Kemungkinan NasDem keluar dari kekuasaan dan menjadi oposisi

id NasDem ,oposisi,Kemungkinan NasDem keluar dari kekuasaan dan menjadi oposisi

Kemungkinan NasDem keluar dari kekuasaan dan menjadi oposisi

Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh (kiri) berpelukan dengan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman usai menyampaikan hasil pertemuan tertutup kedua partai di DPP PKS, Jakarta, Rabu (30/10/2019). Pertemuan tersebut dalam rangka silaturahmi kebangsaan dan menjajaki kesamaan pandangan tentang kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/hp.

hal itu, berkaitan dengan manuver politik Surya Paloh akhir-akhir ini, dan kemungkinan NasDem keluar dari kekuasaan dan menjadi oposisi.
Kupang (ANTARA) - Akademisi dari Universitas Muhammadiyah Kupang, Dr. Ahmad Atang, MSi mengatakan, Partai Nasional Demokrat (NasDem) tidak akan secara terbuka menyatakan keluar dari kekuasaan dan menjadi oposisi.

Namun sikap politik partai pimpinan Surya Paloh itu terhadap pemerintahan yang sedang berkuasa, akan dilakukan secara terbuka, kata Ahmad Atang, di Kupang, Selasa.

Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan manuver politik Surya Paloh akhir-akhir ini, dan kemungkinan NasDem keluar dari kekuasaan dan menjadi oposisi.

Baca juga: NasDem: Anggota DPRD Kapuas positif narkoba harus segera di PAW

"Menurut saya, NasDem tidak secara terbuka menyatakan keluar dari kekuasaan, namun sikap politik terhadap pemerintah akan dilakukan secara terbuka. Surya Paloh secara tegas sudah menyatakan akan menjadi oposisi bagi pemerintah," katanya.
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kanan) memeluk Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) usai melakukan pertemuan di kawasan Permata Hijau, Jakarta, Minggu (13/10/2019). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/aa.


Baca juga: Ketua Nasdem Kalteng pastikan Berinto tak di PAW dari DPRD Kapuas

Mengenai posisi NasDem dia mengatakan, walaupun berada dalam pemerintahan, tetapi dalam negara dengan sistem presidensial, tidak ada oposisi ekstrim tapi oposisi loyal.

"Jadi NasDem mengambil sikap oposisi lebih sebagai alat kontrol bukan mosi," katanya.

Dia menambahkan, politik yang dibangun merupakan bentuk politik koalisi bukan oposisi.

Baca juga: Kader NasDem pengguna narkoba lolos jadi anggota DPRD Kapuas dipertanyakan

Karena itu, anggota koalisi tidak kehilangan sikap kritisnya terhadap pemerintah, karena koalisi bersifat ad hoc bukan permanen.

Berbeda dengan sistem parlementer yang berlaku oposisi permanen katanya menjelaskan. 
 
Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh (kiri) bersama Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman (tengah) dan Sekjen PKS Mustafa Kamal (kanan) foto bersama usai menyampaikan hasil pertemuan tertutup kedua partai di DPP PKS, Jakarta, Rabu (30/10/2019). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/foc.