Dinkes Kalteng waspadai siklus lima tahunan DBD

id Pemprov kalteng, kalteng, dinas kesehatan, dinkes, dbd, demam berdarah, nyamuk, musim hujan, curah hujan tinggi, fogging, siklus lima tahunan

Dinkes Kalteng waspadai siklus lima tahunan DBD

Kepala Dinas Kesehatan Kalteng Suyuti Syamsul. (ANTARA/Muhammad Arif Hidayat)

Palangka Raya (ANTARA) - Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah mewaspadai siklus lima tahunan kasus demam berdarah dengue (DBD) pada tahun 2020.

"Kemungkinan tahun ini adalah siklus lima tahunan demam berdarah," kata Kepala Dinas Kesehatan Kalteng Suyuti Syamsul di Palangka Raya, Minggu.

Potensi terjadinya siklus lima tahunan demam berdarah, berdasarkan pola data yang pihaknya pelajari selama ini terkait kasus tersebut. Biasanya pada siklus lima tahunan tersebut, peningkatan jumlah kasusnya lebih tinggi.

Terkait hal itu pihaknya lebih berhati-hati dan siap membantu pemerintah kabupaten dan kota, agar penderita demam berdarah tidak meningkat secara signifikan. Pihaknya juga terus mendorong pemkab dan pemkot untuk lebih siaga dan waspada.

"Hanya saja yang perlu diketahui publik, pemprov tidak bisa sembarangan masuk menangani kasus yang terjadi di kabupaten dan kota selama belum ada penetapan kasus luar biasa (KLB)," tuturnya.

Suyuti menegaskan, pemprov baru memiliki kewenangan apabila suatu kabupaten dan kota telah menetapkan KLB. Jika salah dalam penggunaan kewenangan, maka berpotensi terjadinya pelanggaran aturan karena adanya pembagian kewenangan.

Untuk itu, selain kesiapsiagaan dari masing-masing pemkab dan pemkot, juga diperlukan kesadaran dari masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitarnya, guna menekan perkembangbiakkan nyamuk DBD.

"Saat ini kita beruntung karena curah hujan dalam beberapa waktu terakhir cukup tinggi. Sebab tingginya curah hujan membuat genangan-genangan air di lingkungan sekitar terbawa oleh aliran air dan menekan perkembangbiakkan nyamuk," ungkap Suyuti.

Hanya saja hal itu bukanlah pembenaran bagi masyarakat untuk tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya. Setiap orang dituntut waspada terhadap DBD, utamanya mencegah perkembangbiakkan nyamuk di berbagai tempat yang potensial.

Terkait fogging atau pengasapan, hal itu tidak pihaknya anjurkan karena bukanlah langkah utama dan efektif dalam mencegah DBD. Fogging dianjurkan hanya pada daerah yang baru saja ditemukan kasus DBD.