Srikandi DPRD Kotim berkomitmen terus perjuangkan kaum perempuan

id Srikandi DPRD Kotim berkomitmen terus perjuangkan kaum perempuan,DPRD Kotim,Rinie,Kotim,Kotawaringin Timur,Sampit

Srikandi DPRD Kotim berkomitmen terus perjuangkan kaum perempuan

Ketua DPRD Kotawaringin Timur Rinie. ANTARA/Norjani

Sampit (ANTARA) - Srikandi atau perempuan yang duduk sebagai anggota DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah berkomitmen memperjuangkan kaum perempuan di daerah itu agar mendapatkan hak dan kesempatan yang seharusnya dalam berbagai bidang.

"Kita semua harus menyadari pentingnya peran perempuan dalam pembangunan. Kita harus terus memperjuangkan pemberdayaan perempuan, kesetaraan gender serta perlindungan anak dan perempuan," kata Ketua DPRD Kotawaringin Timur Rinie di Sampit, Sabtu.

DPRD periode 2019-2024 terdapat tujuh anggota DPRD dari kaum perempuan. Tujuh srikandi itu adalah Rinie, Modika Latifah, Linda, Cici Desiliya, Darmawati, Rusmawati, dan Megawati. 

Jumlah ini memang berkurang dibanding keterwakilan perempuan pada DPRD periode sebelumnya. Namun Rinie meyakinkan kaum perempuan di lembaga legislatif itu akan bekerja keras untuk mengabdikan diri. Bahkan dirinya diberi kepercayaan memimpin lembaga yang terdiri 40 anggota dewan dan didominasi kaum laki-laki tersebut.

Rini mengajak kaum perempuan Kotawaringin Timur aktif menyuarakan perlindungan bagi kaum perempuan dan anak agar tidak menjadi korban kekerasan. Perempuan juga harus meningkatkan efektivitas pelayanan bagi anak dan perempuan.

Perempuan dimotivasi untuk berani terjun ke dunia politik sehingga bisa turut serta dalam merumuskan arah kebijakan pemerintah daerah. Begitu juga di bidang lain, perempuan sudah seharusnya terjun berkecimpung namun tanpa melupakan kodrat dan kewajibannya sebagai istri dan orangtua.

Politisi PDIP ini mengaku prihatin karena kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak masih kerap terjadi. Selain itu, masih ada pandangan maupun perlakuan yang dirasa kurang adil terhadap kaum perempuan.

"Selama ini perempuan dianggap hanya melaksanakan pekerjaan rumah tangga, sedangkan laki-laki dianggap sebagai pencari nafkah utama, sehingga pendapatan perempuan dianggap hanya sebagai tambahan saja. Perempuan juga mengalami marjinalisasi, padahal tidak bisa seperti itu konsepnya,” kata Rinie.

Rinie menegaskan komitmen dirinya bersama legislator perempuan lainnya di DPRD setempat untuk terus memperjuangkan hak-hak dan perlindungan terhadap kaum perempuan dan anak. Dia berharap tekad ini juga didukung oleh pemerintah dan semua pihak.