Total volume ekspor di provinsi ini pada Februari 2024 juga mengalami peningkatan sebesar 6,83 persen dibanding Januari 2024, kata Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro di Palangka Raya, Kamis.
"Nilai ekspor hasil tambang memiliki kontribusi paling besar mencapai 86,96 persen terhadap total nilai ekspor Kalimantan Tengah pada Februari 2024," ucapnya.
Jika dibandingkan dengan Januari 2024, lanjut dia, nilai ekspor hasil tambang mengalami peningkatan sebesar US$32,72 juta atau 9,93 persen. Dan untuk komoditas utama ekspor hasil tambang selama Februari 2024 diantaranya batu bara, bijih zirkonium, serta lignit.
Sementara itu, nilai ekspor hasil industri pengolahan Kalimantan Tengah pada Februari 2024 mencapai US$54,33 juta dan memberi kontribusi sebesar 13,04 persen terhadap total nilai ekspor.
"Kalau dibandingkan dengan bulan sebelumnya atau Januari 2021, ekspor hasil industri juga mengalami penurunan senilai US$5,61 juta (9,36 persen)," beber dia.
Adapun komoditas utama ekspor Kalteng selama Februari 2024 adalah batu bara pada kelompok bahan bakar mineral, minyak kelapa sawit di kelompok lemak dan minyak hewani/nabati, serta bijih zirkonium pada kelompok bijih, kerak, dan abu logam. Dibanding bulan sebelumnya, terjadi peningkatan dan penurunan nilai ekspor pada sejumlah kelompok komoditas.
Baca juga: Kenaikan harga hasil produksi lebih besar dari dibayar petani Kalteng
Kepala BPS Kalteng itu mengatakan, peningkatan terbesar terjadi pada kelompok bahan bakar mineral sebesar US$33,39 juta atau naik 10,64 persen dan kelompok timah hitam sebesar U$0,85 juta yang pada bulan Januari 2024 tidak ada. Sebaliknya, penurunan terbesar terjadi pada kelompok lemak dan minyak hewani/nabati sebesar US$4,83 juta (turun 10,53 persen).
Jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya (year on year), sejumlah golongan barang mengalami penurunan nilai ekspor yang cukup tinggi pada Februari 2024, kecuali kelompok lemak & minyak hewani/nabati; bijih, kerak, dan abu logam, ampas/sisa industri makanan, dan timah hitam, serta pakaian jadi bukan rajutan.
"Penurunan nilai ekspor year on year terbesar terjadi pada kelompok bahan bakar mineral senilai US$67,51 juta atau turun 16,28 persen. Sementara itu, kelompok lemak & minyak hewani/nabati mengalami peningkatan nilai ekspor terbesar, senilai US$7,14 juta atau naik 21,06 persen," demikian Eko Marsoro.
Baca juga: Daging ayam ras dan beras masih tetap menjadi penyumbang inflasi di Kalteng
Baca juga: Luas panen jagung pipilan di Kalteng mencapai 5,94 ribu hektare
Baca juga: Sampit alami inflasi tahunan 2,14 persen pada Februari 2024