Ikan asin jadi pengusir kejenuhan di Posko Satgas Penanganan COVID-19

id Ikan asin jadi pengusir kejenuhan di Posko Satgas Penanganan COVID-19, Kotim, Sampit, pemkab Kotim, Multazam, Kotawaringin Timur

Ikan asin jadi pengusir kejenuhan di Posko Satgas Penanganan COVID-19

Sejumlah pegawai menyiapkan bahan masakan untuk makan bersama petugas di Posko Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur. ANTARA/HO-Diskominfo Kotim

Sampit (ANTARA) - Jarum jam menunjukkan pukul 07.00 WIB, kesibukan baru mulai terlihat di salah satu sudut area kantor Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, yang sudah hampir delapan bulan ini dijadikan Posko Penanganan COVID-19.

Sejumlah pegawai terlihat sibuk menyiapkan bumbu dapur, sebagian lagi membersihkan ikan, kemudian memasaknya. Tidak hanya pegawai perempuan, pegawai laki-laki pun turut asyik membantu kegiatan baru itu.

Begitulah rutinitas baru di Posko Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur. Sudah hampir sebulan ini, pegawai menyiapkan sendiri konsumsi untuk mereka makan saat siang hingga malam nanti.

Ini cukup berbeda karena biasanya mereka mengonsumsi makanan yang dipesan dari penyedia jasa yang disajikan dalam kotak. Namun kini mereka memasak sendiri makanan yang akan mereka konsumsi bersama di posko tersebut.

"Sudah sejak awal bulan (Oktober) tadi mulai memasak sendiri. Asyik juga. Ada rutinitas baru. Jadi siapa yang kebetulan sedang longgar, bisa membantu mereka yang sedang bertugas memasak di dapur," kata Ira, salah seorang pegawai setempat, Selasa.

Begitulah rutinitas baru di posko yang terletak di Jalan Achmad Yani, Sampit tersebut. Posko ini tidak pernah sepi karena ada petugas yang piket bergantian hingga malam hari.

Bupati Supian Hadi juga sengaja membuat kebijakan absensi pejabat eselon dipusatkan di posko tersebut. Tujuannya agar para pemangku kepentingan itu juga terus ikut memantau perkembangan kondisi penanganan COVID-19, setidaknya ketika mereka mengisi absen elektronik pada pagi dan sore hari.

Setiap hari, menu makanan yang dimasak untuk petugas di posko, dibuat bervariasi. Terkadang mereka berembug untuk menyiapkan menu makanan esok hari. Ada pula yang terkadang membawa sendiri bahan makanan sesuai selera, untuk dimasak bersama.

Jadilah ikan asin, petai dan lainnya, menjadi warna-warni makanan yang dimasak untuk disantap bersama. Makanan disajikan di piring, bukan dalam kotak, seperti yang sudah-sudah.

Memasak sendiri makanan yang akan dikonsumsi bersama, bukan karena anggaran konsumsi sudah habis. Tapi, ini adalah salah satu cara mereka menciptakan suasana baru untuk sedikit mengusir kejenuhan yang terkadang datang mendera.

Bayangkan, sudah hampir 7,5 bulan mereka menjalani rutinitas yang padat dalam menangani pandemi COVID-19. Posko mulai diaktifkan setelah pemerintah daerah menetapkan status tanggap darurat pandemi COVID-19 pada 16 Maret 2020.

Mereka yang ditugaskan di posko berasal dari berbagai instansi, termasuk TNI, Polri bahkan lembaga adat dengan pengaturan jadwal jaga hingga malam hari. Posko tetap beroperasi hingga saat ini meski sudah berubah nama dari Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 menjadi Posko Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur.

Sangat manusiawi jika terkadang rasa jenuh datang di tengah padatnya kegiatan. Untuk itulah berbagai cara dilakukan agar setidaknya bisa sedikit mengusir rasa jenuh itu.

"Salah satu caranya yaitu memasak sendiri makanan yang akan dikonsumsi. Ada yang membawa ikan asin dan bahan makanan lainnya. Menyesuaikan selera. Bosan juga makan nasi kotak terus. Tapi ini juga soal suasananya. Alhamdulillah ini cukup memberi suasana baru di posko," kata Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 yang juga Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kotawaringin Timur, Multazam.

Multazam bercerita, banyak hal yang mereka alami dan rasakan selama posko berdiri. Mereka harus berpacu dengan waktu untuk mencegah penularan COVID-19 meluas, menghadapi beragam tanggapan apatis sebagian warga, hingga berhadapan dengan warga yang sinis karena kepentingannya terganggu oleh pendisiplinan penegakan protokol kesehatan.

Masyarakat terkadang tidak mau tahu bahwa petugas yang tergabung dalam Satuan Tugas Penanganan COVID-19 rela mengambil risiko tugas berhadapan dengan virus yang bisa saja menulari petugas dan keluarganya. Risiko yang juga dialami tim medis dan kesehatan yang menangani pasien terkonfirmasi positif COVID-19 yang bertugas di ruang isolasi RSUD dr Murjani Sampit dan Klinik Islamic Center.

Ketika ditemukan ada warga yang terkonfirmasi positif COVID-19, petugas harus cepat turun ke lapangan melakukan pelacakan. Mereka menelusuri riwayat kontak erat pasien dengan keluarga dan orang-orang lainnya.

Warga yang ada baru kontak erat dengan pasien, harus segera diperiksa untuk mengetahui apakah mereka juga tertular COVID-19 atau tidak. Ini harus dilakukan dengan cepat karena jika terlambat, potensi penularannya akan semakin tinggi akibat kontak dengan orang lain.

Baca juga: Pasien COVID-19 meninggal dunia di Kotim jadi delapan orang

Meski malam hari dan cuaca hujan, pelacakan itu harus dilakukan dengan cepat. Petugas rela mengambil risiko ini demi menyelamatkan masyarakat agar penularan COVID-19 tidak terus meluas.

"Banyak tim medis kita yang terjangkit COVID-19. Ada perawat, dokter dan petugas lainnya. Ini risiko yang harus kami tanggung dalam menangani COVID-19. Kami berharap, masyarakat jangan mengabaikan pengorbanan ini. Tolong bantu pemerintah, kita bersama-sama mencegah dan memutus mata rantai penularan COVID-19 ini," kata Multazam.

Hingga Senin (26/10), jumlah warga Kotawaringin Timur yang terjangkit COVID-19 sebanyak 357 orang, terdiri dari 317 orang sudah sembuh, 32 orang masih dirawat, dan delapan orang meninggal dunia. Data ini diperbarui setiap pukul 12.00 WIB.

Multazam mengimbau masyarakat tetap mewaspadai penularan COVID-19 karena pandemi virus mematikan ini belum berakhir. Menjalankan protokol kesehatan adalah cara terbaik untuk mencegah penularan.

Masyarakat diingatkan untuk menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah, menjaga jarak, menghindari kerumunan, sering mencuci tangan menggunakan sabun atau sanitizer, menjaga asupan gizi serta rutin berolahraga dan istirahat teratur untuk menjaga imunitas tubuh.

Ancaman penularan COVID-19 tidak boleh dianggap remeh, namun jangan pula membuat paranoid. Jalankan protokol kesehatan dengan baik agar terhindar dari penularan COVID-19. Optimisme harus terus digelorakan bahwa pandemi ini akan bisa segera diatasi dengan baik.

Baca juga: DPRD Kotim hargai keputusan dibukanya kembali sekolah

Baca juga: Pembukaan sekolah di Kotim diharapkan tidak timbulkan kluster baru COVID-19