Sampit (ANTARA) - Seorang pencuri beraksi di Masjid Jami Noor Agung Jalan Pemuda Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah saat jamaah sedang shalat dan aksi itu terekam kamera tersembunyi.
"Kejadiannya Rabu (11/12) kemarin saat shalat Zuhur. Pelaku masuk dan mencuri isi tas jamaah yang sedang shalat," kata salah satu pengurus Masjid Noor Agung, Upik di Sampit, Kamis.
Saat kejadian, jamaah sedang melaksanakan shalat Zuhur. Saat itu ada pilihan jamaah yang melaksanakan shalat, terdiri dari laki-laki dan perempuan.
Dari rekaman video dari kamera tersembunyi atau CCTV (closed circuit television), pelaku datang menggunakan sepeda motor warna biru. Seperti jamaah lainnya, dia datang dan langsung masuk ke dalam masjid, namun dia masuk melalui pintu samping atau selatan.
Pria ini ternyata ini datang bukan untuk shalat, tetapi menjalankan aksi jahatnya. Saat jamaah khusyuk shalat, pelaku membuka tas milik jamaah perempuan. Lokasinya yang berada di belakang membuat pelaku leluasa menjalankan aksinya.
Dari rekaman video, pelaku mengambil benda yang terlihat seperti telepon selular dari salah satu tas jamaah. Tak puas dengan hasil itu, pelaku berjalan menuju barisan jamaah laki-laki untuk mencari barang berharga lainnya, namun dia tidak menemukan apapun.
Setelah itu, pelaku akhirnya pergi meninggalkan masjid saat shalat masih berlangsung. Pelaku bergegas pergi agar tidak ada jamaah yang sempat memergokinya saat menjalankan aksi tersebut.
Baca juga: Usai tangkap pengedar uang palsu, Polres Kotim kejar pembuatnya
"Kejadian ini baru diketahui makanya dilihat ternyata terekaman CCTV. Kejadiannya cukup cepat," kata Upik.
Sementara itu, kejadian ini membuat waswas masyarakat. Pelaku kejahatan kini makin nekat dalam beraksi, bahkan di tempat ibadah dan saat orang beribadah.
"Yang namanya sedang shalat, kita tentu melupakan urusan yang lain. Tapi setelah mengetahui kejadian ini, saya jadi tidak berani meletakkan tas atau barang berharga sembarangan meski di masjid karena buktinya maling tidak peduli itu tempat ibadah atau bukan," demikian Rahmat, warga Sampit.
Baca juga: Laju kerusakan DAS Mentaya harus dicegah