Harga gula tinggi di pasaran, warga Sampit serbu Bulog
Sampit (ANTARA) - Masih tingginya harga gula di pasaran Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, membuat penjualan gula di kantor Bulog Sub Divisi Regional Sampit langsung diserbu warga karena harganya jauh lebih murah.
"Terakhir saya membeli gula di pasar masih Rp18.000, sedangkan di sini hanya Rp12.500 per kilogram. Lumayan banyak selisihnya, makanya saya membelinya ke sini, meski harus antre," kata Lia, seorang warga Sampit, Senin.
Pantauan di kantor Bulog Sub Divisi Regional Sampit di Jalan HM Arsyad, puluhan warga sudah antre padahal penjualan gula baru dimulai pukul 10.00 WIB. Saat petugas mulai membuka pintu, warga berdesak untuk bisa lebih dulu membeli gula.
Peringatan petugas agar menjaga jarak untuk mencegah penularan COVID-19, tidak digubris. Warga tetap berdesakan, namun ada pula warga yang sadar dan mengikuti arahan petugas untuk menjaga jarak.
Saat tahap pertama, penjualan sempat dibatasi maksimal enam kilogram per orang. Namun warga terus berdatangan sehingga petugas memutuskan membatasi penjualan maksimal hanya empat kilogram per orang.
"Tidak apa-apa cuma empat kilogram, yang penting harganya masih lebih murah dibanding beli di pasar. Kami berharap ini rutin dilaksanakan sampai harga di pasar kembali turun," harap Rusnah, warga lainnya.
Kepala Seksi Akuntansi Perum Bulog Sub Divisi Regional Sampit Fetrus Rholando mengaku tidak menyangka sambutan masyarakat sangat antusias. Kejadian ini mereka evaluasi dengan menerapkan secara ketat protokol kesehatan pencegahan COVID-19, khususnya dengan menjaga jarak jika terjadi antrean.
Baca juga: Anak 12 tahun di Kotim positif COVID-19
"Saat ini kebutuhan gula meningkat dan harga di pasaran tinggi. Kami lihat harga gula di pasar masih tinggi sehingga kami tetap menjual gula secara eceran dengan pembatasan," kata Fetrus Rholando.
Dia menyebutkan, Bulog Sampit pekan ini baru menerima 75 ton gula yang didatangkan dari Jawa. Sebanyak 75 ton gula juga sedang di perjalanan menuju Sampit sehingga stok diperkirakan cukup hingga lebaran Idul Fitri nanti.
Pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan untuk melakukan pasar murah gula dengan tetap memperhatikan protokol pencegahan COVID-19. Distribusi gula diharapkan merata sehingga masyarakat bisa terbantu.
"Harga gula di pasaran rata-rata masih tinggi dan di atas HET mulai dari Rp16.000 sampai Rp18.000/kg. Harapan kami harga gula di pasaran turun sesuai dengan HET pemerintah yaitu Rp12.500/kg," demikian Fetrus Rholando.
Baca juga: Pemkab Kotim tetap rasionalisasi anggaran DPRD
Baca juga: Bupati Kotim sarankan pilkada serentak ditunda
"Terakhir saya membeli gula di pasar masih Rp18.000, sedangkan di sini hanya Rp12.500 per kilogram. Lumayan banyak selisihnya, makanya saya membelinya ke sini, meski harus antre," kata Lia, seorang warga Sampit, Senin.
Pantauan di kantor Bulog Sub Divisi Regional Sampit di Jalan HM Arsyad, puluhan warga sudah antre padahal penjualan gula baru dimulai pukul 10.00 WIB. Saat petugas mulai membuka pintu, warga berdesak untuk bisa lebih dulu membeli gula.
Peringatan petugas agar menjaga jarak untuk mencegah penularan COVID-19, tidak digubris. Warga tetap berdesakan, namun ada pula warga yang sadar dan mengikuti arahan petugas untuk menjaga jarak.
Saat tahap pertama, penjualan sempat dibatasi maksimal enam kilogram per orang. Namun warga terus berdatangan sehingga petugas memutuskan membatasi penjualan maksimal hanya empat kilogram per orang.
"Tidak apa-apa cuma empat kilogram, yang penting harganya masih lebih murah dibanding beli di pasar. Kami berharap ini rutin dilaksanakan sampai harga di pasar kembali turun," harap Rusnah, warga lainnya.
Kepala Seksi Akuntansi Perum Bulog Sub Divisi Regional Sampit Fetrus Rholando mengaku tidak menyangka sambutan masyarakat sangat antusias. Kejadian ini mereka evaluasi dengan menerapkan secara ketat protokol kesehatan pencegahan COVID-19, khususnya dengan menjaga jarak jika terjadi antrean.
Baca juga: Anak 12 tahun di Kotim positif COVID-19
"Saat ini kebutuhan gula meningkat dan harga di pasaran tinggi. Kami lihat harga gula di pasar masih tinggi sehingga kami tetap menjual gula secara eceran dengan pembatasan," kata Fetrus Rholando.
Dia menyebutkan, Bulog Sampit pekan ini baru menerima 75 ton gula yang didatangkan dari Jawa. Sebanyak 75 ton gula juga sedang di perjalanan menuju Sampit sehingga stok diperkirakan cukup hingga lebaran Idul Fitri nanti.
Pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan untuk melakukan pasar murah gula dengan tetap memperhatikan protokol pencegahan COVID-19. Distribusi gula diharapkan merata sehingga masyarakat bisa terbantu.
"Harga gula di pasaran rata-rata masih tinggi dan di atas HET mulai dari Rp16.000 sampai Rp18.000/kg. Harapan kami harga gula di pasaran turun sesuai dengan HET pemerintah yaitu Rp12.500/kg," demikian Fetrus Rholando.
Baca juga: Pemkab Kotim tetap rasionalisasi anggaran DPRD
Baca juga: Bupati Kotim sarankan pilkada serentak ditunda