Pangkalan Bun (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, berkomitmen membentuk desa dan kelurahan bebas dari pornografi untuk pencegahan dampak negatif dari kemajuan teknologi dan jaringan internet.
Pembentukan desa dan kelurahan bebas dari pornografi itu dimulai dengan berkoordinasi dan memberikan pemahaman kepada berbagai pihak yang ada di Kabupaten ini, kata Plt Asisten deputi Perlindungan anak Dalam situasi darurat dan Pronografi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Sumbono di Pangkalan Bun, Selasa.
"Saat Ini kondisi pornografi anak sangat kritis tidak ada daerah yang terbebas dari itu, karena berdasarkan survei dari Kominfo sebesar 65,34 persen anak di Indonesia memiliki smartphone," ucapnya.
Selain itu, lanjut dia, bedasarkan data dari Bareskrim, ada sebanyak 435.944 anak mengunduh konten pornografi. Jumlah anak yang mengunduh itu tersebar di seluruh Indonesia. Hal itu pun membuktikan bahwa tidak ada daerah di negara ini yang bebas dari anak-anak mengunduh pornografi.
"Terbentuknya desa/kelurahan bebas pornografi anak merupakan bentuk komitmen untuk pencegahan pornografi anak mulai dari perangkat desa dan seluruh kompenenn masyarakat, harapannya kedepan orangtua ikut terlibat dalam mengawasi anak ketika menggunakan smartphone," kata Sumbono
Baca juga: RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun juara lomba kebersihan tahun 2019
Sementara itu, Bupati Kobar Hj Nurhidayah melalui Asisten I Setda Kobar Agus Yuwono mengatakan Pemkab kobar sangat mendukung dan mengapresiasi dengan adanya kegiatan workshop pembentukan desa bebas pornografi anak hal itu sejalan dengan program Pemkab kobar dalam memberikan perlindungan kepada anak anak yang ada di wilayah Kabupaten Kobar.
Kegiatan itu diharapkan bisa membangkitkan semangat para aparatur desa/kelurahan untuk mencegah maraknya konten konten pornografi anak ditengah kemajuan teknologi saat ini, setelah kegiatan ini di harapkan segera di sosialisasikan kepada masyarakat, agar masyarakat khususnya orangtua untuk mendampingi putra putri mereka pada saat membuka Internet, ". Ujar Agsu Yuwono.
"Sekarang ini terjadi dilema pada orangtua. Di sisi lain tidak ingin anak-anaknya ketinggalan kecanggihan IT alias gaptek, tapi di sisi lain bahaya mengancam mengingat maraknya konten konten berbau pornografi. Jadi, perlu ketelitian dari orangtua untuk melakukan pendampingan," demikian Agus.
Baca juga: Bupati Kobar menangis saat lepah calon jemaah haji, ini penyebabnya
Baca juga: Bupati Kobar pimpin langsung pembagian seragam sekolah gratis ke siswa baru
Berita Terkait
Penuh perjuangan, 'Asan' si orang utan dievakuasi dari kawasan bandara di Sampit
Sabtu, 27 April 2024 5:09 Wib
SMPN 1 Sampit ajarkan siswa respons cepat dan efektif hadapi bencana
Sabtu, 27 April 2024 4:38 Wib
161 calon haji Kotim matangkan persiapan berangkat ke tanah suci
Jumat, 26 April 2024 17:27 Wib
Empat perwira di Polres Kotim dimutasi
Jumat, 26 April 2024 7:24 Wib
Pengurus PKK di Kotim diingatkan bantu program pemerintah
Jumat, 26 April 2024 7:13 Wib
Warga Kotim dilarikan ke rumah sakit usai diduga diserang buaya
Kamis, 25 April 2024 20:58 Wib
Pemenang O2SN dan FLS2N jenjang SD Kotim, siap wakili ke provinsi
Kamis, 25 April 2024 20:52 Wib
KPPN Sampit beri penghargaan mitra kerja terbaik
Kamis, 25 April 2024 20:07 Wib