Kuala Kurun (ANTARA) - Bupati Gunung Mas, Kalimantan Tengah Jaya S Monong melalui Kepala Dinas Kesehatan setempat Maria Efianti mengatakan bahwa pemerintah kabupaten itu memperbanyak desa/kelurahan sebagai lokus intervensi stunting atau kekerdilan pada balita akibat kekurangan gizi pada tahun 2021 mendatang.
Pada tahun 2020 ini sudah ada 10 desa/kelurahan di Kabupaten Gumas yang telah ditetapkan sebagai lokus intervensi stunting dan pada tahun 2021 mendatang akan ditambah 10 desa/kelurahan, kata Maria di Kuala Kurun, Jumat.
“Jadi seluruhnya 20 desa/kelurahan. Tapi itu bukan cerminan angka stunting di Kabupaten Gumas menjadi naik. Intinya bagaimana kita mengintervensi, semakin banyak desa/kelurahan semakin bagus, disesuaikan dengan ketersediaan dana, serta sarana prasarana yang ada,” ucapnya.
Baca juga: PKK Gumas dorong pembentukan Dasa wisma di desa/kelurahan yang menjadi locus stunting
Dia menerangkan, penambahan 10 desa/kelurahan sebagai lokus stunting sudah disepakati saat pelaksanaan Rembuk Stunting tingkat Kabupaten Gumas, di Kuala Kurun, Rabu (3/6) lalu. Tentunya kesepakatan tersebut telah melalui berbagai diskusi yang dilakukan sebelumnya.
Saat pelaksanaan rembuk stunting juga disepakati adanya komitmen penurunan stunting yang ditandatangani oleh Bupati Gumas, perwakilan DPRD, kepala desa, pimpinan perangkat daerah terkait, perwakilan sektor non pemerintah, dan masyarakat.
“Selama pelaksanaan kegiatan juga dibahas situasi perkembangan stunting dari 2013 sampai saat ini, kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya, serta masukan dan saran dari berbagai pemangku kepentingan,” bebernya.
Baca juga: 10 desa/kelurahan di Gumas jadi lokasi fokus penurunan stunting
Selanjutnya ada rencana kegiatan intervensi terintegrasi penurunan stunting yang telah disepakati oleh lintas sektor, untuk dimuat dalam Rencana Kerja Perangkat Daerah tahun 2021. Hasil rembuk stunting menjadi menjadi dasar gerakan penurunan stunting Kabupaten Gumas.
Adapun desa/kelurahan yang menjadi lokus pada tahun 2002 ini adalah Desa Tumbang Langgah di Kecamatan Rungan Barat, Bereng Jun di Kecamatan Manuhing, Hantapang di Kecamatan Rungan Hulu, Linau dan Tumbang Baringei di Kecamatan Rungan.
Lalu Rangan Hiran di Kecamatan Miri Manasa, Kelurahan Tumbang Marikoi di Kecamatan Damang Batu, Tumbang Pasangon di Kecamatan Kahayan Hulu Utara (Kahut), serta Teluk Nyatu dan Kelurahan Tampang Tumbang Anjir di Kecamatan Kurun.
Sedangkan 10 desa/kelurahan yang menjadi lokus stunting pada tahun 2021 mendatang adalah Tumbang Sian dan Tumbang Tanjungan di Kecamatan Kahut, Buntoi di Kecamatan Miri Manasa, Tumbang Bahanei dan Tumbang Kuayan di Kecamatan Rungan Barat.
“Kemudian Sumur Mas di Kecamatan Tewah, Tanjung Riu di Kecamatan Kurun, Kelurahan Tumbang Rahuyan di Kecamatan Rungan Hulu, Luwuk Tukau di Kecamatan Manuhing Raya, dan Rangan Tate di Kecamatan Mihing Raya,” jelas Maria.
Baca juga: PKK kecamatan hingga desa/kelurahan di Gumas diminta turut atasi stunting
Baca juga: BKKBN dan Pemprov tingkatkan kolaborasi guna tangani kekerdilan
Baca juga: Prevalensi stunting di Gunung Mas capai 38,21 persen
Berita Terkait
DPRD dan Pemkab Gumas sepakat bahas tujuh raperda
Selasa, 12 November 2024 15:19 Wib
Sejumlah fraksi DPRD Gumas desak pemkab segera salurkan beasiswa mahasiswa
Selasa, 12 November 2024 15:10 Wib
Fraksi Golkar DPRD Gumas minta dana desa disalurkan tepat waktu
Selasa, 12 November 2024 15:06 Wib
Kodim 1016 terima senpi rakitan dari warga Kabupaten Gunung Mas
Selasa, 12 November 2024 14:56 Wib
Bapemperda: Raperda tentang keolahragaan pacu pembinaan dan prestasi Gunung Mas
Senin, 11 November 2024 14:26 Wib
DPRD Gumas ajukan raperda inisiatif terkait angkutan hasil produksi PBS
Senin, 11 November 2024 14:20 Wib
Pemkab Gumas terus pacu kapasitas pelatih olahraga
Senin, 11 November 2024 13:12 Wib
Pemkab sampaikan Raperda APBD Gumas 2025, berikut jabarannya
Senin, 11 November 2024 13:05 Wib