Rumah sakit di Kapuas ikut gencar sosialisasikan pencegahan DBD
Kuala Kapuas (ANTARA) - Upaya pencegahan wabah penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah tidak hanya gencar dilakukan Dinas Kesehatan, tetapi juga rumah sakit dan puskesmas di daerah itu.
"Penyakit demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti dan menyerang pada anak-anak maupun orang dewasa dengan gejala utama nyeri otot, tulang, dan sendi serta dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang singkat dan sering menimbulkan wabah," kata dr Dewi Fatmi Januarini, dokter umum di RSUD dr H Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas, Sabtu (25/1).
Hal ini disampaikannya saat memberikan penyuluhan kesehatan rutin Promosi Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS) kepada masyarakat tentang Musim Penghujan Waspada Demam Berdarah Dengue di rumah sakit setempat.
Dewi Fatmi mengatakan, sangat penting bagi masyarakat mengenali nyamuk penular demam berdarah dan cara penanggulangannya. Ciri-ciri nyamuk aedes aegypti, antara lain warna hitam dengan belang-belang putih di seluruh badannya, berbadan kecil, biasanya menggigit pada siang dan sore hari.
Nyamuk jenis ini senang hinggap pada pakaian yang digantung, kelambu serta tempat yang gelap dan lembab. Jentik nyamuk aktif di dalam bak air, posisi jentik nyamuk tegak lurus dengan permukaan air. Gerakan jentik nyamuk naik turun ke atas permukaan air untuk bernafas, dan kemampuan terbang kira-kira 100 meter.
DBD hanya dapat ditularkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti betina yang tersebar luas di rumah-rumah dan tempat-tempat umum.
"Nyamuk ini mendapatkan virus dengue waktu menggigit atau menghisap darah orang yang sakit DBD atau orang yang tidak sakit tetapi dalam darahnya terdapat virus dengue," terang Dewi.
Virus dengue yang terhisap nyamuk aedes aegypti akan berkembang biak dalam tubuh nyamuk. Orang yang digigit nyamuk aedes aegypti yang mengandung virus dengue gejala sakit atau demam setelah empat sampai tujuh hari masa inkubasi.
Bila orang yang ditularkan tidak memiliki daya tahan tubuh yang baik, ia akan segera menderita DBB. Bila nyamuk tersebut menggigit atau menghisap darah orang lain, virus tersebut akan dipindahkan bersama air liur nyamuk ke orang tersebut.
Tanda dan gejala DBD adalah demam tinggi dua sampai tujuh hari disertai menggigil, mual dan muntah, kurang nafsu makan, nyeri pada persendian, serta sakit kepala, pendarahan dibawah kulit berupa bintik-bintik merah pada kulit, mimisan, nyeri perut, terjadi syok atau pingsan pada hari ke tiga sampai tujuh secara berulang-ulang, dengan tanda syok yaitu lemah, kulit dingin, basah dan tidak sadar.
"Tanda bahaya demam berdarah dengue antara lain perdarahan gusi, nyeri perut, muntah darah, penderita tidak sadar, denyut nadi tidak teraba, perdarahan otak, dan segara periksakan diri ke rumah sakit atau sarana pelayanan kesehatan terdekat," katanya.
Pengobatan yang biasanya dilakukan yaitu, penderita banyak minum sekitar 1,5 sampai 2 liter air dalam 24 jam, penambahan cairan tubuh melalui infus diperlukan untuk mencegah dehidrasi, paracetamol untuk keluhan demam, oralit apabila diare dan pemberian obat antibiotik apabila terjadi infeksi.
"Pencegahan DBD yang efektif yaitu dengan program 3M atau menguras, menutup dan mengubur. Pencegahan secara kimia antara lain dengan cara pemberian abatesasi pengasapan atau fogging. Sedangkan pencegahan secara fisik seperti sekurang-kurangnya seminggu sekali dengan cara 3 M plus, yaitu menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air, mengubur atau menyingkirkan benda-benda yang dapat digenangi air seperti ban bekas, kaleng bekas, vas bunga, penampungan air dan lainnya," terangnya.
Selanjutnya, menggunakan obat nyamuk sebelum tidur dan sebelum bepergian, mengganti air vas bunga, tempat minum burung atau tempat lainnya yang sejenis seminggu sekali.
Selain itu, warga perlu memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar atau rusak, menutup lubang pada potongan bambu atau pohon dengan tanah, menaburkan bubuk larvasida atau abate, memelihara ikan pemakan jentik di kolam atau bak penampung air, memasang kawat kasa, menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar, menggunakan kelambu, serta memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk.
"Pencegahan secara biologi yaitu pengendalian biologi antara lain dengan menggunakan ikan pemakan jentik seperti ikan adu atau ikan cupang dan bakteri (Bt.H-14) yaitu agen yang aktif mengendalikan nyamuk," demikian Dewi Fatmi.
"Penyakit demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti dan menyerang pada anak-anak maupun orang dewasa dengan gejala utama nyeri otot, tulang, dan sendi serta dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang singkat dan sering menimbulkan wabah," kata dr Dewi Fatmi Januarini, dokter umum di RSUD dr H Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas, Sabtu (25/1).
Hal ini disampaikannya saat memberikan penyuluhan kesehatan rutin Promosi Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS) kepada masyarakat tentang Musim Penghujan Waspada Demam Berdarah Dengue di rumah sakit setempat.
Dewi Fatmi mengatakan, sangat penting bagi masyarakat mengenali nyamuk penular demam berdarah dan cara penanggulangannya. Ciri-ciri nyamuk aedes aegypti, antara lain warna hitam dengan belang-belang putih di seluruh badannya, berbadan kecil, biasanya menggigit pada siang dan sore hari.
Nyamuk jenis ini senang hinggap pada pakaian yang digantung, kelambu serta tempat yang gelap dan lembab. Jentik nyamuk aktif di dalam bak air, posisi jentik nyamuk tegak lurus dengan permukaan air. Gerakan jentik nyamuk naik turun ke atas permukaan air untuk bernafas, dan kemampuan terbang kira-kira 100 meter.
DBD hanya dapat ditularkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti betina yang tersebar luas di rumah-rumah dan tempat-tempat umum.
"Nyamuk ini mendapatkan virus dengue waktu menggigit atau menghisap darah orang yang sakit DBD atau orang yang tidak sakit tetapi dalam darahnya terdapat virus dengue," terang Dewi.
Virus dengue yang terhisap nyamuk aedes aegypti akan berkembang biak dalam tubuh nyamuk. Orang yang digigit nyamuk aedes aegypti yang mengandung virus dengue gejala sakit atau demam setelah empat sampai tujuh hari masa inkubasi.
Bila orang yang ditularkan tidak memiliki daya tahan tubuh yang baik, ia akan segera menderita DBB. Bila nyamuk tersebut menggigit atau menghisap darah orang lain, virus tersebut akan dipindahkan bersama air liur nyamuk ke orang tersebut.
Tanda dan gejala DBD adalah demam tinggi dua sampai tujuh hari disertai menggigil, mual dan muntah, kurang nafsu makan, nyeri pada persendian, serta sakit kepala, pendarahan dibawah kulit berupa bintik-bintik merah pada kulit, mimisan, nyeri perut, terjadi syok atau pingsan pada hari ke tiga sampai tujuh secara berulang-ulang, dengan tanda syok yaitu lemah, kulit dingin, basah dan tidak sadar.
"Tanda bahaya demam berdarah dengue antara lain perdarahan gusi, nyeri perut, muntah darah, penderita tidak sadar, denyut nadi tidak teraba, perdarahan otak, dan segara periksakan diri ke rumah sakit atau sarana pelayanan kesehatan terdekat," katanya.
Pengobatan yang biasanya dilakukan yaitu, penderita banyak minum sekitar 1,5 sampai 2 liter air dalam 24 jam, penambahan cairan tubuh melalui infus diperlukan untuk mencegah dehidrasi, paracetamol untuk keluhan demam, oralit apabila diare dan pemberian obat antibiotik apabila terjadi infeksi.
"Pencegahan DBD yang efektif yaitu dengan program 3M atau menguras, menutup dan mengubur. Pencegahan secara kimia antara lain dengan cara pemberian abatesasi pengasapan atau fogging. Sedangkan pencegahan secara fisik seperti sekurang-kurangnya seminggu sekali dengan cara 3 M plus, yaitu menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air, mengubur atau menyingkirkan benda-benda yang dapat digenangi air seperti ban bekas, kaleng bekas, vas bunga, penampungan air dan lainnya," terangnya.
Selanjutnya, menggunakan obat nyamuk sebelum tidur dan sebelum bepergian, mengganti air vas bunga, tempat minum burung atau tempat lainnya yang sejenis seminggu sekali.
Selain itu, warga perlu memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar atau rusak, menutup lubang pada potongan bambu atau pohon dengan tanah, menaburkan bubuk larvasida atau abate, memelihara ikan pemakan jentik di kolam atau bak penampung air, memasang kawat kasa, menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar, menggunakan kelambu, serta memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk.
"Pencegahan secara biologi yaitu pengendalian biologi antara lain dengan menggunakan ikan pemakan jentik seperti ikan adu atau ikan cupang dan bakteri (Bt.H-14) yaitu agen yang aktif mengendalikan nyamuk," demikian Dewi Fatmi.