Poktan di Gumas berhasil tanam jagung hibrida secara manual

id Dprd gumas, gunung mas, kuala kurun, pertanian, perkebunan, jagung, jagung hibrida, poktan sumber makmur, manuhing

Poktan di Gumas berhasil tanam jagung hibrida secara manual

Wakil Ketua I DPRD Gumas Binartha (tengah) menghadiri panen jagung hibrida di lahan milik Poktan Sumber Makmur di Desa Bangun Sari, Kecamatan Manuhing, Sabtu, (26/8/2020). (ANTARA/Ho-BPP Manuhing)

Kuala Kurun (ANTARA) - Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah Binartha, mengapresiasi Kelompok Tani Sumber Makmur di Desa Bangun Sari, Kecamatan Manuhing yang berhasil menanam jagung hibrida secara manual.

“Poktan Sumber Makmur berhasil menanam jagung hibrida secara manual, yakni tanpa dukungan alat mesin pertanian yang memadai,” ucapnya saat dihubungi dari Kuala Kurun, Selasa.

Politisi Partai Golongan Karya ini menyebut, keberhasilan Poktan Sumber Makmur melakukan tanam jagung hibrida, dibuktikan dengan dilakukannya panen jagung hibrida pada Sabtu (26/9) lalu.

Dia berharap keberhasilan Poktan Sumber Makmur dalam tanam jagung hibrida, memacu poktan lain di daerah itu agar semangat dan sungguh-sungguh menjalankan program tanam jagung.

“Bayangkan saja, Poktan Sumber Makmur menanam secara manual namun terbukti berhasil. Semoga poktan ini menjadi contoh bagi poktan lain,” kata pria kelahiran Kelurahan Tumbang Talaken, Kecamatan Manuhing ini.

Menurut dia, keberhasilan Poktan Sumber Makmur tak lepas dari dukungan berbagai pihak, termasuk pemerintah desa. Dia berharap kedepan poktan tersebut semakin maju dan berhasil melakukan tanam jagung hibrida.

Lebih lanjut, Binartha juga berharap kedepan keberadaan alsintan dapat dirasakan manfaatnya secara merata bagi seluruh poktan yang ada di kabupaten bermotto Habangkalan Penyang Karuhei Tatau.

Koordinator Balai Penyuluh Pertanian Manuhing Sastradi mengatakan, Poktan Sumber Makmur mulai menanam jagung hibrida pada akhir Mei 2020 dan mulai panen pada akhir September 2020.

Poktan Sumber Makmur melakukan tanam jagung hibrida di lahan seluas tujuh hektare dan setengah dari luas lahan sudah dipanen. Poktan juga belum memutuskan apakah hasil panen digunakan sendiri atau dijual, tergantung perkiraan keuntungan dari beberapa pilihan.

Dia menyebut, Poktan Sumber Makmur melakukan penanaman jagung hibrida secara manual, mengingat alsintan yang tersedia jumlahnya terbatas, serta juga digunakan oleh poktan dari kecamatan lain dan beberapa alasan lainnya.

Terpisah, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura pada Dinas Pertanian Gumas, Herianto mengatakan jumlah alsintan yang ada di kabupaten itu memang terbatas dan penggunaan alsintan disesuaikan luasan lahan pertanian.

Menurut dia, sebaran luasan untuk tanam jagung mayoritas berada di Kecamatan Kurun, disusul Tewah, baru tersebar di kecamatan lain. Hal itu menjadi salah satu penyebab sebaran alsintan lebih banyak bagi poktan di Kurun dan Tewah.

“Walau demikian, kepala daerah sudah memikirkan dan menyusun strategi, agar poktan di setiap kecamatan memanfaatkan alsintan, sehingga memudahkan petani bercocok tanam,” demikian Herianto.