Pulau Patai Barito Timur potensial untuk pengembangan kerbau rawa
Tamiang Layang (ANTARA) - Desa Pulau Patai Kecamatan Dusun Timur Kabupaten Barito Timur Kalimantan Tengah dinilai potensial untuk dijadikan lokasi pengembangan peternakan kerbau rawa untuk mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat.
"Pengembangan kerbau sebagai hewan ternak sangat potensial karena didukung faktir alam dan jika dikembangkan dengan serius akan mampu meningkatkan perekonomian warga," kata Kepala Dinas Pertanian Barito Timur Riza Rahmadi di Tamiang Layang, Senin.
Riza mengatakan, pengembangan kerbau rawa memiliki di Pulai Patai sangat potensial karena didukung beberapa seperti faktor kondisi alam serta ketersediaan tumbuhan hijauan sebagai pakan kerbau.
Menurutnya, diperlukan strategi dalam upaya pengembangan ternak kerbau di Desa Pulai Patai yakni mulai dari rekayasa sosial untuk mengubah pola pemeliharaan ekstensifikasi ke semi intensifikasi. Disamping itu perlu ditingkatkan ketersediaan pejantan bermutu serta penanggulangan pemotongan ternak betina produktif.
Ditambahkan Riza, dari data Badan Pusat Statistik Barito Timur diketahui populasi kerbau rawa di Barito Timur mengalami penurunan setiap tiap tahunnya selama lima tahun terakhir ini.
Hal tersebut disebabkan persentase pemotongan meningkat pada periode yang sama. Oleh karena itu permasalahan utama pengembangan ternak kerbau di Barito Timur adalah pengurangan jumlah populasi.
Ada beberapa faktor penentu utama yang wajib dipertimbangkan untuk pengembangan kerbau rawa diantaranya kekuatan kerbau telah menyatu dengan kehidupan masyarakat Desa Pulau Patai serta memiliki kemampuan adaptasi dan daya guna yang tinggi. Sarana transportasi yang semakin lancar juga memberikan kemudahan.
Faktor yang dinilai menjadi kelemahan adalah dikarenakan pemeliharan ekstensifikasi atau dilepasliarkan sepanjang hari. Dari faktor peluang karena ketersediaan hijauan pakan ternak yang tinggi melalui integrasi dengan perkebunan.
Selain itu, ada pula ancaman munculnya berbagai masalah sosial seperti konflik dengan pemilik kebun dan pencurian, rendahnya ketersediaan pejantan serta tingginya pemotongan ternak betina produktif.
"Strategi pengembangan ternak kerbau perlu dilakukan perubahan. Selain itu perlu ditingkatkan ketersediaan pejantan bermutu serta penanggulangan pemotongan ternak betina produktif," katanya.
Selain itu, pemanfaatan lahan semakin intensif sehingga ketersediaan areal untuk penggembalaan ternak semakin terbatas. Perlu pula ada upaya untuk mengatasinya.
Salah satu upaya yang dilakukan Dinas Pertanian Barito Timur dalam meningkatkan populasi kerbau rawa yakni program inseminasi buatan (IB).
"Semoga dengan adanya perhatian dan pengembangan ternak kerbau ini mampu meningkatkan populasi dan ekonomi kerakyatan masyarakat Kabupaten Barito Timur," demikian Riza.
"Pengembangan kerbau sebagai hewan ternak sangat potensial karena didukung faktir alam dan jika dikembangkan dengan serius akan mampu meningkatkan perekonomian warga," kata Kepala Dinas Pertanian Barito Timur Riza Rahmadi di Tamiang Layang, Senin.
Riza mengatakan, pengembangan kerbau rawa memiliki di Pulai Patai sangat potensial karena didukung beberapa seperti faktor kondisi alam serta ketersediaan tumbuhan hijauan sebagai pakan kerbau.
Menurutnya, diperlukan strategi dalam upaya pengembangan ternak kerbau di Desa Pulai Patai yakni mulai dari rekayasa sosial untuk mengubah pola pemeliharaan ekstensifikasi ke semi intensifikasi. Disamping itu perlu ditingkatkan ketersediaan pejantan bermutu serta penanggulangan pemotongan ternak betina produktif.
Ditambahkan Riza, dari data Badan Pusat Statistik Barito Timur diketahui populasi kerbau rawa di Barito Timur mengalami penurunan setiap tiap tahunnya selama lima tahun terakhir ini.
Hal tersebut disebabkan persentase pemotongan meningkat pada periode yang sama. Oleh karena itu permasalahan utama pengembangan ternak kerbau di Barito Timur adalah pengurangan jumlah populasi.
Ada beberapa faktor penentu utama yang wajib dipertimbangkan untuk pengembangan kerbau rawa diantaranya kekuatan kerbau telah menyatu dengan kehidupan masyarakat Desa Pulau Patai serta memiliki kemampuan adaptasi dan daya guna yang tinggi. Sarana transportasi yang semakin lancar juga memberikan kemudahan.
Faktor yang dinilai menjadi kelemahan adalah dikarenakan pemeliharan ekstensifikasi atau dilepasliarkan sepanjang hari. Dari faktor peluang karena ketersediaan hijauan pakan ternak yang tinggi melalui integrasi dengan perkebunan.
Selain itu, ada pula ancaman munculnya berbagai masalah sosial seperti konflik dengan pemilik kebun dan pencurian, rendahnya ketersediaan pejantan serta tingginya pemotongan ternak betina produktif.
"Strategi pengembangan ternak kerbau perlu dilakukan perubahan. Selain itu perlu ditingkatkan ketersediaan pejantan bermutu serta penanggulangan pemotongan ternak betina produktif," katanya.
Selain itu, pemanfaatan lahan semakin intensif sehingga ketersediaan areal untuk penggembalaan ternak semakin terbatas. Perlu pula ada upaya untuk mengatasinya.
Salah satu upaya yang dilakukan Dinas Pertanian Barito Timur dalam meningkatkan populasi kerbau rawa yakni program inseminasi buatan (IB).
"Semoga dengan adanya perhatian dan pengembangan ternak kerbau ini mampu meningkatkan populasi dan ekonomi kerakyatan masyarakat Kabupaten Barito Timur," demikian Riza.